Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
KETUA Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Prof Seto Mulyadi atau yang akrab disapa Kak Seto berpesan agar orangtua lebih selektif memilih daycare (tempat penitipan dan pengasuhan anak) dengan mengedepankan aspek edukasi, lingkungan, maupun keamanan.
"Ya yang ramah anak dan yang betul-betul menjunjung tinggi atau mengedepankan kepentingan terbaik bagi anak," ucap Kak Seto, Senin (11/7).
Kak Seto menyarankan agar orangtua memilih daycare yang lingkungannya aman, artinya tidak banyak asap atau di pinggir jalan, lingkungan yang kotor dan licin, pengasuh yang profesional, dan pemimpin tempat pengasuhan anak yang paham tujuan mendirikan daycare tersebut. Hal itu juga menjadi syarat daycare yang baik, menurutnya.
Baca juga: Ketahui Cara Memilih Daycare yang Baik
Ia juga meminta orangtua untuk memeriksa langsung tempat tersebut guna menghindari potensi buruk dari daycare tersebut.
"Orangtua harus terjun, harus lihat sendiri. Artinya abal-abal itu bisa saja mungkin ada para pedofil menyasar anak-anak yang balita. Atau kedua sekedar untuk bisnis itu juga tidak benar," ucap Kak Seto.
Pencipta karakter Si Komo itu pun menjelaskan beberapa manfaat daycare bagi perkembangan anak, salah satunya merangsang perkembangan sosial.
"Ya karena peniruan, social learning-nya berjalan, belajar secara sosial. Itu kadang lebih efektif dari belajar dengan ayah ibunya. Ketika melihat teman-temannya duduk manis makan, semua ikut," ucap lulusan psikologi UI itu.
Ia mengatakan agar perkembangan anak terasah, kegiatan yang bisa dilakukan di daycare adalah diajarkan permainan kreatif dan edukatif seperti bercerita, mendongeng atau bernyanyi.
Selain itu juga perlu diajarkan dari segi psikoseksual agar anak bisa melindungi organ tubuhnya sendiri dari orang asing.
Selain itu, mengasah perkembangan emosionalnya juga perlu diajarkan agar anak tidak mudah meledak-ledak ketika marah dan bisa mengontrol emosinya.
Untuk mencapai hal tersebut, Ketua Umum LPAI ini mengatakan daycare yang baik harus memiliki pengasuh yang bersertifikat agar kenal dengan teori mengajar anak usia dini.
"Misalnya dulu dari IKIP guru PAUD, guru-guru PAUD itu salah satu yang bersertifikat, kalo misalnya dibentuk lagi ya silakan, nanti Kementerian Pendidikan bisa mungkin yang bukan S1 tapi sarjana muda, tapi paling tidak pantas untuk mendidik anak usia dini," ucap psikolog berusia 71 tahun ini.
Terlepas dari manfaat daycare bagi perkembangan anak, hubungan baik antara orangtua dan anak dirumah juga perlu dibangun. Bercerita dan mendongeng menggunakan buku atau boneka yang lucu bisa jadi tips dari Kak Seto untuk membangun hubungan antar orangtua dan anak yang asik dan mendidik.
"Melihat gambar-gambar itu berati juga merupakan langkah awal untuk kecerdasan literasi mulai dibangun. Bisa bernyanyi bersama mungkin juga dengan gerakan bermain seperti melompat, menari, bermain melatih keseimbangan dan sebagainya," tutupnya. (Ant/OL-1)
Meskipun ada unsur kedisiplinan ala militer, pendekatannya tetap menggunakan bahasa anak dan menjunjung tinggi hak-hak mereka
Ketua LPAI Kak Seto berharap eks Kapolres Ngada AKB Fajar Widyadharma Lukman Sumaatmaja diberikan hukuman maksimal berupa kebiri atau hukuman mati.
Kak Seto mengatakan sudah bukan eranya orang tua bertindak seperti bos pada anak.
Hak didengar atau hak berpartisipasi ini merupakan sebuah langkah mendengarkan suara anak, untuk bisa menentukan usia berapa yang tepat bagi mereka mendapatkan perlindungan.
Sahabat Anak, Prof. Dr. Seto Mulyadi, yang akrab dipanggil Kak Seto, menilai tujuh kebiasaan anak Indonesia hebat itu sangat penting. Ia juga menerapkan di sekolah rumahan yang diasuhnya.
Kak Seto mengatakan penerbitan Peta Jalan Perlindungan Anak di Ranah Daring menjadi sangat penting untuk melindungi anak dari berbagai potensi kekerasan yang terjadi di masa digitalisasi.
Pembangunan kota yang ideal bukan hanya diukur dari tingginya infrastruktur atau besarnya investasi, melainkan juga dari seberapa besar perhatian masyarakat terhadap kelompok rentan.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) 2023, lebih dari 52% pasangan muda di Jakarta merupakan keluarga dengan kedua orangtua bekerja.
Tamasya bukan hanya sebuah tempat penitipan anak atau daycare. Namun ia juga merupakan bagian dari strategi nasional untuk mendorong kesejahteraan keluarga, terutama ibu dan anak.
Pramono Annung mengatakan daycare balai kota lebih bagus ketimbang daycare Sekretariat Kabinet.
Balita yang berada di daycare ini, tidak sekadar dititipkan tetapi juga mengikuti berbagai aktivitas tumbuh kembang anak dan edukasi usia dini.
KEMENTERIAN Dalam Negeri (Kemendagri) telah menerbitkan empat peraturan menteri (permen) yang mengatur desa
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved