Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

BRIN Ajak Publik Pahami Peristiwa Kebencanaan 2021 di Indonesia

Faustinus Nua
27/12/2021 12:52
BRIN Ajak Publik Pahami Peristiwa Kebencanaan 2021 di Indonesia
Prof. Dr. Danny Hilman Natawidjaja, M.Sc.(Ist/LIPI/facebook)

BERAGAM bencana sering terjadi di Indonesia. Banjir dan tanah longsor umumnya hadir pada musim penghujan. Angin kencang dan puting beliung juga sering mengancam.

Bahkan terkadang siklon tropis pun singgah di Indonesia. Gempa, tsunami, dan erupsi gunung berapi merupakan bencana yang tak terelakan di wilayah cincin api Indonesia.

Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sepanjang tahun 2021 tercatat lebih dari 2.500 bencana terjadi di Indonesia.

Lantas, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sebagai lembaga riset dan inovasi mempunyai kapasitas untuk terus meningkatkan pemahaman fisis sumber dan proses terjadinya bencana tersebut.

Tentunya, diharapkan hasil riset juga bisa dimanfaatkan untuk mitigasi dan adaptasi menghadapi ancaman bencana.

Profesor Riset bidang Geologi Gempa dan Kebencanaan pada Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Kebumian BRIN, Prof. Dr. Danny Hilman Natawidjaja, M.Sc. mengungkapkan bahwa wilayah Indonesia yang berada di Cincin-Api Pacific dan pertemuan tiga Lempeng benua, gempa bumi dan letusan gunung api yang tidak bisa dihindari.

“Kadang gempa juga disertai tsunami. Kondisi itu harus dihadapi dengan ilmu pengetahuan yang mumpuni, serta sikap bijak, dan tindakan mitigasi yang cerdas,” ujar dalam keterangan resmi, Senin (27/12).

Untuk itu, perlu upaya meningkatkan kesadaran bersama akan pentingnya pemahaman kebencanaan di Indonesia.

Di antaranya bencana geologi (gempa, tsunami, erupsi gunung berapi) dan hidrometeorologi (banjir, longsor, angin kencang, puting beliung, siklon tropis) serta bencana antropogenik (kebakaran hutan dan lahan) dan bencana non-alam (pandemi).

Profesor Riset bidang Teknologi dan Penginderaan Jauh Geomatika pada Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa BRIN, Prof. Dr. Muhammad Rokhis Khomarudin, S.Si., M.Si.,mengatakan, citra satelit penginderaan jauh dapat memberikan gambaran kondisi bencana yang terjadi di Indonesia.

“Ada beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian,” ujarnya.

Pertama, Rokhis menyebutkan, kejadian kebakaran lahan dan hutan di Indonesia terjadi pada musim kemarau dan semakin meningkat jika ada fenomena global El Nino.

Kedua, lanjutnya, bencana banjir dan longsor terutama disebabkan cuaca ekstrim.

“Namun seringkali perubahan tutupan lahan bisa jadi pemicu bencana berkurangnya daya dukung lingkungan. Untuk mengantisipasi bencana hidrometeorologi diperlukan pemantauan berjenjang skala waktu musiman, bulanan, mingguan, harian, hingga realtime,” tambahnya.

Hal ketiga, dirinya menyebutkan, penggunaan data satelit penginderaan jauh dapat menghitung secara cepat tingkat kerusakan akibat bencana untuk tindakan evaluasi dan rehabilitasi wilayah.(Van/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik