Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Soal Gempa Sumbar, BMKG Temukan Patahan yang belum Teridentifikasi

Atalya Puspa
01/3/2022 14:38
Soal Gempa Sumbar, BMKG Temukan Patahan yang belum Teridentifikasi
Reruntuhan masjid akibat gempa yang melanda wilayah Nagari Kajai, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat.(Antara)

BADAN Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menemukan satu patahan baru di wilayah Sumatra Barat, yang selama ini belum teridentifikasi. 

Hal itu diperoleh BMKG saat melakukan pemantauan di lapangan pascagempa bumi Pasaman dan Pasaman Barat beberapa waktu lalu. Dari data tersebut, gempa bumi itu rupanya terjadi di luar patahan yang selama ini telah teridentifikasi BMKG.

"Ada patahan baru yang selama ini tidak ada rekaman data-data seismik di situ selama ratusan tahun. Baru kemarin saat gempa Pasaman dan Pasaman Barat, terekam data-data sesimik," jelas Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers virtual, Selasa (1/3).

Baca juga: BMKG: Aktivitas Kegempaan Sumbar Akan Segera Stabil

Dwikorita mengungkapkan bahwa selama ini terdapat sejumlah patahan atau segmen yang teridentifikasi di wilayah Sumatra Barat. Rinciannya, segmen sumpur, segmen sianok, segmen sumani, segmen suliti, segmen angkola dan segmen barumun. Adapun, patahan yang baru saja teridentifikasi diberi nama segmen talamau.

Lewat temuan itu, BMKG akan melakukan pendalaman lebih lanjut untuk mengidentifikasi potensi gempa. Pasalnya, selama ini wilayah di sekitar Patahan Talamau teridentifikasi sebagai zona aman.

Baca juga: Korban Jiwa Gempabumi M 6.1 Sumbar Menjadi 11 Orang

"Patahan Talamau berpotensi suatu saat akan bergerak lagi. Kita tidak tahu kapan. Tapi, kita akan lakukan pendalaman, agar bisa dihitung kalau bergerak akan berapa besar," papar Dwikorita.

Berdasarkan pemantauan sementara, Patahan Talamau berpotensi menimbulkan getaran hingga skala VIII MMI. "Tingkat skala guncangan ini bisa menyebabkan rumah roboh," imbuh Dwikorita.

Menurutnya, pemodelan yang nanti dilakukan BMKG penting untuk menjadi bekal pemerintah daerah. Dalam hal ini, menyiapkan building code di zona episenter.(OL-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya