Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Ini Langkah Mitigasi dari Satgas Covid Jika Ditemukan Kasus Positif pada PTM

Ferdian Ananda Majni
26/1/2022 15:40
Ini Langkah Mitigasi dari Satgas Covid Jika Ditemukan Kasus Positif pada PTM
PTM 100 Persen di SD Wilayah Pondok Kelapa, Jaktim(MI/Vicky Gustiawan)

JURU bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito meminta pihak sekolah segera melakukan langkah-langkah mitigasi jika ditemukan kasus positif dalam penerapan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di wilayahnya.

"Penghentian sementara PTM sekurang-kurangnya 2 minggu pada satuan pendidikan atau sekolah," kata Prof Wiku dalam keterangannya, Rabu (26/1).

Adapun sekolah yang harus menghentikan sementara PTM yakni yang memiliki klaster penularan covid-19 di satuan pendidikan dengan angka positivity rate hasil surveilans epidemiologis sebesar 5% atau lebih, warga satuan pendidikan yang masuk dalam notifikasi hitam pada aplikasi PeduliLindungi sebanyak 5% atau lebih. 

"Kegiatan pada sekolah dengan kriteria tersebut dilaksanakan dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ)," sebut Prof Wiku.

Dia menambahkan, apabila setelah dilakukan surveilans, bukan merupakan klaster PTM terbatas atau angka positivity di bawah 5%, PTM terbatas hanya dihentikan pada kelompok belajar yang terdapat kasus konfirmasi selama 5x24 jam.

"Setiap satuan pendidikan dan pemerintah daerah semua harus siap dan responsif menangani kasus konfirmasi di daerahnya sesuai aturan yang berlaku," ujarnya.

Sekolah juga harus memenuhi persyaratan sesuai yang diamanatkan dalam SKB 4 Menteri seperti kebersihan atau sanitasi, mampu mengakses fasilitas kesehatan, memiliki Satgas Penanganan Covid-19 di sekolah, telah melakukan verifikasi penanggung jawab melalui Kemenkes, serta melaporkan tingkat kepatuhan Protokol Kesehatan secara rutin.

Baca juga: Kasus Covid-19 Meningkat, Luhut: Sekolah Tatap Muka Masih Lanjut

Sebelumnya pasien yang terpapar covid-19 varian Omikron di Indonesia, sebagian besar sudah kembali sehat. Rincinya, data pasien di RSDC dari 745 orang yang teridentifikasi Omikron sebanyak 96% atau 717 orang sudah sembuh, sisanya 28 orang masih dalam perawatan. Sementara untuk pasien yang dirawat di rumah sakit, sebanyak 689 atau 88% orang yang positif omikron sudah sembuh. Sisanya 88 pasien lagi masih dalam perawatan.

Meskipun begitu, Prof. Wiku mengingatkan masyarakat agar senantiasa waspada dan berhati-hati.

"Penting diingat, kita masih menghadapi pandemi covid-19, dimana varian Omikron bukan satu-satunya varian yang beredar," lanjutnya

Agar terhindar dari covid-19, Prof Wiku menyampaikan beberapa saran yang dapat dilakukan masyarakat untuk mencegah penularan apapun variannya. Di antaranya, menghindari tempat dan aktivitas yang berisiko tinggi peluang penularan. Seperti ruangan tertutup yang buruk sirkulasi udaranya, tempat keramaian atau kerumunan, dan interaksi yang terlalu dekat misalnya percakapan jarak dekat.

Kemudian masyarakat diharapkan bersedia divaksin terutama populasi rentan. Seperti warga lanjut usia (lansia) berumur di atas 60 tahun, penderita penyakit komorbid dan masalah kesehatan lainnya seperti hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung, dan penyakit paru-paru kronis.

"Segera memeriksakan diri dan menghindari interaksi dan mobilitas ketika merasa kurang sehat. Terutama bagi mereka yang bergejala dan memiliki riwayat kontak erat. Dan tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan 3M, sebagai upaya yang paling mudah, murah, dan efektif untuk mencegah penularan," pungkasnya.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya