Headline
Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.
Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.
Angka penduduk miskin Maret 2025 adalah yang terendah sepanjang sejarah.
DALAM memperingati Hari Gizi Nasional 2022 yang bertema “Aksi Bersama Cegah Stunting dan Obesitas”, Royco mengumumkan berbagai inisiatif dan kolaborasi untuk memperluas dampak dari program edukasi nutrisi “Royco Nutrimenu” yang terlaksana sejak 2019.
Salah satunya melalui kerja sama dengan BKKBN ( Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) untuk semakin mempertajam komitmen bersama dalam mencegah dan menangani berbagai permasalahan nutrisi, termasuk stunting.
Ari Astuti, Head of Foods & Beverages PT Unilever Indonesia, Tbk. yang akrab disapa Tutut menjelaskan,“Berlandaskan strategi bisnis global ‘The Unilever Compass’, khususnya pada pilar meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan Masyarakat, Unilever memiliki komitmen ‘Future Foods’ untuk menghadirkan produk makanan dan minuman lezat yang baik bagi masyarakat dan lingkungan."
Sejalan dengan komitmen tersebut, Royco mengedepankan purpose Gerakan Pangan untuk Masa Depan untuk menginspirasi keluarga Indonesia mengonsumsi hidangan dari bahan makanan dari sumber yang berkelanjutan, dan sesuai dengan pedoman ‘Isi Piringku’ yang digalakkan pemerintah.
“Melihat adanya masalah triple burden malnutrition yang masih dihadapi masyarakat Indonesia, Royco terus menggencarkan edukasi melalui program ‘Royco Nutrimenu’," katanya pada Konferensi Hari Gizi Nasional 2022 secara virtual, Rabu (26/1).
"Setelah berhasil mengonversi 80 juta piring keluarga Indonesia menjadi lebih lezat bernutrisi pada 2021, tahun ini, dengan pesan #KebaikanIsiPiringku, program akan memperkuat dampaknya melalui berbagai aksi dan kolaborasi untuk mengatasi salah satu isu malanutrisi sedang diprioritaskan oleh Pemerintah, yaitu stunting,” lanjut Tutut.
Permasalahan stunting semakin membutuhkan perhatian bersama. Studi Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) 2021 menunjukkan bahwa prevalensi stunting mencapai 24,4%.
Kepala BKKBN Dr. (H.C) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K), mengungkapkan, “Selaku pelaksana percepatan penurunan stunting nasional yang ditunjuk oleh Presiden RI, kami berupaya mencapai target penurunan stunting menjadi 14% pada 2024."
"Mengingat kompleksitas di lapangan, intervensi program percepatan penurunan stunting membutuhkan gotong royong dari seluruh pihak, termasuk pihak pelaku industri pangan," katanya.
"Bersama Unilever Indonesia, kami akan berkolaborasi melakukan pendekatan edukatif pada keluarga yang memiliki risiko stunting sehingga kualitas gizi masyarakat dapat meningkat dan akhirnya mampu mempercepat upaya penurunan stunting,” ucap dr.Hasto.
Permasalahan ini pun kian mengkhawatirkan di masa pandemi. Sebanyak 45% rumah tangga dengan anak merasa kesulitan untuk memenuhi makanan bergizi cukup bagi anak-anak mereka.
Jika dibiarkan berlarut, UNICEF memprediksi jumlah anak stunting di Indonesia dapat meningkat hingga 31,8%, dan termasuk dalam kategori “very high” .
Kolaborasi BKKBN melalui program Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) dengan program Nutrimenu akan dilakukan melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat di tingkat desa/kelurahan sebagai upaya pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga berisiko stunting.
Nantinya, kader Dahsat akan dibekali inspirasi resep Nutrimenu dan edukasi mengenai pentingnya memasak serta mengonsumsi makanan bergizi seimbang sesuai panduan “Isi Piringku”, sehingga dapat disebarluaskan kepada seluruh target program, termasuk ibu hamil/menyusui.
Terkait hal ini, dr. Diana F. Suganda, Sp.GK, M.Kes seorang Dokter Spesialis Gizi Klinik berpendapat, “Cakupan target kolaborasi ini sangat tepat karena malnutrisi yang mengancam kualitas tumbuh kembang anak salah satunya disebabkan oleh masih tingginya prevelansi malnutrisi pada ibu hamil."
"Mengingat masa emas pertumbuhan anak terhitung sejak 1.000 hari pertama, yaitu dari kandungan hingga berusia 2 tahun, ibu hamil harus teredukasi untuk mencukupi asupan makronutrien maupun mikronutrien, seperti iodium," katanya.
"Apalagi, asupan iodium seringkali masih dikesampingkan karena kebutuhan per harinya sangat kecil. Padahal, lebih dari sekadar mencegah penyakit gondok, iodium berperan besar bagi tumbuh kembang anak, termasuk dalam mencegah stunting.” tambah dr.Diana.
Seluruh produk Royco yang terbuat dari bahan-bahan berkualitas kini telah dibuat dengan garam beriodium.
Royco juga melengkapi seluruh kemasannya dengan berbagai resep bergizi, sederhana, praktis dan terjangkau dengan memanfaatkan bahan “50 Pangan Masa Depan” untuk menginspirasi keluarga berkreasi di dapur.
Selain itu, Royco juga memperluas edukasi nutrisi dengan cara yang menyenangkan melalui serial animasi ‘Riko the Series’ yang ditayangkan di YouTube.
Fitri Tropica, ibu satu anak yang kini tengah mengandung menyampaikan antusiasmenya, “Seneng banget bahwa dukungan Royco untuk keluarga yang sehat sekarang semakin komplit!"
"Aku dan suami ingin menanamkan kebiasaan untuk mengonsumsi makanan bernutrisi pada anakku sejak dini, tapi seringkali agak kesulitan menemukan cara yang mudah dimengerti dan juga disukai oleh anak," katanya.
"Tayangan animasi ini akan sangat membantuku, karena kami bisa menikmati waktu kebersamaan yang menyenangkan sambil belajar bersama!” tambahnya. (RO/OL-09)
KRISIS gizi di Jalur Gaza, Palestina, mencapai titik kritis dengan lonjakan kematian yang mencolok sepanjang Juli 2025. Hal itu diungkapkan WHO dalam laporan terbaru yang dirilis 27 Juli 2025.
Data juga menunjukkan 1,4 juta perempuan hamil dan menyusui mengalami malnutrisi.
Setiap 25 Januari, Hari Gizi Nasional diperingati untuk memberikan kesadaran pentingnya gizi seimbang bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Pada 25 Januari diperingati sebagai Hari Gizi, momen penting di dunia kesehatan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi seimbang.
Program MBG dinilai bisa meningkatkan kualitas gizi masyarakat yang berasal dari keluarga kurang mampu dan mengatasi masalah gizi buruk dan kekurangan nutrisi dalam jangka panjang.
Kualitas data akan sangat penting untuk hasil SSGI ini. Karena jika data yang dimiliki dengan kualitas yang tidak baik, tidak akan ada gunanya untuk dianalisis.
B2SA merupakan pola makan sekaligus bentuk intervensi untk mengatasi anak stunting, gizi buruk, gizi kurang, ibu hamil dan ibu menyusui di daerah rentan rawan pangan.
Untuk penyelesaian masalah gizi, penyelesaiannya harus sustainable dan pemberdayaan masyarakat. Sehingga penyuluhan harus tepat.
Anak pengidap stunting berisiko mengalami defisiensi imun, gangguan fungsi kognitif, masalah perilaku, dan penurunan kesehatan tulang.
KOORDINASI Urusan Kemanusiaan (OCHA) PBB menyatakan kasus kekurangan gizi pada anak-anak yang terdeteksi di Gaza telah melonjak hampir 50% pada Juli dibandingkan dengan Juni lalu.
Anak yang mengalami kelainan jantung bawaan ini sebanyak 80,2% mengalami kurang gizi atau malanutrisi atau kurang gizi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved