EPIDEMIOLOG Griffith University Dicky Budiman menyarankan pemerintah untuk segera melakukan jemput bola vaksinasi kepada kelompok masyarakat yang berisiko tinggi terpapar covid-19 varian baru. Hal itu juga dilakukan untuk mencegah penularan makin meluas.
"Kelompok masyarakat risiko tinggi harus segera diberi vaksin agar tidak menjadi kontributor dalam tingginya kasus covid-19," ujarnya kepada Media Indonesia, Selasa (9/8).
Ia mengungkapkan untuk menghindari tingginya angka kematian proteksi kelompok rawan harus segera ditingkatkan. "Varian BA-5 ini bisa fatal seperti di negara lain jadi bukan tidak mungkin terjadi juga di kita," ujarnya
Ia menambahkan pemerintah harus meningkatkan deteksi dini yang sesuai dengan skala wabahnya. Selain itu semua intervensi harus dikemas dalam strategi komunikasi risiko yang baik yang artinya pemerintah harus meningkatkan literasi ke publik bahwa pandemi masih harus diwaspadai.
Selanjutnya, Pakar Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Windhu Purnomo, ungkapkan bahwa yang seharusnya menjadi perhatian pemerintah bukan hanya jumlah kasus positif harian yang dilaporkan karena rendahnya jumlah masyarakat yang melakukan tes covid-19.
"Yang kita pakai seharusnya rerata berhgerak 7 harian (7DMA) dan kalau melihat data tersebut kasus sudah mencapai puncak riak kecilnya pada 4 agustus lalu," ujarnya. Ia menambahkan bahwa saat ini baik jumlah kasus positif maupun bilang reproduksi (Rt) sudah memiliki tren menurun.
Ia menegaskan pemerintah harus segera mengejar target cakupan vaksinasi dosis 3 (booster pertama) hingga mencapai 75%-80% penduduk. Windhu menambahkan testing dan tracing juga harus segera ditingkatkan. (H-2)
