Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Lockdown RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet Dinilai Tidak Relevan

Tri Subarkah
18/12/2021 13:43
Lockdown RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet Dinilai Tidak Relevan
Foto udara suasana Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet di Kemayoran, Jakarta.(ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

LOCKDOWN atau penutuan Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, akibat terdeteksinya Covid-19 varian omicron petugas kebersihan berinisial N dinilai tidak relevan.

Hal itu disampaikan Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) dr.Masdalina Pane, SKM, M.Epid.dalam diskusi yang digelar Radio Trijaya bertajuk Heboh Omicron.

"Lockdown Wisma Atlet itu tidak relevan, tidak ada hal penting untuk melakukan lockdown pada Wisma Atlet," ujarnya, Sabtu (18/12).

Menurut Masdalina, Omicron yang memapar N sudah ditangani dengan tindak lanjut isolasi. Selain itu, penutupan Wisma Atlet juga akan menghambat pasien-pasien lain yang membutuhkan perawatan.

"Karena kasus itu sudah di-containment, sudah diisolasi. Dan Wisma Atlet dibutuhkan untuk pasien-pasien yang masuk. Jadi apa relevansinya melakukan lockdown pada Wisma Atlet?" tanyanya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19 Sonny Harry B Harmadi menyebut penutupan Wisma Atlet dilakukan untuk kepentingan pelacakan atau tracing. Tujuan lainnya adalah dalam rangka menghindari adanya transmisi lokal.

"Tapi itu masih dalam penelusuran. Nanti kalau tracing-nya sudah selesai, ya tentu bisa dipertimbangkan kembali (untuk dibuka)," jelas Sonny.

"Intinya kita ingin melakukan upaya mengisolasi lah dari kemungkinan penularan ke pihak lain. Kita tahu bahwa si petugas ini kan mengalami transmisi lokal sebenarnya karena dia bukan pelaku perjalanan internasional," tandasnya.

Sementara itu, dr.Masdalina meminta masyarakat tidak perlu khawatir dengan varian omicron yang sudah masuk ke Indonesia.

Ia juga tidak menyoalkan keputusan pemerintah yang membatalkan penerapan PPKM level 3 jelang libur Natal dan Tahun Baru 2021.

Ia mengatakan mobilitas warga tidak serta merta berdampak pada peningkatan jumlah kasus, meski bisa mempercepat persebaran.

"Selama bisa di-containment di pintu masuk, tidak ada eksalasi peningkatan kasus, itu sudah cukup untuk dilakukan," pungkasnya. (Tri/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya