Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

IDAI Ingatkan Bahaya Covid-19 Varian Omikron pada Anak

Basuki Eka Purnama
01/3/2022 12:00
IDAI Ingatkan Bahaya Covid-19 Varian Omikron pada Anak
Seorang siswa sekolah dasar menerima suntikan vaksin covid-19 di Dumai, Riau.(ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid)

KETUA Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso mengingatkan para orangtua untuk waspada terhadap bahaya covid-19 varian Omikron yang mengintai anak karena dapat menyebabkan masalah kesehatan yang fatal.

"Ada beberapa kasus laporan pada dokter anak yang menerima kasus Multisystem Inflammatory Syndrome in Children (MIS-C) bisa menyebabkan gagal jantung dan diabetes melitus, juga bisa merusak organ-organ lain," kata Piprim dalam sebuah webinar, dikutip dari siaran pers, Selasa (1/3).

Piprim mengatakan anak berpotensi mengalami MIS-C beberapa waktu setelah terpapar covid-19.

"Jadi, hati-hati terhadap potensi long covid-19 atau MIS-C yang bisa menimpa bahkan ketika swabnya sudah negatif," ujar Piprim.

Baca juga: PPKM Diperpanjang, Daerah Level 3 dan 4 Bertambah

Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Fify Mulyani mengatakan gejala yang umum dialami bayi saat terjangkit covid-19 varian Omikron meliputi kesulitan bernapas atau batuk yang terus menerus disertai napas yang pendek, adanya penurunan intensitas buang air kecil, menolak disusui, dan demam tinggi.

"Sementara pada anak yang usianya lebih besar atau pada balita, gejala infeksi covid-19 varian Omikron yang paling sering dilaporkan adalah pilek, sakit kepala, demam, dan yang paling umum adalah sakit tenggorokan," imbuh Fify.

Sebagai upaya pencegahan covid-19 pada anak, Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Erna Mulati mengatakan hal tersebut dapat dilakukan melalui vaksinasi.

Saat ini, tercatat jumlah vaksinasi yang dilakukan pada anak usia 6-11 tahun mencapai 65,6% untuk dosis pertama dan 25,85% untuk dosis kedua. Sedangkan untuk usia 12-17 tahun, tercatat 91,73% untuk dosis pertama dan 72,7% untuk dosis kedua.

"Berdasarkan data orang yang terinfeksi covid-19 pada 21 Januari hingga 6 Februari 2022, sekitar 69% belum melakukan vaksinasi. Untuk itu, perlu adanya strategi percepatan vaksinasi yang terdiri dari kerja sama dari berbagai pihak yang mempunyai komitmen tinggi dalam upaya meningkatkan cakupan vaksinasi," ujar Erna.

Diketahui, berdasarkan survei IDAI, saat ini, tengah terjadi peningkatan kasus infeksi covid-19 varian Omikron pada anak, terutama di wilayah luar Pulau Jawa. 

Pada awal Januari, tercatat 70 kasus dan terus meningkat hingga 350 kali lipat pada 14 Februari 2022. Angka tersebut telah melampaui puncak gelombang kedua covid-19 pada Juli 2021. (Ant/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya