Minggu 21 November 2021, 17:44 WIB

Legislator apresiasi Langkah Presiden Tagih Janji Negara Maju soal Mitigasi Perubahan Iklim 

M. Ilham ramadhan Avisena | Humaniora
Legislator apresiasi Langkah Presiden Tagih Janji Negara Maju soal Mitigasi Perubahan Iklim 

Dok. Biro Pers Sekretariat presiden
Presiden Joko Widodo bersama PM Inggris Brois Johnson dan Presiden Kolombia Ivan Duque saat menjadi pembicara di salah satu sesi COP26

 

ANGGOTA Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat Puteri Anetta Komarudin menilai, dorongan yang dilakukan Presiden Joko Widodo kepada sejumlah negara maju untuk memenuhi komitmen pendanaan mitigasi perubahan iklim sudah tepat. 

"Negara-negara maju memang sudah berkomitmen untuk mendukung pendanaan aksi iklim bagi negara-negara berkembang, termasuk Indonesia," kata Puteri saat dihubungi, Minggu (21/11). 

Dia bilang, pendanaan mitigasi iklim kepada negara-negara berkembang sudah menjadi komitmen yang ditetapkan pada Paris Agreement sejak 2010 silam. Namun, kata Puteri, komitmen itu urung terealisasi hingga saat ini. 

"Komitmen tersebut belum sepenuhnya terwujud hingga saat ini, padahal biaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim juga semakin meningkat akibat pandemi," ujar Puteri. 

Indonesia sendiri, lanjutnya, membutuhkan dana sebesar Rp3.461 triliun untuk memenuhi target mitigasi perubahan iklim hingga 2030. Sedangkan APBN hanya mampu memenuhi sekitar 40% untuk pendanaan mitigasi perubahan iklim. 

Dus, terdapat kekurangan jumlah pendanaan yang signifikan bagi Indonesia untuk mewujudkan komitmen dalam Paris Agreement. Karena itu, kata Puteri, dukungan pendanaan dari internasional amat penting dan dibutuhkan untuk menutupi kekurangan tersebut. 

Baca juga : Menanam Pohon Bagian Upaya Kita Beradaptasi Hadapi Perubahan

Puteri berharap, forum COP26 baru-baru ini dapat mendorong implementasi komitmen Paris Agreement. Apalagi dalam forum itu negara-negara maju menyatakan komitmen untuk memberikan pendanaan dua kali lipat lebih banyak dibanding sebelumnya. 

"Negara-negara maju sudah berkomitmen untuk meningkatkan dukungan pendanaan bagi negara berkembang paling tidak dua kalinya dari pendanaan tahun 2019 atau sekitar US$160 miliar di tahun 2025. Komitmen ini kami harap dapat segera terealisasi secara terukur dan terjadwal, disertai dengan timeline dan indikator yang jelas. Tujuannya untuk memastikan dukungan pendanaan ini mengalir ke negara berkembang termasuk Indonesia, supaya mendorong tercapainya target-target Perjanjian Paris," pungkas Puteri. 

Diketahui sebelumnya Presiden Jokowi mengharapkan pendanaan adaptasi sebesar US$100 miliar melalui Green Climate Fund, sebagaimana sudah disepakati dalam pertemuan-pertemuan sebelumnya, harus segera dipenuhi guna mempercepat upaya penanganan perubahan iklim.  

"Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah menunjukkan langkah konkret dalam hal ini. Laju deforestasi kita saat ini yang paling rendah selama 20 tahun. Tingkat kebakaran hutan juga berkurang 82%. Indonesia juga akan melakukan restorasi sebesar 64 ribu hektare lahan mangrove. Ini sangat penting karena mangrove menyimpan karbon tiga kali lebih besar dibandingkan lahan gambut," tutur mantan wali kota Solo itu. 

Oleh karena itu, Presiden percaya bahwa Indonesia akan dapat memenuhi komitmen pengurangan emisi sebesar 29% pada 2030 sebagaimana dituangkan dalam Paris Agreement.  

"Indonesia telah mengadopsi Strategi Jangka Panjang Rendah Karbon dan Ketahanan Iklim 2050, serta road map yang detail untuk mencapai target net zero emission pada 2060 atau lebih awal," tandasnya. (OL-7)

Baca Juga

Freepik

Rekomendasi Website untuk Cek Plagiarisme Online Gratis

👤Joan Imanuella Hanna Pangemanan 🕔Rabu 27 September 2023, 09:05 WIB
Berikut website untuk memeriksa apakah naskah anda plagiat atau...
Ist/DPR

Cegah Anak Jadi Korban Prostitusi, Puan Minta Pemerintah Gencarkan Edukasi

👤Media Indonesia 🕔Rabu 27 September 2023, 09:03 WIB
Pendidikan seksual yang sesuai dengan kategori anak dapat menjadi modal agar mereka memahami batasan yang diperlukan serta agar anak dapat...
MI/Usman Iskandar

Polusi Udara Kian Buruk, Masyarakat Diimbau Jaga Kesehatan

👤Alfredo Sitompul 🕔Rabu 27 September 2023, 08:45 WIB
Terjadi peningkatan kasus penyakit pernapasan sebesar 34% pada saat terjadi kenaikan polusi PM2.5 sebesar 10 mikrog/m3 pada periode...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

MI TV

Selengkapnya

Berita Terkini

Selengkapnya

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya