Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

PAUD Dorong Pembangunan Manusia dan Cegah Stunting 

Mediaindonesia.com
03/3/2022 11:08

MENTERI Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI, Muhadjir Effendi mengatakan diseminasi Rencana Aksi Nasional Pengembangan Anak Usia Dini Holistik dan Integratif (RAN-PAUD HI) sangat berkontribusi dalam penurunan prevalensi stunting

"Dalam siklus pembangunan manusia maka pencegahan stunting ini berada dalam fungsi strategis dan sektor yang paling hulu di dalam pembangunan manusia,” jelasnya dalam Webinar Nasional PAUD HI, melalui kanal Youtube Kemenko PMK, Rabu (2/3). 

Lebih lanjut, Muhadjir menyampaikan alokasi pembangunan untuk Bantuan Operasional Penyelenggaraan PAUD mencapai Rp5 triliun per tahun. Hingga kini jumlah PAUD di Indonesia telah mencapai 182 ribu. 

Baca Juga: Perkuliahan Aktif Statistika dengan Zoom, Kahoot, dan Jamboard

"Inilah kemudian kita mencoba menata kembali pembangunan sumber daya manusia dimulai dari sektor yang paling hulu, yakni 1.000 hari kehidupan sampai lansia 60 tahun,” ujarnya. 

Hal tersebut menjadi penting menurut Muhadjir dikarenakan, saat ini Indonesia sedang menuju bonus demografi akibat kelahiran besar-besaran pada tahun 1970-1980. Sejak 2012 hingga 2030 Indonesia sedang menikmati bonus demografi. 

"Karena itu kita harus memanfaatkan momentum bonus demografi ini sebaik-baiknya, usia produktif ini harus memilki penghasilan yang baik,” tuturnya.“Saya mendukung program PAUD HI ini, sehingga ini betul betul bisa memberikan nilai tambah, serta dengan Langkah strategis penanganan PAUD menggunakan pendekatan HI menjadi sangat penting menyiapkan 24 tahun ke depan menuju Indonesia emas,” sambung Muhadjir. 

Pada 2018, Bank Dunia melansir, 52,2% angkatan usia kerja masyarakat Indonesia 18-60 tahun mengalami stunting pada usia 1.000 hari pertama kehidupan. Hal tersebut menjadi penyebab kualitas SDM belum optimal. 

Deputi Bidang Koordinasi Kualitas Anak, Perempuan dan Pemuda Kemenko PMK Femmy Eka Kartika Putri menambahkan, perkembangan anak usia dini adalah proses penting sejak kehamilan hingga 1.000 hari kehidupan anak. "Tahap anak usia dini merupakan periode pertama dan penting dalam siklus kehidupan manusia yang harus mendapatkan perhatian serius dari keluarga pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat,” pungkas Femmy. 

Direktur Pendidikan dan Agama Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Amich Alhumami memaparkan manfaat jangka panjang pendidikan anak usia dini. Salah satunya adalah mengembangkan kecakapan kognitif dan sosial. 

PAUD berperan penting dalam mendorong tumbuh kembang dan mengasah kecapaian anak-anak dalam berpikir, berperilaku dana memperoleh kesejahteraan emosional."Lingkungan belajar PAUD memungkinkan pembelajaran berbasis bermain yang merangsang keterampilan bahasa dan emosional serta pengemabangan kreativitas dan imajinasi,” jelasnya. 

Selain itu, meningkatkan prestasi akademik anak. Berbagai penelitian menyebutkan anak-anak memperoleh satu tahun PAUD cenderung berkinerja lebih baik di sekolah dasar. “Yang terakhir, meningkatkan interaksi sosial. PAUD memberikan kesempatan yang baik bagi anak anak mengembangkan interaksi sosial dengan orang lain yang berasal dari latar belakan sosial-budaya yang berbeda, keterampilan sosial yang diperoleh dari PAUD sangat penting di kemudian hari dan pendidikan di masa depan,” pungkas Amich. 

Webinar nasional dengan lebih dari 4.000 peserta ini didukung oleh Koalisi Nasional PAUD HI, ARNEC, dan Tanoto Foundation. Tanoto Foundation sebagai organisasi filantropi yang fokus pada pentingnya intervensi anak usia dini melalui program pengasuhan, pendidikan, dan penurunan prevalensi stunting.  (OL-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya