Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
DUNIA sangat membutuhkan cara yang lebih berkelanjutan dan layak secara komersial untuk mendaur ulang plastik yang dipakai oleh konsumen. PBB mengakui kebutuhan untuk mendaur ulang sampah plastik dan meluncurkan perjanjian baru terkait polusi plastik pada 2021.
Ocean bound plastics (OBP) ialah sampah plastik yang dikumpulkan dari area hingga 50 km dari perairan. Ini didefinisikan sebagai berisiko akan berakhir di laut oleh OBPCert. OBPCert memperkirakan bahwa OBP menghasilkan 80% dari sampah plastik laut. Saat ini, hanya sekitar 10% dari sampah plastik di dunia yang didaur ulang dan sisanya berakhir di pembuangan sampah, tempat pembakaran, dan bocor ke alam atau lautan. Salah satu solusi untuk masalah ini ialah menciptakan pasar untuk produk yang terbuat dari OBP.
"Bahan label Ocean Action baru yang inovatif merupakan langkah terkini kami dalam perjalanan melampaui fosil. Ini tidak hanya membantu sampah plastik agar tidak berakhir di laut, tetapi juga menawarkan pemilik merek peluang untuk memenuhi target konten daur ulang kemasan mereka. Bahan label Ocean Action menjadi solusi drop-in yang mudah digunakan, diciptakan khusus untuk penggunaan akhir produk makanan dan kosmetik karena memiliki performa yang sama seperti label berbasis fosil yang digunakan saat ini,: ucap Eliisa Laurikainen, Business Development Manager UPM Raflatac, dalam keterangan resmi, Kamis (23/6).
UPM Raflatac ialah perusahaan pertama di dunia yang berinvestasi di sampah plastik yang akan berakhir di laut atau ocean bound plastics (OBP) sebagai bahan mentah untuk label Ocean Action mereka. Label Ocean Action dibuat dari sampah plastik laut menggunakan pendekatan keseimbangan massa. Bahan label inovatif baru ini dimungkinkan melalui kolaborasi erat beberapa mitra dalam rantai nilai produk tersebut.
Bahan label Ocean Action tersedia dengan bahan film White and Clear Top Coated PP dengan perekat RP37, RF37, RP74, PET 23 PCR, dan lapisan kertas kaca transparan. Bahan label ini ideal untuk barang konsumen yang bergerak cepat (FMCG) seperti barang rumah tangga, produk perawatan tubuh, makanan dan minuman kemasan. Untuk menjadikan label Ocean Action produk yang sukses secara komersial, UPM Raflatac bekerja sama dengan beberapa mitra dalam rantai nilai tersebut. Kolaborasi ini penting untuk mewujudkan ekonomi sirkular.
Di tahap pertama, HHI, perusahaan daur ulang plastik Malaysia, mengumpulkan dan menyortir sampah OBP bersama mitranya. HHI memiliki sertifikasi Ocean Bound Plastics di bawah program Zero Plastic Oceans yang memastikan pengadaan bertanggung jawab serta pengumpulan dan pengelolaan sampah OBP yang benar. SDetelah mengumpulkan dan menyortir sampah tersebut, HHI melakukan daur ulang dengan bahan kimia untuk mengubah sampah menjadi minyak pirolisis. Minyak pirolisis tersebut kemudian digunakan oleh SABIC untuk memproduksi butiran plastik berkualitas tinggi.
Baca juga: Pembangunan Tata Kelola Layanan Kesehatan Harus Didukung Semua Pihak
"Kami bangga menawarkan pelanggan kami satu lagi pilihan yang lebih berkelanjutan melalui daur ulang lanjutan sampah plastik yang bisa berakhir di laut dan sungai kita. Label yang terbuat dari sampah plastik ini terhubung dengan program Trucircle dari solusi sirkular kami yang dirancang untuk membantu mengurangi sampah plastik, memitigasi berkurangnya fosil, dan melindungi planet kita," ucap Lada Kurelec, General Manager PP, PET, PS, PVC, PU & Elastomers Businesses for Petrochemicals, SABIC.
Setelah proses di SABIC, butiran plastik tersebut diproses oleh produsen bahan film Taghleef Industries untuk membuat lapisan film yang akan digunakan untuk menghasilkan bahan label final oleh UPM Raflatac. "Kami bangga menjadi bagian dari inisiatif ini yang merepresentasikan satu langkah menuju ekonomi yang lebih sirkular berkat penggunaan kembali yang efisien bahan baku yang memiliki nilai dan merupakan upaya bertanggung jawab untuk menjaga lingkungan kita, terutama untuk generasi yang lebih muda," kata Simone Baldin, Business Unit Manager Taghleef Industries.
Sampah plastik yang digunakan dalam rantai nilai pembuatan bahan label Ocean Action tersertifikasi di bawah program Zero Plastics Oceans dan bahan label final di bawah ISCC Plus. Bahan label tersebut diproduksi menggunakan bahan baku daur ulang berkelanjutan menggantikan sumber daya fosil murni dalam jumlah yang sama yang digunakan dalam proses produksi, menggunakan pendekatan keseimbangan massa, yang memperhitungkan jumlah sumber daya berkelanjutan. Ini mengonfirmasi bahwa bahan label Ocean Action bisa dilacak dan diperoleh secara berkelanjutan. (OL-14)
KOTA Surabaya akan menjadi lokasi pertama proyek kemitraan pemerintah Indonesia dan UEA dalam penanganan sampah plastik sungai untuk mencegah kebocoran di perairan laut.
DATA Kementerian Kelautan dan Perikanan menyebutkan total luas terumbu karang di Indonesia mencapai 2,5 juta hektar. Namun, sekitar 70% atau 1,75 juta hektar dalam kondisi rusak
Perubahan iklim dapat mengganggu ketahanan dan hasil tangkapan ikan, serta memengaruhi komunitas pesisir, karena dapat menurunkan produktivitas perairan.
Upaya menjaga kelestarian kawasan konservasi Gili Matra ini tidak hanya bergantung pada masyarakat setempat, tetapi juga hasil dari sinergi dengan berbagai pihak, termasuk BRI.
Pentingnya pengembangan kapal induk otonom sebagai solusi modern untuk menjaga keamanan laut Nusantara.
Paus tidak hanya berperan sebagai predator besar di lautan, tetapi juga sebagai penggerak utama dalam siklus nutrisi laut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved