Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Semesta Akademi Terus Dorong Industri Kreatif di Indonesia

Mediaindonesia.com
19/1/2022 20:29
Semesta Akademi Terus Dorong Industri Kreatif di Indonesia
(Dari kiri ke kanan) Desy Bachir, Gina S Noer, Eric Widjaja, dan Agung Hapsah yang menjadi kolaborator dalam program Semesta Akademi.(Ist)

HADIR sejak tahun 2021, Semesta Akademi semakin mempertegas misinya untuk mendukung pertumbuhan industri kreatif yang berkelanjutan dengan menghadirkan beragam program pendidikan kreatif terbaru.

Semesta Akademi merupakan program pendidikan kreatif interaktif yang kolaborasi dengan para profesional dan institusi industri di Tanah Air.

Dengan mengusung konsep interaktif, Semesta Akademi menggandeng para pakar di Indonesia, seperti lembaga Wahana Edukasi  untuk bidang storytelling & scriptwriting, penyanyi, artis, dan penulis lagu Maudy Ayunda  bidang creative Leadership, dan perusahaan Thinking Room untuk bidang visual design & branding.

Selain itu, entrepreneur Desy Bachir  bidang branding & marketing foundations, selebritar Youtube Agung Hapsah  bidang creating high quality content for business, dan agensi periklanan INFIA bidang social media & intellectual property.

Para pakar dan lembaga terkemuka berkolaborasi Semesta Akademi menjawab tantangan dinamika industri kreatif dan persaingan antara talenta lokal dengan global.

Berdasarkan data dari laporan OPUS Ekonomi Kreatif 2020 bahwa subsektor ekonomi kreatif berkontribusi sebesar Rp1.211 triliun kepada Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Angka tersebut merupakan peningkatan dari tahun 2019 yang berkontribusi sebesar Rp1.105 triliun. 

Melihat angka tersebut, menunjukkan bahwa industri kreatif di Indonesia terus berkembang pesat,  sehingga perlu didorong lahirnya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing tinggi.

Pada dasarnya, industri kreatif ini akan menjadi salah satu fondasi perekonomian Indonesia, sehingga perlu dikembangkan secara terus menerus.

Inilah yang kemudian mendorong terbentuknya Semesta Akademi yang dibangun atas empat pilar, yaitu creative fundamentals, creative branding & marketing, creative business, dan creative media & entertainment.

“Tahun kemarin (2021), Semesta Akademi sudah membangun fondasi, berkolaborasi dengan pelaku dan pakar industri serta menyusun program yang memiliki relevansi tinggi dengan target audiens," kata Steven Koesno selaku Co-Founder & CEO Semesta Akademi dalam keterangan pers, Rabu (19/1).

"Kami juga sudah melalui banyak trial and error untuk menemukan formula pembelajaran terbaik yang efektif dan efisien," katanya.

"Maka di tahun 2022 ini, kami siap melangkah lebih jauh, membuka pintu seluas-luasnya untuk berkolaborasi, baik dengan talenta kreratif, maupun korporasi,” ucap Steven.

Bagi Semesta Akademi, menumbuhkan ekosistem industri kreatif yang berkelanjutan memerlukan sebuah wadah atau platform yang mempertemukan creative talents dengan industry experts agar dapat saling bertukar pengalaman dan pengetahuan mendalam lewat sesi belajar-mengajar yang lebih interaktif.

Konsep ini diterapkan pada format praktisi mengajar langsung partisipan atau live session with industry expert.

Tujuannya adalah dalam setiap sesi interaktif ini akan dapat merumuskan inovasi dan solusi yang lebih berkelanjutan untuk ekosistem industri di masa mendatang.

Selain itu tersedia juga format belajar menggunakan video interaktif (On-Demand Interactive Video) di mana para partisipan hanya perlu menyaksikan video untuk belajar intensif.

Antusiasme yang tinggi juga diutarakan Gina S Noer selaku kolaborator dalam program storytelling & scriptwriting.

“Mewakili Wahana Edukasi, saya tidak sabar untuk bertemu dengan talenta-talenta kreatif berbakat, berkolaborasi dengan mereka, serta bertukar ilmu dan pengalaman terutama mengenai bidang storytelling dan scriptwriting," ujar Gina.

"Saya meyakini proses pembelajaran di Semesta Akademi tidak hanya berlangsung satu arah, sehingga pasti banyak insights yang dibutuhkan untuk keberlangsungan industri kreatif ini. Pada akhirnya, dunia kreatif, termasuk film, tentu membutuhkan lebih banyak fresh minds,” tutur Gina. (RO/OL-09)    

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya