Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
KANKER serviks menjadi salah satu penyakit yang dapat menyerang perempuan dari berbagai jenjang usia. Kanker jenis ini menempati peringkat kedua sebagai jenis kanker yang paling banyak diderita perempuan Indonesia.
Meski termasuk jenis kanker yang mematikan, ternyata risikonya dapat dicegah dengan pemeriksaan secara terpersonalisasi sejak dini. Hal ini didukung dengan adanya inovasi-inovasi dalam skrining kanker serviks yang berkualitas. Sayangnya, masyarakat masih menemui hambatan dalam melakukan deteksi dini risiko kanker serviks, khususnya di negara-negara ekonomi menengah ke bawah.
“Menurut survei global kami, 60% masyarakat global masih menghadapi hambatan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin dengan berbagai alasan seperti kurangnya informasi, faktor biaya, hingga ketakutan terhadap hasil tes yang positif," ujar Director, Country Manager Diagnostics, Roche Indonesia Ahmed Hassan dalam webinar 'Inovasi Deteksi Dini untuk Meningkatkan Cakupan Skrining Kanker Serviks di Indonesia', Kamis (19/5).
Dijelaskannya, selama 2019 hingga 2021, Kementerian Kesehatan mencatat 2,8 juta pasien melakukan skrining kanker serviks. Namun, angka itu perlu ditingkatkan untuk menurunkan risiko pasien kanker serviks di stadium lanjut.
"Pada kanker serviks yang terlambat dideteksi, angka harapan hidup pasien kanker serviks dapat turun menjadi kurang dari 20%. Karenanya, akses yang lebih luas untuk deteksi dan perawatan kanker serviks yang inovatif menjadi kunci dalam meningkatkan kualitas kesehatan perempuan,” imbuhnya.
Ketua Dewan Penasihat Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia Andrijono mengatakan, pada 2020, WHO mencatat sebanyak 21.003 kasus kematian perempuan di Indonesia karena kanker serviks. Kanker yang disebabkan oleh infeksi virus Human Pappilomavirus Genital (HPV) itu dapat menular, salah satunya melalui hubungan intim, meskipun tanpa gejala. Infeksinya pun dapat berlanjut beberapa tahun setelah terpapar virus HPV.
“Perempuan yang sudah melakukan hubungan seksual rentan terhadap risiko penularan virus HPV. Pada tahap ini, deteksi dini sudah menjadi hal yang mutlak dilakukan untuk mencegah semakin banyaknya keterlambatan penanganan pada kanker serviks," jelasnya.
"Ada tahapan-tahapan teknis dalam mendeteksi virus HPV melalui tes HPV DNA, seperti skrining pra kanker untuk mengidentifikasi risiko sebelum munculnya gejala, kolposkopi untuk menindaklanjuti tes skrining kanker serviks yang abnormal, dan konfirmasi adanya kanker melalui pengambilan sel dari leher rahim untuk pemeriksaan laboratorium," tambah Andrijono.
Lantas, pemeriksaan fisik melalui deteksi dini yang inovatif hingga penanganan infeksi virus HPV untuk mencegah penularan perlu ditingkatkan. Pasien perlu diinformasikan secara berkala agar kesadaran masyarakat semakin meningkat.
Baca juga : Fahmi Mubarok, Ilmuwan dan Dosen ITS Terpilih Jadi Finalis European Inventor Award 2022:
Salah satu inovasi pengujian kanker serviks adalah cobas® HPV, yang diakui dalam penelitian ATHENA sebagai prediktor superior risiko kanker serviks. Inovasi ini menyederhanakan tahapan skrining pasien dengan menekankan pada tingkat akurasi dan sensitivitas tinggi, sehingga dapat menyaring lebih banyak pasien berpotensi kanker serviks.
Inovasi ini juga memungkinkan tenaga kesehatan profesional untuk mendeteksi 14 virus HPV yang berisiko menyebabkan kanker serviks. Skrining kanker serviks dengan cobas HPV sudah dapat diakses di berbagai laboratorium maupun rumah sakit berbagai daerah di Indonesia.
Koordinator Substansi Penyakit Kanker dan Kelainan Darah, Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Kementerian Kesehatan Aldrin Neilwan Pancaputra mengungkapkan, dalam mewujudkan akses yang lebih luas terhadap inovasi deteksi dini, perlu didukung dengan kolaborasi antarlembaga pemerintah, swasta, dan komunitas.
Kolaborasi tersebut dapat diperkuat melalui tata laksana atau panduan dalam penanggulangan kanker serviks, seperti melalui SK Menkes No. 1163/MenKes/SK/2007. Sehingga, terbentuknya kelompok kerja pengendalian penyakit kanker leher rahim dan payudara.
“Akses deteksi dini dan perawatan tentu akan menjadi prioritas bagi pemerintah. Terbentuknya kelompok kerja yang saat ini sudah berjalan membawa kami bekerja erat dengan berbagai lembaga swasta maupun masyarakat untuk menyosialisasikan pemahaman dasar mengenai kanker serviks," terangnya.
Pemerintah, lanjutnya, akan terus melakukan evaluasi secara berkala terkait perkembangan teknis penyelenggaraan penanggulangan, khususnya dalam deteksi dini. "Harapan kami, semakin banyak masyarakat yang dapat kami jangkau ke depannya,” tandasnya.
Salah satu penyintas kanker serviks, Shanty Eka Permana, menjelaskn, keputusan untuk memeriksakan diri tidak mudah. Selain karena takut menerima hasil pemeriksaan, ia menunjuk minimnya sumber informasi tepercaya dan mudah dipahami sebagai alasan menunda tes.
"Oleh karena itu, penyebaran informasi dan akses yang lebih luas terhadap kemajuan maupun inovasi deteksi dini kanker serviks menjadi harapan terbesar bagi pasien dalam memperoleh pengalaman perawatan yang sesuai kebutuhan masing-masing," kata dia. (OL-7)
AVI Grant-Noonan, perempuan asal Amerika Serikat baru mengetahui kanker serviks yang diidapnya setelah mengalami keguguran.
Ketahui kapan waktu terbaik untuk pemberian vaksin HPV agar perlindungan terhadap kanker serviks maksimal. Simak panduan lengkap jadwal dan dosisnya
Kanker serviks tidak hanya disebabkan perilaku seksual berisiko. Kenali berbagai penyebab dan langkah pencegahannya di sini.
INFORMASI soal vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks yang menyebabkan kemandulan dibantah oleh dokter kandungan.
Vaksinasi sebelum aktivitas seksual dapat mencegah hingga 90% kanker terkait HPV, sementara pada wanita yang sudah aktif secara seksual, vaksin tetap mengurangi risiko kanker serviks.
HPV itu ada banyak jenisnya, inkubasinya, dan gejalanya. Tidak semua virus HPV bisa memicu kanker serviks. Sebagian hanya memiliki gejala seperti kutil dan menghilang dengan sendirinya.
Pemkab Manggarai Barat, NTT, mengimbau masyarakat untuk rutin melakukan tes VCT (Voluntary Counselling and Testing) guna mendeteksi HIV secara dini.
Latihan beban atau latihan kekuatan, tidak hanya memberi manfaat pada kesehatan otot dan tulang, tetapi juga memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan otak.
Program ini dituangkan dalam Peraturan Wali Kota Kupang Nomor 18 Tahun 2025 dan ditujukan untuk menanggulangi berbagai hambatan administratif yang selama ini menghalangi masyarakat.
Gejala umum radang usus merupakan diare yang hingga kini masih sulit dibedakan oleh masyarakat dengan diare biasa dengan diare yang mengarah pada radang usus.
Jeruk nipis punya segudang manfaat untuk kesehatan: dari cegah flu, cerahkan kulit, hingga jaga jantung dan ginjal. Simak 10 khasiat lengkapnya di sini!
Polusi udara berisiko menyebabkan asma, ISPA, penyakit kardiovaskular, penyakit paru sampai dengan resisten insulin pada kelompok usia muda seperti anak-anak dan remaja.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved