Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Peserta PIRN Gali Potensi Gili Meno dan Trawangan

Atalya Puspa
13/7/2022 12:00
Peserta PIRN Gali Potensi Gili Meno dan Trawangan
Peserta PIRN melaksanakan pengujian sample di Universitas Mataram, Rabu (13/7).(MI/Atalya Puspa)

Memasuki hari kedua Penyelenggaraan Pekan Pemuda Inovasi dan Riset Nasional (PIRN) XX, para peserta bidang ilmu pengetahuan alam dan teknologi (IPATEK) melakukan penelitian lapangan di Gili Meno dan Trawangan.

Tahap penelitian yang dilakukan para siswa dan guru adalah pengambilan sampel sesuai dengan topik penelitian yang ditentukan oleh masing-masing kelompok. Penelitian itu dilakukan untuk menggali potensi alam dan ekonomi yang ada di dua lokasi tersebut.

Salah satu instruktur bidang Iptek Muhammad Firdaus menceritakan tahapan yang dilalui para peserta selama mengikuti Pekan PIRN XX. Seluruh peserta dibekali materi yang mendukung pelaksanaan penelitian sesuai dengan bidangnya masing-masing.

“Hari pertama peserta diberikan materi terkait metodologi ilmiah, sharing pengalaman riset dan pembagian kelompok serta penentuan topik riset,” ujar Firdaus, Rabu (13/7).

Adapun, jumlah peserta yang melakukan pengambilan sampel sebanyak 175 orang terdiri dari kelompok siswa SMP, SMA dan guru di bidang Ilmu Pengetahuan Alam dan Teknologi. Adapun topik penelitian yang diambil oleh para peserta terdiri dari 31 judul penelitian.

Setelah terbentuk kelompok dan topik yang akan diteliti, ucap Firdaus, peserta menyusun idea concept paper atau rencana penelitian dan dilanjutkan dengan pengambilan sampel.

Pada hari ketiga, akan dilaksanakan analisis sampel di laboratorium FMIPA Universitas Mataram yang dilanjutkan dengan pengolahan data, interpretasi data, dan penulisan laporan serta menyusun bahan presentasi untuk dikumpulkan dan dievaluasi.

Menurut Firdaus, pengambilan sampel merupakan tahapan penting dalam setiap penelitian. Oleh karena itu, setiap kelompok peserta harus mengumpulkan sampel yang dibutuhkan untuk dianalisis guna mendapatkan hasil sesuai dengan topik penelitian.

Ia mencontohkan pengambilan sampel untuk topik penelitian analisis kualitas air laut di Gili Meno terhadap adanya aktivitas pariwisata.

“Peserta mengambil sampel air laut di titik tertentu yang ada aktivitas pariwisata kemudian membandingkan sampel air laut di titik yang jauh dari aktivitas pariwisata,” ungkap Firdaus.

Baca juga:  Gili Meno Disiapkan Jadi Wisata Halal

Selanjutnya, ia merinci, dari sampel yang didapat kemudian dilakukan analisis di laboratorium. Apabila didapatkan data dari sampel yang ada aktivitas pariwisata dan menunjukkan adanya kandungan nutrien, amoniak, nitrit nitrat fosfat lebih tinggi maka dimungkinkan ada indikasi pencemaran terhadap air laut.

Berdasarkan hasil analisis tersebut, sebaiknya pada laporan dibuatkan rekomendasi, seperti dilakukan perbaikan sistem drainase, jadi limbahnya tidak langsung dibuang ke laut.

Salah satu peserta dari MAN Insan Cendekia, Bengkulu, Dwi Juliani, mengatakan, topik penelitian diambil beserta kelompoknya terkait kualitas air bersih yang dikonsumsi masyarakat. Penelitian ini bertujuan agar masyarakat mengetahui apakah air yang ada di sekitar Gili Meno ini layak untuk dikonsumsi atau tidak.

“Untuk keperluan penelitian ini kami mengambil sampel air dari tiga tempat yaitu air tawar, air dari perusahaan swasta yang mengadakan air bersih di Gili Meno, dan air danau,” ujar Dwi.

Ia berharap, melalui PIRN ini akan semakin banyak penelitian dan sesuatu yang baru yang dilakukan oleh siswa-siswa seluruh Indonesia yang berguna bagi masyarakat.

Peserta kategori guru IPA dari SMA 2 Kota Ternate, Maluku Utara, Iriany, mengatakan PIRN XX sangat luar biasa, melalui ajang ini diperoleh banyak hal yang dapat dilakukan belajar bersama terutama dalam hal membangun kebersamaan dalam melakukan penelitian.

“Di PIRN ini ada komunitas dari penjuru tanah air, dari pertemuan ini banyak peserta yang saling berbagi dalam proses pembelajaran di tempat asal masing-masing, tak terkecuali para guru yang menjadi peserta PIRN kali ini,” kata Iriany.

Menurutnya kegiatan PIRN ini selaras dengan kebijakan Mendikbud Riset yakni merdeka belajar, yang artinya guru merdeka mengajar dan murid merdeka belajar. Selama ini guru banyak guru hanya berkutat mengajar di dalam kelas.

Melalui pengalaman setelah mengikuti PIRN, guru sebenarnya dapat juga melakukan eksperimen secara langsung terkait dengan kondisi di sekitarnya.

“Dengan demikian, selain bermanfaat dalam proses belajar mengajar, hasil penelitian para guru ini juga dapat bermanfaat kepada masyarakat,” imbuhnya.

Sepulang dari mengikuti PIRN kali ini, Iriany yang telah mengajar selama 22 tahun ini, berjanji akan menduplikasi pengalaman yang didapatkan di sekolah tempatnya mengajar. Menurutnya, kegiatan mengajar tidak hanya dapat dilakukan di kelas saja, melainkan dapat juga dilakukan di luar kelas dengan melakukan penelitian secara langsung.

“Saya akan mengubah cara mengajar yang selama ini hanya di dalam kelas, sekarang dapat dilakukan di mana saja bahkan di alam terbuka. Guru bukan satu-satunya sumber belajar bagi siswa, namun mereka dapat belajar dari masyarakat dan lingkungan sekitarnya,” lanjut Iriany.

Ia berharap kegiatan PIRN ini dapat dilaksanakan terus setiap tahun dengan jumlah peserta dari masing-masing sekolah tidak dibatasi jumlahnya.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya