Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
BEREDAR pesan broadcast di media sosial bahwa cuaca dingin di Indonesia belakangan ini terjadi karena jarak Bumi dengan Matahari berada dalam titik terjauh saat periode revolusi atau Aphelion. Dijelaskan, bahwa saat berada di titik Aphelion, cuaca di Bumi akan cenderung lebih dingin dibanding periode lainnya.
Informasi tersebut tersebar dengan sangat cepat dan cukup meresahkan masyarakat. Sebenarnya fenomena Aphelion ini adalah fenomena astronomis yang terjadi setahun sekali pada kisaran bulan Juli.
Plt Deputi Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Urip Haryoko menyebut fenomena cuaca dingin di beberapa wilayah Indonesia tidak terkait dengan Aphelion.
Baca juga: Hari Ini, Hujan Disertai Petir akan Landa Jakarta Timur dan Selatan
Alasannya, Aphelion tidak berpengaruh signifikan terhadap suhu di bumi. Hal itu termasuk pada periode Bumi letaknya lebih dekat dengan Matahari (Perihelion).
"Adapun periode fenomena astronomis Aphelion puncaknya terjadi pada Juli, sedangkan Perihelion adalah Januari," kata Urip dalam keterangan resmi, Selasa (4/1).
Urip menjelaskan, saat Aphelion, posisi Matahari memang berada pada titik jarak terjauh dari Bumi. Kendati begitu, kondisi tersebut tidak berpengaruh banyak pada fenomena atmosfer permukaan.
"Dengan begitu, cuaca dingin dalam beberapa hari terakhir bukan karena Aphelion tetapi karena faktor-faktor lain di luar sebab Bumi berada di jarak terjauh dari Matahari," paparnya.
Sementara itu, pada waktu yang sama, secara umum wilayah Indonesia berada pada periode musim penghujan dengan masa puncak terjadi pada Februari 2022. Hal itu menyebabkan seolah Aphelion memiliki dampak yang ekstrem terhadap penurunan suhu di Indonesia.
"Padahal pada faktanya, penurunan suhu di masa pergantian tahun banyak disebabkan faktor di luar itu," pungkasnya. (OL-1)
Solar maksimum merupakan fase siklus 11 tahun aktivitas bintik (sunspot) pada matahari yang diperkirakan terjadi pada Juli ini.
Setelah hujan melanda dan emngakibatkan banjir di beberapa titik di Jakarta pada Minggu (6/7), cuaca diperkirakan membaik pada Senin (7/7).
Pada pagi umumnya berawan namun hujan ringan sudah turun di sejumlah daerah Jawa Tengah, memasuki siang diperkirakan cuaca kembali berawan.
Gelombang tinggi juga masih berlangsung di perairan selatan Jawa Tengah mencapai 2,5-4 meter, sedangkan di perairan utara setinggi 0,5-1,25 meter.
Waspadai gelombang tinggi di perairan selatan, karena berisiko terhadap kegiatan pelayaran seperti kapal nelayan, tongkang, kapal barang dan penumpang.
Cuaca ekstrem kembali berpotensi di tujuh daerah di Jawa Tengah yakni Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Wonosobo dan Bumiayu.
BMKG menegaskan fenomena cuaca dingin di Indonesia bukan disebabkan Aphelion, melainkan Monsun Dingin Australia dan musim kemarau.
Saat ini, beberapa daerah di Jawa Timur banyak memperbincangkan udara dingin saat malam tiba. Masyarakat menghubungkan kondisi ini dengan fenomena aphelion.
SAAT ini, beberapa daerah di Jawa Timur banyak memperbincangkan udara dingin saat malam tiba. Masyarakat menghubungkan kondisi ini dengan fenomena aphelion. Tapi benarkah demikian?
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved