Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
AHLI dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof Soehartati A Gondhowiardjo mengatakan pencegahan kanker bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah tetapi juga perlu peran seluruh masyarakat.
"Ini tanggung jawab kita semua, masing-masing punya peran dan tanggung jawab sebagai komunitas, pasien, keluarga dan sebagainya," ujar Prof Tati dalam webinar Dukungan Ekosistem & Psikososial bagi Stake Holder Kanker Di Era Pandemi Covid-19, dikutip Rabu (16/2).
Staf Medis Senior Departemen Radioterapi Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) itu menegaskan setiap anggota masyarakat bisa berperan dalam memberikan dan menyebarkan informasi mengenai kanker dengan benar.
Baca juga: 70% Pasien Kanker Payudara Datang pada Stadium Lanjut
Menurut dia, tindakan pencegahan terhadap penyakit kanker tidak bisa dilakukan pemerintah saja, dalam hal ini Kementerian Kesehatan, namun hal tersebut merupakan tanggung jawab bersama.
Untuk membantu memerangi kanker, hal pertama yang paling mudah dilakukan masyarakat adalah meningkatkan informasi dan pengetahuan tentang kanker. Kemudian, bersama-sama membuat agen perubahan untuk meneruskan ataupun menyerukan berbagai kampanye.
Yang penting apa yang bisa kita lakukan seperti membuat advokasi. Kemudian cegah mitos tentang kanker, karena pasien terlambat datang karena percaya mitos," kata Prof Tati.
Selain itu, harus ada juga rencana aksi nasional tentang promosi, kepemimpinan, serta berbagai terapi kanker dan lainnya.
"Kalau bicara pencegahan, maka yang harus kerja itu bukan hanya Kementerian Kesehatan tapi banyak sekali lintas kementerian harus hand in hand. Intinya semua itu harus dilakukan secara multisektoral," ujarnya.
Lebih lanjut, Prof Tati mengatakan, yang terpenting dari pencegahan kanker adalah adanya kesadaran untuk pemeriksaan dini.
Kanker payudara dan kanker serviks adalah yang paling mudah untuk dideteksi. Pada kanker payudara bisa melakukan Sadari atau pemeriksaan payudara sendiri dan untuk kanker serviks bisa dengan papsmear atau IVA.
"Sel serviks itu sangat sederhana bisa terdeteksi dengan papsmear atau IVA untuk mendeteksi kanker mulut rahim secara dini. Ini target WHO untuk menurunkan hingga tidak ada kanker serviks di seluruh dunia," ujar Prof Tati. (Ant/OL-1)
Memperingati Hari Kanker Paru-Paru Sedunia, sebuah seminar kesehatan bertajuk Kenali Kanker Paru Sejak Dini digelar.
Sarkoma adalah kanker yang berasal dari jaringan mesenkim, lapisan yang dalam tubuh manusia berkembang menjadi jaringan ikat, otot, lemak, pembuluh darah, hingga tulang.
Menurut Senior Consultant Medical Oncology di Parkway Cancer Centre, Dr Richard Quek, terdapat lebih dari 70 subtipe sarkoma yang dikenal saat ini.
Asap ganja memiliki kandungan kompleks yang terdiri dari tetrahydrocannabinol (THC) yang menciptakan efek euforia, partikel halus, serta zat karsinogen yang juga terdapat dalam tembakau.
Di tengah perjuangan melawan kanker, kekuatan bukan hanya berasal dari terapi medis, tetapi juga dari dukungan emosional dan hubungan yang bermakna dengan komunikasi empatik.
Jumlah pasien kanker usus besar di bawah usia 50 tahun diperkirakan akan berlipat ganda pada 2030.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved