SEBANYAK 7 pasien anak yang meninggal dunia akibat Hepatitis Akut yang Belum Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis of Unknown Etiology) mengalami keterlambatan dirujuk ke rumah sakit.
"Untuk pasien yang meninggal ini hampir semuanya dirujuk dengan keterlambatan sampai di rumah sakit, pasien sudah ada dengan kejang, kesadaran menurun sehingga di tingkat rumah sakit sudah tidak bisa memberikan pertolongan lebih lanjut untuk kasus-kasus yang lanjut ini," kata Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso Jakarta Mohammad Syahril dalam konferensi pers Update Perkembangan Kasus Hepatitis di Indonesia secara daring, Jumat (13/5).
Untuk itu masyarakat diharapkan lebih peduli dalam keadaan ini, orang tua, sekolah, fasilitas kesehatan, dan masyarakat umum agar mengetahui gejala awal dari hepatitis akut ini. Sehingga ketika gejalanya muncul agar segera dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat jangan menunda sampai ada gejala yang lebih berat.
Gejala yang ditemukan pada pasien-pasien adalah mual, muntah, diare berat, demam, kuning, kejang dan penurunan kesadaran.
Sementara gejala klinis pada kasus yang teridentifikasi adalah hepatitis akut dengan peningkatan enzim hati, sindrom jaundice (Penyakit Kuning) akut, dan gejala gastrointestinal (nyeri abdomen, diare dan muntah-muntah). Sebagian besar kasus tidak ditemukan adanya gejala demam.
Baca juga: Waspadai Infeksi Sinus yang Gejalanya Mirip Flu
"Jangan menunggu anak badannya menguning atau kejang-kejang dulu baru dibawa ke rumah sakit, tetapi dengan gejala awal seperti muntah, mual, diare harus cepat ditangani agar tidak berlanjut ke yang lebih berat," ujar Syahril.
Sementara itu, Syahril juga mengingatkan kepada masyarakat bahwa hepatitis akut ini juga bisa menyerang pada orang yang di atas 16 tahun. Mengingat bahwa 4 dari 18 pasien yang ada berusia 16-20 tahun, syarat yang harus diingat adalah jangan sampai ada kontak erat dengan pasien hepatitis akut.
Untuk menjadikan parameter hepatitis akut ini adalah 16 tahun tetapi Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) membuka satu klasifikasi dengan epi-link (kontak erat).
"Dengan gejala yang sama dan pemeriksanaan jenis hepatitis juga sama tetapi usianya di atas 16 tahun dan ada kontak dengan pasien sebelumnya. Jadi melihat klasifikasi ini maka bisa saja suatu saat dia (orang di atas 16 tahun) masuk ke epi-link karena dia kontak dengan pasien," pungkasnya. (OL-4)