Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Bangun Arsitektur Kesehatan Global untuk Hadapi Pandemi Selanjutnya

M. Iqbal Al Machmudi
23/3/2022 19:39
Bangun Arsitektur Kesehatan Global untuk Hadapi Pandemi Selanjutnya
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin covid-19 Corbevax pada seorang anak di Hyderabad, India, Selasa (22/3/2022)(AFP/NOAH SEELAM)

BELAJAR dari pandemi covid-19 bahwa arsitektur kesehatan dunia tidak cukup untuk mengatasi pandemi ini karena kapasitas dari tiap-tiap negara untuk mendeteksi, memantau, dan mempersiapkan respons yang lebih efektif.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid menilai menyikapi hal ini pemimpin negara-negara G20 untuk mewujudkan suatu arsitektur kesehatan global yang lebih inklusif, kooperatif, responsible, dan lebih tangkas dalam berbagai isu kesehatan.

Selain itu pemimpin negara G20 harus mendukung percepatan akses keperawatan, sarana prasarana pencegahan covid-19 seperti alat tes, vaksinasi dan sebagainya untuk perawatan pasien covid-19. Kolaborasi ini harus dapat membantu pasien di negara yang ekonomi rendah dan sistem kesehatan nasional yang lebih kuat dan berkelanjutan.

Baca juga: Alasan Kemenkes belum Pastikan Booster sebagai Syarat Mudik

Baca juga: Konsep Berkelanjutan Sajikan Hunian dengan Lingkungan Sehat

"Selama pandemi covid-19 berdampak pada perekonomian global. Maka dari itu dibutuhkan sebuah rekoneksi terhadap sebuah sertifikat vaksinasi di antara negara-negara G20. Hal ini perlu dipertimbangkan agar sertifikasi vaksin covid-19 bisa menjadi dokumen perjalanan untuk masuk ke negara lain," kata Nadia dalam konferensi pers Health Working Group Pertama G20 Indonesia secara virtual, Rabu (23/3).

Sebelumnya masih banyak negara melakukan verifikasi vaksinasi dengan cara masing-masing sehingga banyak masyarakat yang terhalang karena tidak bisa terkoneksi permasalahan vaksinasi. "Oleh karena itu perlu adanya perjanjian resmi antar negara untuk menyelesaikan persoalan tersebut," ucap Nadia.

Nadia juga menilai dalam pertemuan nanti perlu dilakukan pembangunan pusat studi dan manufaktur untuk pencegahan dalam merespon krisis kesehatan yang akan datang. Dunia saat ini perlu memperluas fasilitas penelitian dan manufaktur kesehatan secara global agar pandemi di masa depan bisa dicegah.

Teknologi vaksinasi mRNA juga akan menjadi pembahasan selanjutnya. Vaksin mRNA memungkinkan perkembangan yang lebih cepat terhadap penemuan vaksin serta vaksin yang lebih murah dan aman untuk merespons kondisi pandemi.

"Vaksin mRNA yang nanti juga akan dibahas terutama pembangunan pusat studi pencegahan persiapan respon," ujar Nadia.

Akan tetapi perkembangan vaksin mRNA hanya terjadi di negara-negara maju saja, untuk bersiap menghadapi pandemi berikutnya setiap negara harus memiliki akses yang setara terhadap vaksin. 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya