Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Angka Kematian Ibu Membludak Selama Pandemi

Atalya Puspa
29/12/2021 11:05
Angka Kematian Ibu Membludak Selama Pandemi
PELAYANAN POSYANDU: Seorang ibu menggendong anak balitanya menuju Posyandu di daerah pedalaman di Desa Matabundu, Sulawesi Tenggara.(ANTARA/ JOJON)

JUMLAH angka kematian ibu semakin membludak di masa pandemi covid-19. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, angka kematian ibu pada 2021 mencapai 6.865 orang. Jumlah tersebut meningkat dibanding 2019 yang tadinya 4.197 orang.

Plt Dirjen Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Karitini Rustandi mengungkapkan, tiga provinsi yang menjadi penyumbang angka kematian ibu terbanyak ialah Jawa Timur, Jawa Barat dan Jawa Tengah. “Dari sini terdapat faktor-faktor yang berkontribusi pada kematian Ibu di Indonesia. Mulai dari akses dan mutu fasilitas kesehatan yang rendah, minimnya pengetahuan dan pendidikan reproduksi, terlambatnya deteksi komplikasi kesehatan, hingga regulasi yang tumpang tindih,” ujar dia dalam keterangannya, Rabu (29/12).

Untuk menjawab tantangan tingginya angka kematian ibu, Kemeneterian Kesehatan telah mencanangkan rencana transformasi sistem kesehatan melalui penegakan enam pilar. Mulai dari transformasi layanan primer, transformasi layanan rujukan, sistem ketahanan kesehatan, sistem pembiayaan kesehatan, transformasi SDM kesehatan dan transformasi teknologi kesehatan.

Di samping upaya yang dilakukan tersebut, Kemenkes juga mendorong pendekatan multisektor dalam menurunkan angka kematian ibu. "Hal-hal yang dilakukan ialah meningkatkan wajib belajar 12 tahun, mencegah perkawinan anak, mengedukasi kesehatan reproduksi untuk remaja dan calon pengantin, hinga meningkatkan kolaborasi antara semua pihak mulai dari tokoh masyarakat, tokoh agama hingga publik figur," pungkas dia.

Sebelumnya, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan  terlambatnya ibu datang ke fasilitas kesehatan (faskes) telah menjadi penyebab tingginya angka kematian pada ibu (AKI) di Indonesia.

“Jadi kalau misalkan datang sudah lebih dari dua jam itu para dokter, bidan di rumah sakit tempat rujukan itu berkata ini karena delay. Belum sempat diatasi dalam waktu dua jam sudah meninggal. Marilah kita mencegah kematian lebih dini dengan meningkatkan sistem rujukan,” katanya.

Ia menyoroti bahwa terlambatnya penanganan pada ibu hamil tersebut disebabkan oleh banyaknya masyarakat khususnya pihak keluarga, masih ragu untuk mengambil keputusan cepat membawa ibu ke rumah sakit. Padahal, kematian pada ibu bisa dicegah bila rujukan dilakukan dengan cepat.(H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Soelistijono
Berita Lainnya