Headline
Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.
DOKTER spesialis anak dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Meida Tanukusumah mengungkapkan perburukan gejala penyakit hepatitis akut berat, yang belakangan menyerang anak-anak di bawah usia 16 tahun, dapat terjadi lebih cepat.
Menurut Meida, perjalanan penyakit hepatitis akut biasanya ada empat fase. Dimulai dari fase replikasi virus yaitu masuknya virus ke dalam tubuh namun belum menimbulkan gejala, kemudian fase gejala awal (prodromal), fase gejala lanjutan atau fase ikterik, dan fase penyembuhan. Namun, pada hepatitis akut berat, perjalanannya menjadi lebih cepat.
"Pada hepatitis akut berat misterius, begitu virus masuk langsung menunjukkan gejala awal, kemudian lanjut lagi ke gejala lanjutan menjadi hepatitis fulminan. Kita harus waspada karena perburukannya cepat," kata Meida dalam sebuah webinar, Kamis (16/6).
Baca juga: Kemenkes : 7 Pasien Dugaan Hepatitis Akut Meninggal Dunia
Adapun gejala awal hepatitis akut berat, kata Meida, di antaranya mual, muntah, diare, dan demam.
Sedangkan gejala lanjutan berupa warna mata dan kulit menguning, urine berwarna pekat seperti teh, tinja berwarna putih pucat, gangguan pembekuan darah, kejang, bahkan penurunan kesadaran.
Hepatitis sendiri diketahui sebagai peradangan pada hati. Penyebab penyakit tersebut, di antaranya infeksi virus hepatitis A,B,C,D,E, infeksi nonvirus seperti bakteri, atau kondisi lain seperti racun, gangguan aliran darah ke hati, hingga trauma abdomen.
Akan tetapi, Meida, yang kini berpraktik di Rumah Sakit Medistra itu, mengatakan penyebab hepatitis akut berat masih belum diketahui secara pasti dan masih dilakukan penelitian. Namun, ada hipotesa bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh adenovirus-41.
"Tapi ini baru hipotesis. Jadi masih diperlukan serangkaian proses ilmiah, perlu waktu penelitian yang banyak dan tentu biaya. Jadi belum diketahui penyebabnya," imbuh Meida.
Meski demikian, Meida mengimbau para orangtua agar tidak panik dan selalu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta gerakan 6M untuk mencegah penularan hepatitis akut berat pada anak.
PHBS meliputi cuci tangan dengan benar, minum air dan makan makanan yang bersih dan matang, buang tinja atau popok pada tempatnya, tidak menggunakan alat makan bersama orang lain, dan menjaga kebersihan rumah dan lingkungan.
Sedangkan 6M yaitu memakai masker, mencuci tangan, menjauhi kerumunan, membatasi mobilitas, menjaga jarak, dan menghindari makanan bersama.
"Penularannya ini melalui saluran cerna, dari makanan. Makanya, harus makan makanan yang matang. Selain itu, juga melalui kontak erat dengan yang sakit hepatitis," pungkas Meida. (Ant/OL-1)
Chikungunya jarang berakibat fatal dan virus yang dibawa oleh nyamuk ini tidak menyebar melalui udara.
Sebuah kota industri di selatan Tiongkok melaporkan lebih dari 3.100 kasus chikungunya sepanjang bulan ini, menjadikannya wabah terbesar penyakit yang ditularkan nyamuk di Tiongkok
Penyakit Guillain-Barré Syndrome (GBS) kini sedang mengancam anak-anak Gaza. GBS sendiri adalah penyakit autoimun, artinya sistem kekebalan tubuh menyerang saraf perifer.
RSV merupakan virus yang mudah menular dan menyerang saluran pernapasan dan paling berbahaya menyerang dua ujung spektrum yaitu bayi dan lansia.
Flu Singapura atau Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) tak hanya menyerang anak-anak. Namun, orang dewasa juga bisa terinfeksi dan mengalami komplikasi berat.
KETUA Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (Perosi) Cabang Jakarta Raya (Jaya) dr Arya Govinda mengungkapkan pentingnya membangun kesadaran masyarakat terhadap kesehatan tulang
MEMPERINGATI World Hepatitis Day 2025, PT Bio Farma (Persero) mendukung program kesehatan nasional dengan berpartisipasi aktif dalam kampanye cegah hepatitis
HEPATITIS merupakan peradangan pada hati yang disebabkan banyak faktor. Salah satu jenisnya adalah Hepatitis A yang disebabkan virus Hepatitis A (HAV).
Hingga Juli 2025, Etana telah memperluas jangkauan vaksin Healive, vaksin hepatitis A inaktif yang telah terbukti aman dan efektif.
Kegiatan ini merupakan bagian dari kampanye global untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penyakit hepatitis, yang sering disebut sebagai silent killer
Jumlah penderita kanker hati di seluruh dunia diperkiakan hampir dua kali lipat pada 2050, jika pencegahannya tidak segara ditingkatkan.
Hepatitis adalah kondisi peradangan atau pembengkakan pada organ hati.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved