HAMPIR semua jenis topi pernah digunakan gitaris Padi, Piyu, untuk menutupi rambutnya yang rontok dan kepalanya yang mulai botak. Hingga ia pun menjadi bosan.
Pria berusia 49 tahun itu sempat memangkas pendek rambutnya agar terlihat lebih natural saat memakai topi. Namun, hal itu tidak menyelesaikan masalah. Ia pun memutuskan untuk melakukan transplantasi rambut atau tanam rambut, mengikuti jejak rekan selebritas lain seperti Anang Hermansyah, Kevin Aprilio, dan Kaka Slank.
"Supaya nanti rambut saya bisa panjang lagi, bisa gondrong lagi, dan menambah kepercayaan diri lagi karena dengan begitu saya enggak perlu memakai topi lagi," ucap Piyu, belum lama ini.
Dokter spesialis kulit dan kelamin, Reza Yuridian Purwoko menjelaskan kerontokan yang parah disebut alopecia totalis atau universalis terjadi ketika tidak ada akar rambut sama sekali di area kerontokan. Kondisi ini membutuhkan penanganan khusus.
"Jika hal ini terjadi, kerontokan tidak bisa diatasi lagi dengan hair tonic atau obat. Harus transplantasi rambut,” ujar Reza kepada Media Indonesia, Senin (8/8).
Baca juga : Piyu Berupaya Mengatasi Kebotakan
Baca juga: Manfaat Air Beras untuk Kesehatan dan Keindahan Rambut
Transplantasi rambut dilakukan dengan memindahkan rambut dari area donor (area yang masih lebat) menuju bagian yang mengalami kerontokan. Misalnya, area yang masih lebat itu umumnya bagian belakang kepala, ke bagian resipien atau penerima, yaitu bagian yang mengalami kerontokan rambut parah, yang tersering bagian depan kepala dekat dahi, dan tepi pinggiran pelipis kanan kiri.
Jika rambut yang menjadi donor dianggap layak dan kulit tempat baru penanaman juga dinilai dalam kondisi bagus dan subur, barulah transplantasi bisa disetujui. “Setelah disetujui, dimulai pembiusan lokal setempat pada area rambut yang mau diambil, setelah diambil, dilakukan pembiusan kembali pada kulit penerima yang perlu tambahan rambut karena sudah kosong atau kebotakan. Lalu, ditanam atau ditransplantasikan," terang dokter sekaligus dosen Magister Biomedik di Peminatan Stem Cells FKUI itu.
Pascatindakan
Untuk biaya transplantasi rambut, Reza mengungkapkan biayanya cukup variatif, dimulai dari kisaran Rp50 ribu-Rp100 ribu per helai rambut. “Bervariasi tergantung teknik, baik alat maupun tiap klinik berbeda tiap daerah. Namun, biasanya range kurang lebih Rp50 ribu-Rp100 ribu per helai rambut dengan minimal 100 helai per satu kali tindakan,” ungkapnya.
Setelah operasi tanam rambut, pasien akan diminta jangan sampai rambut barunya copot dengan tidak keramas terlalu keras dulu selama 1-3 bulan, hingga rambut tertanam kuat dan aktivitas seperti biasa kembali.
Biasanya setelah melakukan transplantasi rambut, kata Reza, dokter spesialis kulit akan tetap memberikan nutrisi rambut dan kulit tempat rambut tersebut ditanam tadi tetap baik selama minimal setahun ke depan.
Mungkin saja setelah prosedur dilakukan, kulit kepala akan terasa sangat lunak sehingga harus diberi penanganan khusus seperti dibalut dengan kasa selama 1-2 hari. Pasien pun akan diberi obat pereda nyeri, antibiotik, dan obat antiradang untuk dikonsumsi beberapa hari.
“Setiap tindakan walau hanya bius lokal, tetap ada kemungkinan efek samping, baik infeksi bakteri atau virus, alergi, iritasi, maupun rambutnya rontok kembali, bahkan kemungkinan menjadi bekas luka atau seperti tumor jinak yang berupa skar tissue atau jaringan parut,” ujar Reza.
Menurut dokter Reza, kerontokan rambut yang terjadi pada pria umumnya disebabkan hormonal. Hormon androgen pada beberapa laki-laki membuat rambut rontok dengan pola khas atau disebut alopecia androgenetika. "Berbentuk seperti yang diistilahkan kepala seorang profesor,” tambah Reza.
Sementara itu, pada perempuan, kerontokan biasanya terjadi akibat kegemaran perempuan memanipulasi rambut seperti diikat, disasak, di-blow, dicatok, dan diwarnai. Kondisi ini biasa disebut telogen effluvium. (H-2)