Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
UNIVERSITAS Islam Syekh Yusuf Tangerang menggelar The 1st International Conference on Social, Science and Technology 2021 atau seminar internasional dengan tema "Transformation Of Science and culture during the pandemic era and afterwards", Jumat (26/11), yang menghadirkan sejumlah narasumber seperti dosen dari RFH University Of Applied Science German Alexander Pollack, Takashi Ito dari Gunma University Japan, dan Khusaini dari UNIS Tangerang,
Ketua Panitia The 1st International Conference on Social, Science and Technology 2021 yakni Jarnawi Afgani Dahla mengatakan Covid-19 telah mengubah tatanan kehidupan manusia dari bidang pendidikan, sosial budaya hingga ekonomi yang lebih mengedepankan penggunaan teknologi informasi.
Tingginya penggunaan teknologi informasi dalam bidang kehidupan tersebut memberikan dampak dari sisi positif dan negatif. Sehingga perlu adanya aturan yang dilakukan agar teknologi menjadi manfaat khususnya di bidang pendidikan saat ini.
Oleh karena itu seminar Internasional ini digelar dengan menghadirkan pembicara dalam berbagai bidang untuk memberikan solusi dan tips kedepan menyongsong tahun 2022 dalam masa transisi kehidupan normal dalam masa pandemi.
"Pembahasannya lebih pada dampak teknologi informasi dalam kehidupan manusia yang kini banyak digunakan agar dapat bermanfaat dan memiliki dampak yang positif," ujar Jarnawi.
Rektor UNIS Tangerang Mustofa Kamil menyambut baik seminar internasional tersebut karena memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan wawasan kedepan bagi dosen dan mahasiswa dalam menghadapi perubahan di era pandemi.
Baca juga : Aktivis Peduli Ciliwung dan Bantar Gebang Raih Award4Change 2021
Ia mengajak semua pihak mulai dari mahasiswa, dosen dan staff untuk melakukan perubahan pola pikir seiring perubahan tata kehidupan akibat pandemi. Seminar ini pun merupakan momentum untuk menjadi bahan resolusi peningkatan prestasi di tahun depan.
"Ambil manfaat dari seminar tersebut untuk jadi bahan langkah kedepan dan perbaikan. Namun harus juga diimbangi dengan aksi nyata yang jadi ukuran bagi semua orang dalam meraih kesuksesan," katanya.
Terkait aksi nyata yang dapat dilakukan dalam waktu dekat adalah dengan sering melakukan penelitian dan membuka dalam forum diskusi terbuka yang bisa berdampak pada menambah wawasan.
Bagi para dosen untuk sering melakukan penelitan yang kemudian disajikan dalam makalah dan dibahas dalam seminar maupun diskui ilmiah agar masalah yang ada dapat ditemukan solusinya.
"Sedangkan bagi mahasiswa maka harus lebih aktif dalam menambah wawasan baru dengan sering menulis dan kerap mengikuti seminar yang digelar," pungkasnya. (RO/OL-7
Profesor di Indonesia memiliki waktu yang sedikit untuk melakukan riset atau penelitian karena waktunya dihabiskan untuk mengajar di kampus.
Program ini bisa dijadikan momentum bagi perguruan tinggi guna membangun sinergi lintas negara dalam bentuk kerja sama akademik internasional.
Perguruan tinggi di Indonesia didorong meningkatkan upayanya dalam internasionalisasi. Ini diwujudkan Fakultas Farmasi Universitas Pancasila dengan universitas dari Filipina.
STIH Adhyaksa telah menjalin kerja sama pula dengan Pemerintah Daerah Probolinggo dan dalam waktu akan menjalan kerja sama dengan Pemerintah Daerah Lahat.
Infrastruktur kampus harus mendukung proses belajar yang adaptif, berbasis teknologi, dan kolaboratif sehingga mampu mencetak lulusan yang siap bersaing secara global.
Menurutnya, pendekatan link and match amat penting agar mahasiswa dan alumni UBSI dapat terserap dengan baik di pasar kerja, terutama dalam skala internasional.
Kompetensi digital harus dibarengi dengan pembentukan karakter dan nilai profesional.
Prof. Bo An menjelaskan tentang peran penting Autonomous Agents dalam memecahkan berbagai permasalahan kompleks di dunia nyata.
Melalui forum ini, Forhati menegaskan komitmen dalam mengonsolidasikan kekuatan perempuan dan membangun pengetahuan kolektif tentang isu-isu strategis perempuan di 2025.
Seminar yang diadakan Perbanas Insitute ini menjadi forum strategis untuk membahas dampak kebijakan proteksionisme global terhadap Indonesia dan strategi adaptif yang perlu diambil.
Direktur Eksekutif IGCN Josephine Satyono menekankan pentingnya tata kelola beretika dalam praktik bisnis yang berkelanjutan.
Dari 16 invensi yang divaluasi, AII berhasil mengantar 9 invensi meraih Letter of Intent (LoI) atau surat kesepakatan sementara; 4 lainnya berupa penandatanganan NDA dan dan 2 sisanya menuju NDA
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved