Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Ingin Deteksi Dini Masalah Ginjal? Lakukan Tes Urine

Basuki Eka Purnama
19/2/2022 14:45
Ingin Deteksi Dini Masalah Ginjal? Lakukan Tes Urine
Ilustrasi(medicinenet)

PENYAKIT pada ginjal, semisal peradangan bisa dideteksi dini, salah satunya melalui tes atau pemeriksaan urine. Hal itu diungkapkan Sekjen Indonesian Society of Hypertension (InaSH) Djoko Wibisono.

Tes urine dilakukan untuk mengetahui kadar protein, rasio albumin dan kreatinin dalam urine.

"Deteksi dini penting. Kalau ada protein di urine itu sudah merupakan tanda kerusakan ginjal secara dini. Deteksi secara terus menerus untuk mengetahui adanya penyakit ginjal kronik," kata dia dalam sebuah konferensi pers virtual, dikutip Sabtu (19/2).

Baca juga: Pasien Diabetes Disarankan Cek Ginjal Tiga Bulan hingga Setahun Sekali

Djoko mengatakan, tes urine bahkan bisa dilakukan pada bayi untuk mengetahui ada tidaknya protein dan sel darah merah di dalam urine-nya, yang menjadi tanda dini penyakit autoimun atau peradangan di ginjal.

"Tidak jarang masih balita bisa cuci darah karena penyakit autoimun, penyakit peradangan ginjal. Harus dideteksi dini urine-nya. Bayi pun harus dideteksi jangan sampai urinenya ada protein, sel darah merah. Itu tanda dini. Hanya urine saja," tutur dia.

Selain tes urine, pemeriksaan darah juga disarankan untuk menilai kinerja ginjal dengan melihat kadar limbah dalam darah seperti ureum dan kreatinin.

Pemeriksaan urine dan darah juga bisa membantu mendeteksi ada tidaknya peradangan di ginjal.

"Kalau mau mendeteksi dini melihat kreatininnya, urinenya ada kebocoran protein. Ini tidak mahal. Ini dianjurkan pada masyarakat supaya jangan tunggu sakit baru check-up. Tes darah untuk melihat sisa-sisa metabolisme tubuh seperti ureum dan kreatinin, tes urine sangat terjangkau biayanya," kata Djoko.

Untuk memastikan kondisi ginjal juga bisa melalui imaging seperti USG, MRI, dan CT-Scan untuk melihat struktur dan ukuran ginjal serta biopsi ginjal yakni mengambil sampel kecil dari jaringan ginjal untuk menentukan penyebab kerusakan ginjal.

Penyakit ginjal pada stadium 1 atau 2 tidak memunculkan gejala sebelum memasuki kategori lanjut. Saat kondisi lanjut, pasien umumnya merasakan masalah seperti kram otot dan kejang otot, kehilangan berat badan, kehilangan nafsu makan, lemas, dan menurunnya ketajaman mental.

Tanda lainnya antara lain wajah pucat, mual, muntah, sesak, kejang, pembengkakan pada pergelangan kaki, kaki atau tangan, tekanan darah yang sulit dikendalikan, sesak napas, gangguan tidur, hingga disfungsi ereksi.

"Timbul gejala kalau sudah derajat lanjut yakni 3, 4, atau 5. Kalau sudah terkena kita bisa mengobati atau menghambat penyakitnya," kata Djoko yang juga menekankan pentingnya gaya hidup sehat sebagai upaya memperlambat perburukan penyakit. (Ant/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya