Headline

Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.

Fokus

Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.

UMJ Kukuhkan Dua Guru Besar

Widhoroso
23/11/2021 18:46
UMJ Kukuhkan Dua Guru Besar
Acara pengukuhan Guru Besar di UMJ, Selasa (23/11)(DOK UMJ)

UNIVERSITAS Muhammadiyah Jakarta (UMJ) mengukuhkan Prof. Dr. Budiyanto, M.T dan Prof. Tri Yuni Hendrawati, M.Si sebagai guru besar. Acara pengukuhan dilakukan secara luring dan daring dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UMJ, Selasa (23/11).

Prof. Dr. Budiyanto dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Sistem Kelistrikan Energi Terbarukan dan Prof. Dr. Tri Yuni Hendrawati, M.Si dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Rekayasa Proses Agro Industri pada Fakultas Teknik UMJ. Budiyanto ditetapkan sebagai Guru Besar melalui SK Mendikbudristek RI No. 53293/MPK.A/KP.05.01/2021 sementara Tri Yuni Hendrawati melalui SK Mendikbudristek RI No. 65181/MPK.A/kp.0501/2001.

Rektor UMJ Dr. Ma’mun Murod, M.Si, dalam sambutannya mengatakan saat ini UMJ memiliki 14 Guru Besar, Dalam lingkungan Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiah (PTMA), jumlah Guru Besar UMJ berada di posisi terbesar keempat. "Diharapkan pengukuhan ini menjadi titik awal dalam perkembangan Universitas Muhammadiyah Jakarta ke depan," jelasnya.

Ketua Badan Pengurus Harian sekaligus Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Abdu Mu’ti menambahkan UMJ memiliki kemampuan untuk melahirkan banyak guru besar karena jumlah doktor yang dimiliki UMJ cukup signifikan.

Dalam orasi ilmiahnya Budiyanto, menyampaikan pidato pengukuhan berjudul 'Potensi Perguruan Tinggi Muhammadiyah dalam Riset Enegi Baru Terbarukan pada Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia." Orasi ilmiah ini berdasarkan penelitiannya tentang potensi Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) menjadi pusat riset energi terbarukan sekaligus menjadi pusat kontribusi energi bagi Indonesia.  

Menurut data Majelis Diklitbang Muhammadiyah hingga Maret 2021, jumlah PTMA sebanyak 165 dan belum termasuk usaha lainnya. Ini, jelasnya, merupakan potensi yang luar biasa yang dimiliki oleh Persyarikatan Muhamadiyah untuk melihat kontribusi energi yang akan diberikan kepada negara apabila semua atap dari gedung PTMA menggunakan solar sel (sel surya).

"Dengan demikian, Persyarikatan Muhammadiyah bukan saja sebagai orgaisasi dalam kegiatan kegamaan, pendidikan, dan sosial, namun sebagai pusat kontribusi energi terhadap negara yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat. Adanya penerapan penggunaan EBT akan terbentuk kemandirian energi bagi bangsa dan negara dalam tujuan pembangungan," jelasnya.

Sementara itu, pada pengukuhannya, Yuni Hendrawari menyampaikan orasi ilmiahnya berjudul 'Rekayasa Proses Agroindustri dalam Penelitian Teknik Kima untuk Peningkatan Nilai Tambah Sumberdaya Alam Indonesia Era Society 5.0'. Dijelaskan, bahwa cakupan dan pengertian bidang rekayasa proses ini dapat dilihat dalam dua batasan yaitu aplikasi dari prinsip engineering dan konsep penanganan bahan baku, produksi, proses dan distribusi.

"Dengan pemanfataan dan pengembangan rekayasa proses pada semua mata rantai kegiatan agroindustri/industri, maka pengembangan industri yang didukung kemampuan sumber daya alam akan menghasilkan produk berdaya saing tinggi dengan nilai tambah yang besar yang dinikmati oleh seluruh bangsa," jelasnya.

Sementara itu, dalam menghadapi era society 5.0, dunia pendidikan berperan penting dalam meningkatkan kualitas SDM. Selain pendidikan beberapa elemen dan pemangku kepentingan seperti pemerintah, organisasi masyarakat dan seluruh masyarakat juga turut andil dalam menyambut era society 5.0.

"Untuk menjawab tantangan Revolusi industri 4.0 dan Society 5.0 dalam dunia pendidikan diperlukan kecakapan hidup abad 21 atau lebih dikenal dengan istilah 4C (Creativity, Critical Thingking, Communication, Collaboration). Peran pendidik dalam era society 5.0 sangat diperlukan dalam memberikan bekal kepada para mahasiswa dalam mengasah kompetensi dan kemampuan beradaptasi," jelasnya.

Di sisi lain, Prof. Dr. Agus Setyo Budi, M.Sc, Kepala LLDikti III yang hadir secara luring, menyampaikan pencapaian G Besar tidak mudah karena harus melakukan Tridharma. "Dengan bertambahnya dua Guru Besar di UMJ.  Kami berharap, UMJ dapat meningkatkan peran dan fungsinya dalam Indikator Kinerja Utama (IKU) Perguruan Tinggi," jelasnya

Sedangkan Prof. Ir. Nizam, MSc, Ph.D, Dirjen Pendidikan Tinggi menyatakan bahwa kewajiban Guru Besar untuk terus mengembangkan keilmuan, mendidik mahasiswa, dan terus memberikan kontribusi bagi Indonesia yang semakin berkembang. "Perguruan Tinggi harus terus bertransformasi untuk menghadapi tantangan ke depan. Harus ada kolaborasi antar keilmuan, pengembangan kompetensi harus ditingkatkan," ujar Nizam. (RO/OL-15)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik