Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Hipmi: Mafia Karantina Rugikan Pariwisata Indonesia

Insi Nantika Jelita
02/2/2022 15:35
Hipmi: Mafia Karantina Rugikan Pariwisata Indonesia
Ilustrasi(MI/Barry Fatahilah)

HIMPUNAN Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) mengaku geram soal dugaan penipuan yang menimpa turis asal Ukraina yang hendak berpariwisata ke Bali. 

Korban dijebak saat karantina di Jakarta dengan hasil test PCR yang dinyatakan positif covid-19. Ketua Bidang Pariwisata, Ekonomi Kreatif, Koperasi dan UMKM Badan Pengurus Pusat (BPP) Hipmi Rano Wiharta menilai, isu mafia karantina telah mencoreng citra pariwisata Indonesia. 

Baca juga: Dirut RSUP Persahabatan: Vaksin Cegah Keparahan Covid-19

"Menurut saya, tidak hanya mencoreng citra pariwisata Indonesia saja, tetapi merugikan pariwisata Indonesia," kata Rano dalam keterangan tertulisnya, Rabu (2/2). 

Dia mengecam praktik-praktik mafia karantina karena disaat industri pariwisata Indonesia sedang berjuang pulih kembali karena pandemi, justru mafia tersebut membuat permasalahan baru. Hal ini juga dikhawatirkan menyurutkan minat wisatawan mancanegara (wisman) untuk berlibur di Indonesia.

Hipmi pun meminta pelaku pariwisata di seluruh Indonesia untuk belajar dari adanya fenomena yang terjadi di Jakarta agar tidak mengulangi hal serupa.

"Belajar dari kesalahan ini, jangan sampai terjadi di daerah lain. Kami juga meminta kepada semua pihak agar wisman yang hendak liburan ke Bali dapat menjalani karantina langsung di Pulau Dewata," ujarnya. 

Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno membongkar dugaan mafia karantina yang menyasar wisatawan di Jakarta. 

Sandiaga mengaku, menerima aduan dalam bentuk surat elektronik yang menyebut wisatawan asal Ukraina tersebut akan berlibur bersama anaknya ke Bali, lalu menjalani karantina sesuai aturan. 

Namun, saat hari terakhir karantina, hasil tes PCR dinyatakan positif, padahal mereka mengaku tak mengalami gejala. Wisatawan tersebut lantas meminta pertolongan untuk dilakukan tes PCR ulang.

Dia meyakini hasil tes tersebut salah, namun petugas tak mengizinkan mereka melakukan tes dari pihak lain selain yang disediakan petugas karantina. Mereka lalu disodori perpanjangan karantina dengan biaya besar. Turis asal Ukraina ini merasa ditipu.

Sandi mengungkap segera merespons pengaduan tersebut dengan mengirim tim Kemenparekraf. Setelah tim Kemenparekraf turun tangan, wisatawan tersebut akhirnya bisa tes ulang dan hasilnya negatif. Saat ini wisatawan tersebut sudah bisa berlibur ke Bali. (Ins)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya