Rabu 22 Juni 2022, 22:40 WIB

Teliti Kebakaran Lahan Gambut, Mahasiswa FTUI Raih Perhargaan di Oslo

Faustinus Nua | Humaniora
Teliti Kebakaran Lahan Gambut, Mahasiswa FTUI Raih Perhargaan di Oslo

DOK.MI
Tembok nama Universitas Indonesia di Gerbang Utama Kampus UI Depok, Jawa Barat.

 

KEBAKARAN lahan gambut menyita perhatian Bintang Farhan Muhammad, mahasiswa Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) angkatan 2017, untuk dijadikan obyek penelitiannya. Penelitian inilah yang mengantarnya meraih penghargaan Best Student Presenter pada the 10th International Seminar on Fire and Explosion Hazard (ISFEH 10) di Oslo, Norwegia.

Bintang saat ini telah menyelesaikan studi dari FTUI, namun pada ISFEH 10 dia mempresentasikan makalah berjudul 'Estimation of Smoldering Peat Fire CO and CO2 Emission Factors by Multidimensional Spread and Elemental Variables'. Makalah ini memfokuskan penelitian pada estimasi emisi CO dan CO2 pada kebakaran lahan gambut lewat penelitiannya bersama tim di bawah bimbingan Prof Ir Yulianto S Nugroho MSc PhD, Guru Besar Departemen Teknik Mesin, dan kemudian hasilnya dituangkan dalam artikel ilmiah yang ditulis bersama Hafizha Mulyasih dan Dr Ing Ridho Irwansyah.

Berdasarkan data dari PBB 2017, kebakaran lahan gambut di daerah Asia Khatulistiwa (daerah tropis) turut berkontribusi pada emisi karbon global. Munculnya fenomena El Nino pada area-area tersebut juga memperparah kondisi kebakaran. Fenomena ini yang merupakan anomali suhu permukaan laut yang tinggi, menyebabkan kondisi lebih hangat dan kering yang tidak biasa di berbagai wilayah rawan kebakaran di seluruh dunia termasuk lahan gambut.

"Kebakaran pada lahan gambut melepaskan emisi gas dan asap yang mengakibatkan kerugian dari segi sosial, kesehatan, ekonomi maupun lingkungan. Pada penelitian ini, Bintang, Hafizha, dan tim mencoba untuk menggunakan metode terintegrasi untuk mendapatkan nilai Emission Factor (EF) dengan menggunakan Buoyancy Calorimeter. EF menggambarkan jumlah polutan yang dilepas ke atmosfer dari peristiwa kebakaran hutan, termasuk kebakaran membara (smoldering) yang terjadi di lahan gambut," kata pakar FTUI di bidang Teknik Keselamatan Kebakaran, Prof Yulianto dalam keterangan resmi UI, Rabu (22/6).


Baca juga: Mahasiswa Kalbus Institute Diterima Program Magang di Dubai


Dalam penelitiannya, Bintang dan tim mencoba untuk meminimalisasi ketidakpastian yang disebabkan oleh variasi komposisi kimia gambut. Kemudian ketidakpastian yang disebabkan oleh estimasi satu dimensi dengan menggunakan citra satelit.

"Dari hasil penelitian, diketahui bahwa untuk sampel gambut dari lahan yang berbeda memiliki perbedaan pada komposisi kimia gambut. Sampel yang diambil dari lahan gambut di Jambi memiliki komposisi yang berbeda dengan sampel yang berasal dari lahan gambut di Papua ataupun Palangkaraya, Kalimantan Tengah," kata Bintang.

"Sementara pencitraan jarak jauh menggunakan satelit yang selama ini digunakan untuk memperkirakan luas lahan gambut yang terbakar, memiliki keterbatasan karena hanya menampilkan citra berupa permukaan dan tidak secara langsung mengukur kedalaman dampak kebakaran (burned depth) di lahan gambut," sambung Bintang.

Hasil penelitiannya mengarah pada tiga hal, yaitu nilai EF dapat diperoleh dari hasil eksperimen laboratorium melalui analisis pola burned depth pattern dan variabel lingkungan lahan gambut. Kedua, variabel lingkungan dan karakteristik gambut merupakan unsur yang penting dalam estimasi EF. Dan terakhir, terbukti bahwa perhitungan nilai EF tidak valid apabila hanya memasukkan variabel luasan area yang terbakar saja.

Dekan FTUI Prof Heri Hermansyah menyampaikan apresiasi kepada Bintang dan timnya. Hasil penelitian itu diharapkan dapat memberikan masukan bagi pencegahan dan penanganan kebakaran lahan gambut di Indonesia yang terus terulang disetiap tahunnya.

"Tentu saja penelitian yang dilakukan dapat terus dikembangkan ke depannya dengan memperluas batasan penelitian di area-area lahan gambut lain di Indonesia," tandasnya.

Adapun, penghargaan yang sama juga diberikan kepada dua mahasiswa dari Ghent University, Belgia, dan Ulster University, UK. ISFEH 10 diselenggarakan di Oslo, Norwegia, 22-27 Mei 2022, dan diikuti 56 pemakalah dari seluruh dunia dan tiga di antaranya dari UI. (S-2)

Baca Juga

freepik

Wortel dan Blueberry Solusi Jaga Kesehatan Mata

👤Media Indonesia 🕔Senin 29 Mei 2023, 23:03 WIB
Wortel adalah makanan yang kaya kandungan beta karotena dan lutein yang membantu mencegah kerusakan mata akibat radikal...
DOK MI.

Benarkah Hadis Doa Berbuka Puasa Dzahabazh Zhamau Tergolong Sahih?

👤Wisnu Arto Subari 🕔Senin 29 Mei 2023, 22:14 WIB
Ada yang berpendapat bahwa doa berbuka puasa yang sahih yaitu dzahaba dzoma'u wabtallatil 'uruqu wa tsabatal-ajru insya Allah....
Ant

Fixaherba Dorong Penggunaan Sumber Daya Alam Hayati untuk Pengobatan

👤Media Indonesia 🕔Senin 29 Mei 2023, 22:10 WIB
Penggunaan obat atau suplemen herbal sudah ada sejak ribuan tahun lalu, oleh suku dan budaya asli seperti Afrika, India, dan...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya