Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) meminta orang tua dapat lebih waspada menjaga anaknya dari ancaman infeksi hepatitis akut. Deteksi dini terhadap penyakit tersebut penting dilakukan.
"Kalau memang ada kasus seperti mual, muntah, dan diare jangan tunda ke fasilitas kesehatan, langsung ke layanan kesehatan," ujar Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, Sabtu (14/5)
Nadia menjelaskan pihaknya terus meningkatkan kewaspadaan terhadap perkembangan hepatitis akut. Salah satunya melalui Public Health Emergency Operation Centre (PHEOC).
Selain itu, untuk menentukan pasien hepatitis akut melalui dua kali penyaringan. Pertama, yang bersangkutan harus dipastikan tidak
terinfeksi hepatitis a, b, dan lainnya.
Selanjutnya dapat dilakukan pemeriksaan melalui laboratorium. Sehingga dapat dipastikan yang bersangkutan mengalami gejala hepatitis akut atau penyakit lainnya.
"Makanya kadang-kadang kalau kita liat dia sudah masuk hepatitis akut berat tapi kemudian dikeluarkan lagi karena di laboratorium ditemukan penyebab (lainnya)," bebernya.
Perlu diketahui, sebanyak tujuh pasien anak meninggal dunia diduga akibat hepatitis akut. Mereka disinyalir terlambat dirujuk ke rumah sakit.
"Untuk pasien yang meninggal ini hampir semuanya dirujuk dengan keterlambatan sampai di rumah sakit," kata Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso Jakarta Mohammad Syahril dalam konferensi pers, Jumat, 13 Mei 2022.
Syahril juga mengingatkan kepada masyarakat bahwa hepatitis akut ini juga bisa menyerang pada orang yang di atas umur 16 tahun. Mengingat, empat dari 18 pasien yang ada berusia 16-20 tahun, syarat yang harus diingat adalah jangan sampai ada kontak erat dengan pasien hepatitis akut.
Untuk menjadikan parameter hepatitis akut ini adalah 16 tahun tetapi Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) membuka satu klasifikasi dengan kontak erat. (OL-8)
Pada 15 April 2022, WHO menyatakan kejadian ini sebagai (KLB) hepatitis, kejadian ini terus bertambah dengan adanya laporan-laporan dari berbagai negara.
Apa sebenarnya penyebab penyakit hepatitis? Berikut penjelasan penyebab, gejala, dan bagaiamana kita mencegahnya.
Indonesia masuk dalam 20 negara dengan beban penularan Hepatitis yang besar di dunia
Arnold berpesan agar orangtua tidak panik jika anak mereka mengalami gejala hepatitis. Sebagian besar hepatitis bisa sembuh dengan sendirinya, yaitu fungsi hati akan kembali normal.
Penularan Hepatitis Akut diketahui dapat melalui saluran pernapasan dan saluran pencernaan, oleh karenanya masyatakaty menjalankan perilaku hiduo bersih dan sehat.
Hepatitis merupakan peradangan pada hati sehingga menimbulkan kerusakan sel-sel hati yang berfungsi untuk metabolisme tubuh, detoks racun dan lainnya.
Hingga saat ini, layanan tes HIV tersedia di 514 kabupaten/kota, layanan IMS di 504 kabupaten.
Dari 356 ribu ODHIV tersebut, sekitar 67 persen atau 239.819 orang sedang dalam pengobatan dan sekitar 55 persen atau 132.575 virusnya tersupresi.
Data Kementerian Kesehatan menunjukkan di periode 2024, ada lebih dari 4.500 kasus IMS pada rentang kelompok muda.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berencana melanjutkan wacana standardisasi kemasan rokok untuk seluruh bungkus rokok yang beredar di pasaran.
PENYAKIT hipertensi, diabetes melitus, hingga masalah gigi menjadi penyakit yang banyak ditemukan dalam program Cek Kesehatan Gratis (CKG).
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur melakukan penyelidikan epidemiolog menyusul temuan 2 kasus covid-19 di provinsi tersebut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved