Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
SEKRETARIS Utama Badan Nasional Penanggulangan Bencana Lilik Kurniawan memaparkan tiga strategi guna menghadapi ancaman risiko dari bencana di Indonesia.
Lilik, pada diskusi yang diselenggarakan dalam Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana (Rakornas PB) diikuti secara daring di Jakarta, Rabu menyebut ancaman bencana dapat berupa peristiwa alam maupun nonalam, dan dari segi kerentanan dan kapasitas wilayah.
"Bagaimana cara mengurangi risiko bencana untuk mengurangi ancaman yang tadi, supaya ancaman tidak banyak terjadi, itu namanya program pencegahan, untuk mengurangi yang namanya kerentanan itu, namanya program mitigasi, dan untuk meningkatkan kapasitas itu program kesiapsiagaan," katanya.
Kemudian yang kedua adalah tindakan yang cepat sebelum terjadinya bencana, seperti menyiapkan situasi darurat dengan model-model klaster.
Pada satu wilayah yang rawan terjadi bencana, menurut Lilik, harus ada yang memiliki keahlian pencarian dan pertolongan, mengurusi pengungsian, menangani psikososial, masalah kesehatan serta harus ada yang siap mendukung masalah logistik, peralatan dan sebagainya.
"Ini harus dimiliki, baik di kabupaten/kota, provinsi maupun nasional. Sehingga yang kita sebut sebagai kolaborasi itu, kita lakukan sesuai dengan keahlian yang ada," ujar dia.
Baca juga : Erick Cek Persiapan Vaksinasi Booster di Kimia Farma
Menurut Lilik, strategi ketiga adalah pada saat pascabencana. Kolaborasi tersebut harus bisa membangun daerah-daerah yang terdampak bencana dengan cepat, dengan melibatkan seluruh komponen bangsa.
"Tentu masalahnya terkait dengan membangun kembali dengan lebih baik, lebih aman dari sebelumnya, dan lebih berkelanjutan. Sehingga masyarakat juga tidak hanya rumahnya yang dibangun, tapi ekonominya juga harus dibangun," kata dia.
Rakornas PB 2022 diikuti 7.000 peserta dari perwakilan kementerian/lembaga, TNI-Polri, pemerintah daerah, akademisi, lembaga usaha, media dan organisasi masyarakat, baik lokal, nasional maupun internasional.
Dari jumlah tersebut, 6.650 peserta hadir secara virtual, guna mengurangi potensi penularan Covid-19.
Sementara untuk 350 peserta yang hadir di ICE BSD Tangerang, Banten, diterapkan protokol kesehatan yang sangat ketat, mulai dari pendaftaran, pelaksanaan, sampai dengan selesai kegiatan pada Kamis (24/2). (Ant/OL-7)
Tingginya curah hujan mengakibatkan debit air Sungai Ciwalen meluap. Kondisi itu mengakibatkan pondasi Jembatan Cibogo tergerus hingga akhirnya roboh
Rata-rata kerusakan terjadi pada bagian atap rumah karena terbawa angin kencang saat hujan deras melanda.
Kerusakan pada bagian atap terjadi di Pasar Hanggar Cokelat dan Pasar Rakyat Jabar Juara.
Persiapan sudah dilakukan, terutama melengkapi semua peralatan guna mempercepat evakuasi di titik lokasi bencana,
BMKG memperkirakan musim hujan datang merata di Garut pada akhir November.
Harus segera disiapkan langkah-langkah antisipatif demi meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi ancaman potensi berbagai jenis bencana.
Potensi kejadian bencana di Jawa Barat mulai dari banjir, tanah longsor hingga angin kencang
Mitigasi bisa menjadi upaya pencegahan sebelum terjadinya bencana.
BADAN Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) akhirnya bisa memetakan sesar aktif yang menjadi pemicu gempa bumi di Kabupaten Sumedang Jawa Barat (Jabar) pada pergantian Tahun 2024.
Gempa di Sumedang terjadi pada 31 Desember 2023 hingga Januari 2024.
Program yang dilakukan oleh Kementerian Sosial sangat tepat mengingat wilayah Garut yang rawan bencana memerlukan upaya mitigasi dari pemerintah dan masyarakat.
Hal ini dilakukan sebagai langkah kesiapsiagaan dini dan kewaspadaan jika terjadi bencana di sekitar lingkungannya
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved