Headline

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia

Fokus

MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan

Literasi Kesehatan Mental Masyarakat Indonesia Masih Rendah

Basuki Eka Purnama
08/6/2022 05:45
Literasi Kesehatan Mental Masyarakat Indonesia Masih Rendah
Ilustrasi(Medcom)

KETUA Umum Pengurus Pusat Himpunan Psikologi Indonesia Prof Seger Handoyo mengatakan stigma kesehatan mental masih ada di masyarakat Indonesia dan perlu upaya untuk menghapus stigma tersebut.

"Literasi kesehatan mental masih rendah," kata Seger dalam konferensi pers daring, dikutip Rabu (8/6).

"Kita masih harus terus mengubah pandangan masyarakat tentang kesehatan mental," lanjut dia.

Baca juga: Perlu Kolaborasi Berbagai Pihak untuk Atasi Stigma Kesehatan Mental

Psikolog lulusan Universitas Indonesia itu mengajak masyarakat untuk mencurahkan perasaan kepada orang terdekat bila ada masalah atau berkonsultasi kepada psikolog bila membutuhkan bantuan profesional yang tersebar di penjuru Indonesia.

"Kita butuh orang lain untuk bisa membantu agar kesehatan mental optimal," katanya.

Kesehatan mental tidak hanya berarti bebas dari gangguan kejiwaan, tetapi adanya emosi positif, mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan, memiliki hubungan sosial yang baik, juga bebas dari perasaan-perasaan yang negatif.

"Bebas dari kecemasan dan mampu menghadapi tuntutan serta stres kehidupan sehari-hari, itulah orang yang sehat mental," kata Seger.

Upaya meningkatkan literasi kesehatan mental memerlukan kolaborasi dari berbagai pihak, kata Seger. 

Ia berharap, ke depannya, masyarakat bisa terdorong untuk selalu menjaga kesehatan mental selayaknya menjaga kesehatan fisik.

Psikolog klinis Karina Negara menambahkan, tingkat kesadaran kesehatan mental masih rendah di Indonesia.

"Masih banyak yang bilang konseling cuma buat orang gila," ungkapnya.

Kendati demikian, kesadaran soal kesehatan jiwa terus membaik selama beberapa tahun belakangan, saat orang-orang mulai nyaman bercerita soal kondisi kesehatan mentalnya secara terbuka.

Model Danella Ilene, pemenang Indonesia's Next Top Model, adalah salah satu yang terbuka mengenai pergulatan soal kesehatan mental. 

Ilene, sapaan akrabnya, pernah mengalami kecemasan di awal karier sebagai model. Industri yang menerapkan standard kecantikan tinggi memberikan tekanan besar kepadanya.

Selama tiga tahun, tekanan itu membuatnya merasa depresi dan menjalani pola makan yang salah. Selama tiga tahun, sejak 2015, Ilene tidak memahami apa yang sebenarnya dia alami.

"Yang kurasakan adalah sedih, merasa kurang, tidak bersahabat dengan badan sendiri, insomnia, depresi, suicidal thoughts," ujar dia.

Puncak ketidaknyamanan dirasakan pada 2018 hingga akhirnya dia mencari pertolongan, berawal dari mencari informasi di dunia maya dan kemudian mendapatkan kontak psikolog.

"Sekali konseling, mataku langsung terbuka, terjawab apa yang selama ini ingin kuketahui," katanya, menambahkan akhirnya dia bisa berdamai dan melanjutkan hidup. (Ant/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik