Perkuat Layanan PAUD HI untuk Siapkan Generasi Emas

Faustinus Nua
11/3/2022 08:46

PENGEMBANGAN Anak Usia Dini Holistik Integratif (PAUD HI) merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan esensial anak sejak 1000 hari awal kehidupan. PAUD HI menjadi salah satu kunci penting untuk membangun SDM yang unggul untuk generasi emas.

Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan, dan Pemuda Kemenko PMK Femmy Eka Kartika Putri mengatakan bahwa dalam menyiapkan generasi emas 2045, layanan PAUD HI memberikan kebutuhan esensial anak yang beragam dan saling berkait secara simultan dan sistematis. Sehingga anak dapat tumbuh kembang secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan usianya.

“Tidak hanya memberikan satu layanan pendidikan saja, tetapi satuan PAUD (pendidikan anak usia dini) yang sudah menjadi layanan PAUD HI mencakup kebutuhan yang berkaitan dengan kesehatan dan gizi serta pola pengasuhan dan perlindungan anak,” ujar Femmy dalam Webinar Nasional Panduan dan Praktik Baik Implementasi Layanan PAUD HI, Rabu (9/3). 

Baca Juga: PAUD Dorong Pembangunan Manusia dan Cegah Stunting 

Strategi PAUD HI di antaranya adalah pemberdayaan masyarakat. Hal itu dilakukan dengan memberikan layanan bimbingan perkawinan kepada calon pengantin. Agar mereka memiliki pengetahuan tentang kehidupan berkeluarga yang baik, sehingga anak-anaknya sehat lahir batin.  

Tidak hanya itu penguatan dan penyelarasan landasan hukum, serta peningkatan advokasi, komitmen,  koordinasi, dan kerjasama antar instansi, pemerintah,  lembaga penyelenggaraan layanan, dunia usaha, dan organisasi terkait mutlak diperlukan. Terwujudnya PAUD HI yang berkualitas adalah kerja bersama  semua pihak. Oleh karenanya, peningkatan kapasitas dan kompetensi kader, masyarakat, penyelenggara, dan tenaga pelayanan  merupakan bagian dari strategi PAUD HI.

"Untuk memenuhi kebutuhan esensial anak (kebutuhan gizi, pendidikan, moral) yang beragam dan saling terkait secara simultan, sistematis, dan terintegrasi,  layanan PAUD HI ini sebaiknya terintegrasi mulai dari fasilitas kesehatan, Posyandu, Bina Keluarga Balita (BKB), satuan PAUD," jelasnya.

Femmy mengatakan bahwa saat ini masih ada 15 ribu desa yang belum memiliki satuan PAUD. Padahal, satuan pendidikan tersebut sangat penting dalam mendukung layanan PAUD HI di seluruh Indonesia.

Baca Juga: Perkuliahan Aktif Statistika dengan Zoom, Kahoot, dan Jamboard

Direktur PAUD Kemendikbud-Ristek Muhammad Hasbi mengatakan bahwa satu desa harus memiliki satu PAUD untuk mendukung PAUD HI. Berbagai hambatan pembangunan satuan PAUD sendiri bisa disebabkan proses perizinan di daerah.

"Meskipun sudah ada 205 ribu satuan PAUD tapi ini perlu masih ada desa yang belum memiliki layanan PAUD  secara legalitas dengan perizinan," ucapnya.

Beberapa daerah, disebutnya memiliki layanan PAUD yang melebihi target satu desa satu PAUD. Hasbi mengapresiasi respons Pemda dalam membangun layanan PAUD. Namun, masih ada banyak daerah yang belum mencapai ambang batas.

Hasbi menambahkan bahwa pembangunan satuan PAUD memiliki alokasi anggaran dari dana desa. Sementara, Pemerintah pusat mendukung dengan dana BOP PAUD.

Dirjen Pembangunan Desa dan Perdesaan, Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi, Sugito mengatakan bahwa saat ini terjadi perubahan paradigma desa. Desa menjadi subyek utama pembangunan yang secara langsung dilibatkan dalam pembangunan manusia. Lantas, salah satu SDHs desa mengaharuskan layanan pendidikan desa berkualitas sebagaimana menjadi bagian dari PAUD HI.

"Layanan pendidikan anak usia dini adalah bagian dari rencana penanganan stunting di desa," kata dia.

Oleh karena itu, setiap desa setidaknya memiliki satu layanan PAUD. Apalagi, anggaran dana desa juga dialokasikan untuk  PAUD dan semua kebutuhan kesehatan dan pengasuhan anak dalam menekan laju stunting.

"Desa-desa yang belum memiliki lembaga PAUD dapat menginisiasi pendirian PAUD nonformal binaan desa atau membantu pengembangan lembaga PAUD yang telah ada di desa," tuturnya.

Sementara itu, Plt. Direktur Bina Keluarga Balita dan Anak, BKKBN, dr. Irma Ardiana, MAPS menyampaikan bahwa sebagai bagian dari layanan PAUD HI, pihaknya berkontribusi pada penanganan stunting.  Hal itu sesuai peran BKKBN dalam agenda pembangunan manusia yang dicanangkan pemerintah.

"Saat ini, prioritas kita pada 12 provinsi. 7 provinsi merupakan daerah dengan prevalensi stunting tertinggi dan 5 provinsi pada penduduk," kata dia.

BKB adalah layanan penyuluhan bagi orang tua dan anggota keluarga dalam mengasuh dan membina tumbuh kembang anak. Atas arahan percepatan penurunan stunting pihaknya terus memperluas pelaksanaan layanannya.

Lebih lanjut, Indar Ardiniansyah selaku pengelola layanan PAUD HI Tulip Ciomas, Kab. Bogor membagikan praktik baik yang sudah dilakukan selama ini. Berdasarkan kondisi sosial ekonomi warga setempat yang membutuhkan banyak dukungan kesehatan, pendidikan dan lainnya, penting untuk diintervensi.

"Perlu segera dilakukan intervensi agar anak-anak terpenuhi esenis kebutuhan hidupnya, yakni aspek perawatan, kesehatan dan gizinya, pendidikan dan pengasuhan," jelasnya.

Layanan PAUD HI yang diterapkan adalah posyandu, PAUD dan BKB. Implementasi ketiga layanan itu telah memberi manfaat bagi warga dengan jumlah sasaran 129 peserta dan 10 peserta ibu hamil.

Indar menjelaskan bahwa semua program berjalan baik termasuk di tengah pandemi dengan berbagai pembatasan. Justru, kata dia, edukasi untuk keluarga menjadi sangat berarti selama masa Pandemi berkat berbagai kolaborasi yang dilakukan PAUD HI Tulip.

Praktik baik PAUD HI juga dilakukan di TK Kasih Maitreya, di Kabupaten Kepulauan Meranti Provinsi Riau. Hal itu disampaikan tenaga pendidik Isnida terkait program semangat beramal, pengasuhan terintegrasi, dapatkan semua hak anak atau SePeDa.

"Pengasuhan terintegrasi meliputi sekolah, rumah dan lingkungan. Di sekolah melalui kelas inspirasi, di rumah dengan pendampingan dan didukung lingkungan yang positif," terangnya.

Isnida mengungkapkan bahwa antusias dan dukungan warga sangat tinggi. Berbagai kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan orang tua dan anak serta tokoh masyarakat mendukung layanan PAUD HI.

Di ujung timur Indonesia, praktik baik layanan PAUD HI juga diimplementasikan RA Lukman Elhakim di Kabupaten Raja Ampat. Nur Mutia Narwawan selaku tenaga pendidik membeberkan bahwa pihaknya berfokus pada bidang pendidikan dan pengasuhan.

Menurutnya, semua program berjalan cukup baik. Bahwa ada kendala dan tantangan itu merupakan hal yang sering dijumpainya.  Semua itu merupakan pekerjaan rumah yang memang harus diatasi secara serius.

"Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan usia dini di tingkat PAUD, TK/RA. Kesadaran orang tua yang kurang terhadap pola asuh anak yang baik dikarenakan pekerjaan orang tua. Dan terbatasnya dana, sarana dan prasarana dalam melaksanakan kegiatan pelayanan," ucapnya.

Keberhasilan layanan PAUD HI di berbagai daerah menunjukan bahwa semua daerah bisa mengimplementasikannya. Butuh dukungan dan komitmen yang kuat dari semua pihak untuk mewujudkan PAUD HI bagi generasi emas Indonesia.

Webinar seri dua ini merupakan rangkaian dari Webinar Nasional yang didukung oleh Koalisi Nasional PAUD HI, ARNEC, dan Tanoto Foundation. Tanoto Foundation sebagai organisasi filantropi yang fokus pada pentingnya intervensi anak usia dini melalui program pengasuhan, pendidikan, dan penurunan prevalensi stunting. (OL-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya