Headline

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia

Fokus

MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan

Sosialisasi Pembagian Kuota Haji Tahun Ini Harus Jelas

M. Iqbal Al Machmudi
19/4/2022 19:20

KETUA Komnas Haji dan Umrah Mustolih Siradj menekankan bahwa transparansi pembagian kuota haji harus diperjelas dan disosialisasikan oleh Kementerian Agama. Sehingga, tidak menimbulkan kesalahpahaman di tengah masyarakat.

Diketahui, pemerintah Arab Saudi mensyaratkan batas usia jemaah haji pada 1443H/2022M maksimal 65 tahun. Sosialisasi kepada jemaah harus dilakukan dengan efektif. Mengingat, waktu persiapan haji semakin sedikit. 

Jemaah yang berusia di atas 65 tahun, diharapkan mendapat jaminan untuk berangkat di tahun berikutnya. "Transparansi terkait pembagian kuota ini harus jelas. Banyak masyarakat yang sudah lunas, tunda tidak berangkat karena usianya di atas 65 tahun," ujarnya saat dihubungi, Selasa (19/4).

Baca juga: Ini Rincian Biaya Haji 2022 yang akan Ditetapkan Presiden Jokowi

Pemerintah Arab Saudi telah membuka kuota 1 juta jemaah untuk ibadah haji pada tahun ini. Apabila merujuk data, terdapat 166 ribu jemaah yang sudah melunasi biaya haji, namun ditunda keberangkatannya. 

Dengan asumsi jatah kuota Indonesia sekitar 100 ribu jemaah, maka ada 66 ribu jemaah yang tereliminasi. Kemudian, tereliminasi juga jemaah yang umurnya di atas 65 tahun.

Baca juga: Jemaah Haji di Atas 65 Tahun Dapat Prioritas Diberangkatkan Tahun Depan

"Kuota haji untuk Indonesia dari Arab Saudi itu jadi kuota nasional. Kemudian, akan dibagi pada provinsi dan kabupaten/kota. Lalu, kuota dibagi dua, yakni 92% haji reguler dan 8% untuk haji khusus," imbuhnya.

Menurut Mustolih, harus ada penjelasan kepada publik bahwa jemaah yang berangkat telah memenuhi syarat. Pun, kuotanya dibagi secara adil dan proposional. Khususnya, jemaah yang tunda lunas di 2020, agar menjadi prioritas di tahun selanjutnya.

Apalagi menjelang keberangkatan, pihaknya menilai ada jemaah yang berpotensi tidak jadi berangkat ke Tanah Suci. Misalnya, dengan alasan kesehatan, hingga meninggal dunia. Oleh karena itu, harus diantisipasi sehingga kuota yang minim dapat 100% terserap.(OL-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik