Headline
Istana minta Polri jaga situasi kondusif.
DUA tahun perjalanan pandemi covid-19 telah memberikan dampak yang cukup besar, terutama bagi pembelajaran anak. Aktivitas yang awalnya dilakukan secara tatap muka, kini harus disesuaikan dengan sistem daring.
Tentunya, aktivitas tersebut menuntut peran orangtua dalam memantau tumbuh kembang anak. Melihat pada kondisi tersebut, Siloam Hospitals Semarang turut berkontribusi dengan mengadakan sesi Instagram Live.
“Walaupun tidak dilakukan secara tatap muka, namun pembelajaran daring tetap harus dilakukan secara maksimal, karena tumbuh kembang anak selama dua tahun (pandemi) ini tetap harus berjalan sesuai usianya,” tutur dr. Puni Oktisari, Sp. A., dokter spesialis anak di Siloam Hospitals Semarang dalam keterangan pers, Sabtu (12/3)
dr.Puni Oktisari menambahkan, orang tua memegang peranan penting dalam hal tersebut.
Tak dapat dipungkiri, orangtua memiliki peran penting untuk mendukung anak menjalani kegiatan belajar di rumah, terutama bagi anak-anak yang masih berada pada jenjang TK, SD, dan SMP.
Anak-anak pada jenjang tersebut masih perlu dibantu untuk lebih fokus dan semangat dalam menciptakan suasana belajar.
Dengan pendampingan yang dilakukan secara tepat, orangtua dapat mengawasi dan memantau tumbuh kembang anak selama pandemi.
Sembilan tips memantau tumbuh kembang anak selama pembelajaran daring
Patut diingat akan pendampingan pada anak tidak selalu berjalan lancar. Kerap kali ditemui kendala seperti anak mulai kehilangan motivasi belajar, lebih emosional, sulit diatur, atau bahkan menjadi tantrum.
Untuk menangani hal tersebut, simak sembilan tips berikut :
1. Komunikasikan dan beri pengertian ke anak.
Anak-anak TK dan SD kadang kalanya masih belum paham kondisi pandemi COVID-19, mungkin mereka bertanya-tanya, mengapa tidak rutin datang ke sekolah? Mengapa belum boleh bermain bersama teman? Mengapa belum boleh jalan-jalan?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut menjadi tanggung jawab orangtua untuk menjelaskan ke anak, bahwa masa pandemi ini mengharuskan kita untuk melakukan berbagai aktivitas dari rumah, mulai dari belajar hingga bermain. Berikan pengertian ke anak, orangtua akan mendampingi proses belajar sehingga anak-anak tak perlu merasa takut.
2. Anak harus diberikan peraturan.
Kebiasaan baik yang telah terbentuk sebelum pandemi harus dijaga agar anak dapat mandiri dan terbiasa melakukan aktivitasnya. Tetap terapkan peraturan pada anak, seperti, bangun pagi setiap pukul 06.00, mandi dan sarapan sebelum mengakses Zoom, dan membatasi jam tidur pada malam hari.
3. Membuat pojok atau sudut belajar.
Dilandasi dengan kesepakatan dari anak, sudut belajar dibuat untuk memberi pengertian bahwa anak mempunyai ruangan sendiri untuk belajar. Penentuan sudut belajar juga disesuaikan dengan keinginan anak agar lebih bersemangat, misalnya anak lebih suka belajar dengan melihat pemandangan di luar rumah, maka buat meja belajar di dekat teras rumah.
4. Buat inovasi dalam pembelajaran anak.
Ajak anak melakukan aktivitas di rumah yang sesuai dengan kurikulum pembelajarannya di sekolah. Misalnya, materi pembelajaran anak di sekolah mengenai berhitung, maka orangtua dapat mengajak anak membuat beberapa kue kemudian anak dapat menghitung kue hasil buatannya. Hal ini juga untuk melatih saraf motorik dan kognitif anak.
5. Awali kegiatan belajar dengan doa.
Supaya anak lebih siap memulai kegiatan belajar, orangtua dapat menuntun anak untuk berdoa ataupun melakukan olahraga ringan.
6. Berikan apresiasi pada anak.
Selama mendampingi anak, sekecil apapun usaha yang sudah dilakukan saat kegiatan pembelajaran, berikan apresiasi agar anak merasa lebih dihargai.
7. Lakukan review atau penguatan materi belajar.
Setelah belajar, ajak anak mengulang secara singkat materi dan aktivitas belajar yang telah ia lakukan.
8. Akhiri kegiatan belajar dengan doa.
Anak juga perlu mengetahui kapan waktu kegiatan belajar berakhir. Hal ini bertujuan supaya mereka tidak jenuh dan lelah ketika harus belajar dalam jangka waktu yang panjang. Selain berdoa, bernyanyi juga dapat dilakukan sebagai penanda untuk mengakhiri kegiatan belajar.
9. Orangtua harus tersenyum dan sabar.
Meskipun terkesan susah, tersenyum dan sabar juga merupakan hal yang tak kalah penting. Jangan sampai anak menjadi tertekan, stres, dan enggan belajar di rumah. (RO/OL-09)
LEBIH dari 500 siswa di delapan TK dalam wilayah Tangerang Selatan menikmati layanan pemeriksaan gigi serta edukasi kesehatan.
Di Indonesia, kanker paru menyumbang 9,5% dari seluruh kasus kanker serta menjadi penyebab 14,1% kematian akibat kanker.
Penelitian terbaru menemukan paparan gelombang panas berulang dapat mempercepat proses penuaan manusia.
Makanan yang menjadi tren dan digemari anak muda biasanya tinggi gula dan gorengan dengan tepung mengandung advanced glycation end products (AGEs) yang merusak kolagen.
Sektor kesehatan di Indonesia kini memasuki fase baru dengan hadirnya teknologi pemindai PET/CT Biograph Vision Quadra di RS EMC Grha Kedoya.
Dorongan untuk hidup lebih sehat, lebih lama, dan lebih baik kembali digaungkan melalui ajang AIA Vitality Live 2025.
KESEHATAN mental sering menjadi bahan seminar, tetapi jarang menjadi agenda nyata di ruang-ruang rapat sekolah.
Guru membagikan enam kebiasaan penting yang bisa diterapkan orang tua dan siswa di bulan pertama sekolah.
DPRD DKI Jakarta mengusulkan pembinaan dan pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) maupun madrasah masuk ke dalam pembahasan Ranperda tentang Penyelenggaraan Pendidikan.
DI bawah guyuran hujan lebat, Pemerintah Kabupaten Yahukimo bersama Forkopimda tetap menggelar upacara Taptu dengan khidmat pada Sabtu (16/08) sore, sebagai rangkaian HUT ke-80 RI
program cek kesehatan gratis (CKG) bagi siswa yang digelar serentak pada Senin (4/8), dinilai sebagai langkah positif untuk memperkuat fondasi kesehatan nasional,
Siswa harus dipersiapkan sukses pada abad ke-21 sebagai inovator dan pemecah masalah yang kreatif sejak usia dini.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved