Headline
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
BATIK adalah hasil karya bangsa Indonesia yang merupakan perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia yang sekarang hasilnya telah mendunia. Indonesia memiliki beragam motif batik yang mengandung makna dan filosofi dari berbagai adat istiadat maupun budaya yang ada.
Motif batik adalah corak atau pola yang merupakan kerangka gambar pada batik yang terdiri atas perpaduan garis, bentuk, dan isen. Motif batik yang berkembang di Indonesia antara lain motif manusia, hewan, dan tumbuhan. Salah satu daerah yang memiliki motif batik terkenal ialah Cirebon dengan motif Mega Mendung-nya.
Batik termasuk karya seni rupa dua dimensi (2D) yang bisa kita nikmati keindahannya melalui indra penglihatan. Batik juga menjadi salah satu cendera mata yang banyak diminati oleh para turis mancanegara yang berkunjung ke Indonesia. Berkat keindahannya yang telah mendunia, batik mendapatkan pengakuan dari UNESCO pada 2009 karena dinilai sebagai warisan kemanusiaan dalam budaya lisan dan budaya nonbendawi.
Di era globalisasi seperti saat ini, banyak produk lokal yang mulai tergeser dengan produk-produk luar. Sebab itu, penting bagi seluruh masyarakat untuk melestarikan kebudayaan-kebudayan Indonesia, termasuk batik.
Salah satu cara yang dapat kita lakukan untuk melestarikan batik ialah menumbuhkan semangat dalam berpakaian batik. Selain itu, kita juga dapat memperkenalkan batik kepada anak-anak sejak usia dini.
Belajar sambil bermain merupakan salah satu cara yang tepat agar anak mau mengenal dan mempelajari batik. Anak-anak bisa diajak menggambar motif batik kemudian mewarnainya, bahkan bisa juga dengan mengajak anak membatik di beberapa tempat sentral batik daerah.
Batik yang memilki keindahan secara visual tentu saja akan sangat menarik bagi anak-anak pada umumnya. Namun, bagaimanakah dengan anak-anak yang memiliki keterbatasan ataupun merupakan penyandang tunanetra? Bisakah mereka mengenal motif batik yang indah dan beragam tersebut?
Tunanetra terbagi ke dalam dua tipe, yakni tunanetra total (totally blind) dan tunanetra sebagian (low vision) atau dalam kata lain mereka masih memiliki sisa penglihatan yang bisa dioptimalkan.
Dalam sudut pandang pendidikan, mereka yang termasuk ke dalam tunanetra total memerlukan alat bantu khusus agar dapat mengakses pelajaran yang disajikan secara visual. Salah satunya tulisan Braille. Tulisan yang dibuat oleh Louis Braille ini berupa titik-titik timbul yang digunakan oleh tunanetra untuk bisa membaca menggunakan ujung-ujung jarinya sebagai pengganti mata.
Anak-anak tunanetra mengandalkan indra-indra lainnya yang masih berfungsi untuk dapat mengakses informasi yang ada di lingkungan sekitar. Beberapa di antaranya ialah indra pendengaran, perabaan, hingga penciuman. Kebanyakan tunanetra memerlukan benda-benda konkret (nyata) untuk dapat membentuk suatu konsep yang ada.
Mereka perlu menyentuh langsung benda yang diperkenalkan. Saat mereka menyentuh bendanya, maka mereka akan meraba bendanya secara utuh kemudian akan dibagi ke dalam beberapa bagian dari benda tersebut, lalu akan disatukan kembali menjadi sebuah konsep benda oleh mereka sendiri (belajar secara induktif; khusus-umum).
Untuk dapat dikenalkan dengan batik yang motifnya hanya bisa dinikmati secara visual, maka anak-anak tunanetra khususnya anak-anak dengan totally blind memerlukan media taktual yang bisa memfasilitasi mereka untuk dapat mengakses ragam motif batik tersebut.
Tiga buku
Melalui KIBA (Kelas Ilustrasi Buku Anak) Prodi Desain Komunikasi Visual –Fakultas Seni Rupa dan Desain (DKV-FSRD), Institut Teknologi Bandung, di pertengahan tahun 2021 dirancang sebuah buku taktil dengan 3D printing tentang motif batik Cirebon. Buku taktil dengan 3D printing ini dirancang agar anak-anak tunanetra dapat memiliki pengalaman secara taktual tentang motif batik yang ada.
Motif 3D yang disediakan merupakan bentuk dari beberapa motif batik Cirebon yang dibuatkan agar bisa diraba. Selain itu, dalam buku-buku karya dosen dan mahasiswa ITB ini pun dilengkapi dengan satu kata dalam bentu teks Braille sehingga memudahkan anak tunanetra untuk mengenal motif atau bentuk yang sedang mereka raba.
Buku ini didesain secara digital, kemudian ada bagian yang dicetak dengan 3D printing. Di penghujung akhir 2021, telah tiga buku selesai dibuat, yakni:
1) Wiih… Ada Kluwih!. Buku ini mengenalkan motif batik Godhong Kluwih.
2) Menjelajah Taman Arum. Buku ini mengenalkan motif batik Taman Arum.
3) Bernyanyi Bersama Batik Cirebon. Buku ini mengenalkan motif batik Mega Mendung, Paksi Naga Liman, dan Naga Seba.
Ketiga buku tersebut juga sudah diujicobakan di dua sekolah yang ada di Bandung dan Cirebon. Uji coba atau field testing di Bandung berlangsung di Pusat PelayananTerpadu Low Vision (Low Vision Center) yang berlokasi di Jalan Pajajaran, satu wilayah dengan Kompleks Wyata Guna.
Di sana kami mengenalkan buku-buku ini kepada anak-anak tunanetra usia dini (di bawah 6 tahun). Sementara itu, untuk field testing di Cirebon berlangsung di Sekolah Luar Biasa Beringin Bhakti, khususnya pada anak-anak tunanetra kelas 1-6 SD.
Dalam pelaksanaan field testing, anak-anak sangat tertarik dengan buku yang kami bawa. Mereka sangat antusias saat dibacakan buku sambil mereka bisa meraba 3D printing yang ada.
Selain itu, buku ini juga menarik bagi mereka karena sekaligus berkenalam dengan sejumlah kata dalam bentuk tulisan Braille. Buku taktil dengan 3D printing ini membuat anak lebih berpartisipasi aktif saat buku dibacakan.
Selain mendapatkan pengalaman dari cerita yang baru, anak juga mendapatkan pengalaman taktual tentang motif batik. Anak-anak di Sekolah Beringin Bhakti Cirebon yang terlibat dalam field testing ini pun memberikan kesan yang positif terhadap buku-buku yang ada. Saat diberikan kesempatan membaca salah satu buku, mereka menjadi penasaran dengan buku yang lainnya. (M-1)
Lebih dari sekadar karya tulis, buku karya Connie Rahakundini Bakrie ini adalah seruan dan ajakan untuk membangkitkan kesadaran kolektif bangsa akan makna sejati berbangsa dan bernegara.
Hingga Juni 2024, telah disalurkan 490 Al-Qur’an dan 13.790 buku tulis ke sekolah-sekolah dasar di wilayah Tangerang.
Buku ini bukan hanya kumpulan resep, melainkan potret kehidupan harian masyarakat Indonesia dari sudut pandang kuliner.
ASTA Index mengatasi keterbatasan metode pengukuran konvensional yang hanya fokus pada indikator makro.
Buku tersebut merupakan bagian dari komitmen dan kontribusi IFSR dalam mendukung pelaksanaan MBG yang telah ditetapkan sebagai program prioritas Presiden Prabowo Subianto.
Literasi digital tak hanya mampu menggunakan perangkat tetapi juga tentang mampu mengevaluasi informasi secara kritis.
Era Soekamto mengatakan akan terus melestarikan dan mempromosikan batik melalui karya-karya rancangannya sebagai seorang desainer serta menghadirkan platform Nusantara Wisdom.
Bangunan ini telah bertransformasi menjadi banyak tempat di antaranya tempat tinggal dokter gigi pertama Indonesia dan sekarang hadir sebagai restoran Bunga Rampai
Melalui program Desa BRILiaN, BRI mendukung pengembangan UMKM Batik Parang Kaliurang di Sleman.
Motif Wakaroros bukan sekadar corak estetis. Ia adalah narasi visual masyarakat Dayak Basap, suku adat yang hidup berdampingan dengan rimba Karst Sangkulirang-Mangkalihat.
Dengan tagline produk “When Art Meets Performance”, laptop ini tidak hanya unggul secara teknologi tetapi juga membawa identitas budaya dalam perangkat modern.
Di tengah derasnya arus modernisasi dan gempuran teknik percetakan dalam industri batik, Aisha Nadia tetap teguh menjaga warisan budaya batik tulis tradisional.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved