Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
DESA Sumber Agung yang berlokasi di Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat (Kalbar) turut meriahkan Festival PeSona Kopi Agroforestry yang diselenggarakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Acara ini juga turut dihadiri beragam hasil kopi agroforestri dari seluruh Indonesia.
Menurut Kepala Desa Sumber Agung Arifin Noor Aziz, yang juga turut hadir dalam festival ini, menjelaskan bagaimana perjuangannya bersama dengan kelompok masyarakat petani kopi dalam membangkitkan kembali kopi di daerahnya.
"Kebakaran hutan tahun 2015 lalu membuat ratusan hektare lahan petani rusak parah, termasuk di Desa kami. Sebagai salah satu kawasan penghasil kopi terbaik di Kalbar, lahan seluas 500 hektare yang didominasi tanaman kopi hangus terbakar. Ribuan petani sempat patah semangat kala itu," ungkapnya.
Arifin juga mengatakan, sejak tahun 1999 Desa Sumber Agung pernah berjaya sebagai penghasil kopi terbesar di Kabupaten Kubu Raya Kalbar.
Arifin yang juga sebagai pelaku pertanian kopi di desanya mengungkapkan perlunya kerja keras dan kerja cerdas dalam membangkitkan kembali semangat para petani kopi di desanya. "Dua tahun kami berjibaku mengelola lahan yang rusak dan jumlah komoditi yang menurun drastis," Terangnya.
Hingga pada akhir tahun 2017, para petani Desa Sumber Agung mendapatkan angin segar untuk terus berproduksi dan kembali meningkatkan perekonomiannya melalui program Desa Makmur Peduli Api (DMPA) dari PT Daya Tani Kalbar, yang merupakan mitra pemasok Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas.
“Kami membangun komunikasi dengan PT Daya Tani Kalbar, yang akhirnya menjadikan program pemberdayaan masyarakat. Dari areal yang terbakar, kami bisa menghijaukan kembali dan revegetasi tanaman-tanaman produktif. Konsep kolaborasinya bukan hanya pencegahan, tapi peningkatan ekonomi, seperti Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) dan Masyarakat Peduli Api (MPA),” ucapnya.
Dari program DMPA, para petani dibina untuk mengelola lahan yang ditanam bibit kopi. Lalu, dari 500 hektare lahan yang terbakar, ada sekitar 50 hektare yang dirawat masyarakat untuk kembali ditanam dengan model tumpang sari, sehingga tidak fokus bibit kopi saja.
“Kami tidak susah untuk menemukan potensi komoditi utama, sehingga program ini tinggal dikembangkan dan develop ekonomi. Yang juga sejalan dengan APP Sinar Mas, terkait penanganan karhutla, ekologi dan lainnya,” Dito Cahya Renaldi, Social Impact & Community Development PT Daya Tani Kalbar.
Dari program DMPA yang sudah beberapa tahun berjalan, perekonomian masyarakat di Desa Sumber Agung sangat terbantu. Terutama pengembangan dari komoditi yang belum tergarap dengan baik, kini sudah lebih dikembangkan.
“Kita mengelola pengembangan kopi, madu kelulut dan mendukung DMPA Mart, yang menjadi Bumdes di Desa Sumber Agung,” ucapnya.
Dari Bumdes tersebut, bubuk kopi khas Sumber Agung dibantu pendistribusiannya ke pasar lokal di Kalbar, hingga tembus ke Jakarta dan Jawa Tengah. Dalam sebulan, mereka bisa memasarkan sekitar 100 kg kopi per bulannya dan madu kelulut hingga 50-100 kg per bulan.(RO/OL-09)
Kompetisi Barista Champ 2024 yang berlangsung di Talent Korner Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) terus berlanjut.
DIREKTUR Pemberitaan Media Indonesia (MI) Abdul Kohar didampingi Direktur Pengembangan Bisnis MI Benhart Rotinsulu berkunjung ke Gedung Perwakilan Bank Indonesia (BI) Banten,
HENTAKAN drum dan petikan kilat gitar ala komunitas punk/rock n roll Jakarta era 1990 an menggema di Festival Kopi Nusantara. The Ayayay membawakan lagu berjudul Melaju di Kecepatan Tinggi.
Digitalisasi berbagai sektor bisnis telah menjadi keniscayaan, termasuk di sektor kopi. Hal tersebut misalnya diakui oleh Founder Kopi Tuku, Andanu Prasetyo.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021 bahwa kebun kopi terluas di Kalimantan berada di Kalbar yakni mencapai 12.000 hektare.
Barista Innovation Challenge (BIC) 2021 menjadi sebuah ajang bukan hanya adu kreasi melainkan juga ajang networking antarsesama pelaku industri minuman
Upaya yang dilakukannya sejauh ini yakni dengan membangun barrier dan pagar listrik agar satwa liar tidak masuk ke wilayah warga.
Pendamping dari Batang Institute Fitriyani mengungkapkan penanaman kopi di lahan konservasi sangat terasa jelas dampaknya.
Dia mencontohkan Komunitas Marena di Sulawesi. Sebelum menerima SK Hutan Adat, masyarakat adat ini tidak bisa mengakses sama sekali hutan adatnya karena ada di KPHL Mata Allo.
Pendiri WE Coffee Roaster dan WE Coffee Academy, William Edison, menyampaikan proses roasting biji kopi akan menentukan hasil akhir kopi yang disajikan.
Dengan menghadirkan lebih dari 25 stan perwakilan BPSKL, peserta festival menghadirkan beragam jenis kopi khas Nusantara.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved