Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
DUNIA tengah dihebohkan dengan kabar mengenai hepatitis akut yang menyerang anak-anak. Adapun, hingga saat ini, para ahli sedang menyelidiki penyebabnya, termasuk Indonesia.
"Saat ini sebagian ketemu adenovirus 41, sebagian ketemu Sars-CoV-2, sebagian kombinasi dua virus itu. Masih mungkin dipicu penyebab lain," ujar Zubairi dalam keterangannya, Rabu (4/5).
Zubairi menjelaskan adenovirus merupakan virus umum yang disebabkan berbagai penyakit. Seperti, pilek, demam, sakit tenggorokan, bronkitis, pneumonia dan diare.
Baca juga: Early Detection Penyakit di Indonesia Masih Rendah
"Adenovirus 41 belum pernah terkait hepatitis dan patogen umum ini biasanya bisa sembuh sendiri," imbuhnya.
Meski demikian, virus tersebut serius karena beberapa anak meninggal. Bahkan, 10 dari 145 pasien dengan hepatitis memerlukan transplantasi hati.
Sejauh ini, belum ada tes yang memastikan hepatitis akut. Namun syaratnya, pasien harus negatif terhadap virus hepatitis A, B, C, D dan E, dengan kadar enzim transminase lebih dari 500 unit per liter
"Menurut WHO, rentang usia pasien yang diidentifikasi sejauh ini antara bayi berusia satu bulan hingga remaja 16 tahun," ungkap Zubairi.
Zubairi menjelaskan sebagian anak yang terserang hepatitis akut mengalami masalah gastrointestinal, lalu diikuti penyakit kuning.
Sumber: Pemerintah Ingatkan Warga untuk Rajin Larva Nyamuk
Kemudian, tes labnya juga menujukan tanda peradangan hati parah. Sebagian besar anak tidak mengalami demam.
Terkait dengan langkah pencegahan, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengimbau seluruh tenaga kesehatan dan masyarakat. Khususnya, orang tua dan anak agar tetap menerapkan protokol kesehatan ketat.
"Masyarakat tetap tenang dan berhati-hati. Mencegah infeksi dengan berbagai langkah," kata Ketua IDAI Piprim Basarah Yanuarso.
Langkah pencegahan infeksi termasuk mencuci tangan, minum air bersih yang matang, makan makanan bersih dan matang penuh. Lalu, membuang tinja dan popok sekali pakai pada tempatnya. Menggunakan alat makan sendiri, serta memakai masker.(OL-11)
Memperkuat surveilans, ujar Widyastuti, merupakan sistem kewaspadaan dini yang dibangun untuk penyakit menular yang berpotensi menyebar luas.
Dinas Kesehatan DKI Jakarta telah melakukan langkah antisipasi seperti penguatan deteksi dini.
"Kita rencananya akan memanggil Dinkes untuk mendapatkan penjelasan dari mereka sekarang posisi kasusnya seperti apa,"
Anggota DPRD DKI Jakarta Komisi E dari Fraksi PKS mengatakan perlunya keseriusan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
Sejauh ini, Pemprov DKI Jakarta belum memiliki keputusan khusus terkait penghentian PTM di tengah penyebaran hepatitis akut misterius.
Pasien diketahui berusia 10 tahun dan merupakan warga DKI Jakarta yang dilaporkan berobat di salah satu rumah sakit swasta di Kota Bekasi.
Generasi Beta: Pahlawan atau korban revolusi teknologi? Mari kita bahas.
Dalam dekade terakhir, masyarakat Indonesia mulai akrab dengan dunia digital. Mulai dari kakek-nenek hingga cucu telah melek teknologi informasi.
Di era digital yang terus berkembang, transformasi digital bukan hanya sekadar tren. Itu telah menjadi kebutuhan mendesak dalam berbagai bidang, termasuk di bidang kesehatan.
Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (Simpus) adalah sebuah sistem digital yang dirancang khusus untuk membantu Puskesmas dalam mengelola berbagai informasi kesehatan.
Kalian harus perbanyak minum air putih. Air putih bermanfaat baik untuk kesehatan kulit. Dengan asupan cairan tubuh yang baik maka badan dan kulit menjadi terwat.
Putri Catherine dari Wales mengumumkan sedang menjalani kemoterapi pencegahan untuk mengobati kanker. Tapi apa itu kemoterapi pencegahan?
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved