Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
IBU rumah tangga yang mengelola krupuk dengan bahan baku utama lele di Desa Sumber Sari, Kecamatan Sebulu, Kalimantan Timur (Kaltim), Sofiatun merasa senang karena usaha skala mikro yang dikelolanya terus berkembang.
Dari awalnya hanya mengandalkan uang belanja dari suaminya yang bekerja sebagai karyawan, kini ia justru bisa memberikan lapangan pekerjaan untuk perempuan lain di desanya.
Berawal dari keinginannya untuk menghasilkan krupuk dengan bahan baku lele yang banyak melimpah di desanya, kini penghasilannya bisa lebih dari Rp 6 juta per bulan.
Permintaan krupuk lele pun tidak hanya dari tetangga sekitar tetapi juga sudah masuk ke rumah makan. Bersama dengan lima perempuan lainnya, usaha krupuk lele ini berada dalam naungan Kelompok Wanita Tani (KWT) Mandiri.
“Perempuan harus mandiri, punya uang sendiri tidak menggantungkan pada suami. Saya bersyukur bisa mengajak perempuan lain di desa untuk melakukan hal yang salam dalam kelompok wanita tani ini,” ujar Sofiatun yang ketua KWT Mandiri.
Hal ini disampaikan Sofiatun saat berbagi pengalaman dalam talkshow rangkaian UNFCCC COP 26 Pavilion Indonesia yang dilakukan secara online, Rabu (10/11) dengan tema GESI (Gender & Social Inclusion) dan Kepemimpinan Perempuan dalam Kelola Hutan di Tingkat Tapak.
Sofiatun tidak menyangka, usaha kecil yang ditekuninya mengantarkan dirinya untuk bisa bicara dalam forum perubahan iklim tersebut dan disaksikan secara internasional.
“Deg-degan, tetapi ternyata usaha kecil kalua kita tekuni membawa dampak positif terhadap pengembangan perempuan. Tidak hanya dapat uang, tetapi juga mendukung pengelolaan hutan secara lestari,” tambahnya.
KWT Mandiri merupakan binaan dari mitra pemasok Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas, PT Surya Hutani Jaya (SRH) yang memberikan bantuan modal, peralatan, pendampingan dan pemasaran terhadap produk-produk yang dihasilkan dari kelompok tersebut.
“Kami melihat potensi dan tergerak untuk membantu kelompok wanita tersebut agar usahanya makin berkembang. KWT Mandiri Desa Sumber Sari ini aktif mendorong pengelolaan hutan lestari dengan mengajak masyarakat desa yang bergerak di bidang pertanian untuk bisa mengelola lahan pertanian dengan sistim tanpa bakar,” jelas Adi Heryanto, pendamping KWI Mandiri dari PT SRH
Sejak mendapat bantuan dari program DMPA (Desa Makmur Peduli Api) usaha UMKM yang dijalankan oleh kelompok mandiri terus berkembang sehingga tidak hanya kerupuk lele yang diproduksi tetapi juga ada produk-produk lain seperti keripik singkong, rengginan, madu mongso, jipang dan marning jagung.
Produk-produk ini di di pilih oleh kelompok mandiri karena peminat yang cukup tinggi dan secara bahan baku mudah di dapat di sekitar desa, seperti ikan lele yang menjadi bahan baku kurupuk lele di dapat dari petani peternak ikan lele yang juga penerima program DMPA PT Surya hutani Jaya.
Dukungan terhadap pengembangan perempuan di wilayah tersebut tidak hanya datang dari swasta, tetapi juga dari Balai Pengelolaan Hutan Produksi (BPHP) XI Samarinda.
“Menjadi kawajiban kami untuk membantu kesejahteraan masyarakat di sekitar hutan salah satunya dengan meningkatkan ketrampilan bagi warga, tidak hanya perempuan saja," kata Eko Bhahariwanto dari BPHP XI Samarinda dalam sesi yang sama. .
"Dukungan bisa kamki berikan berupa pelatihan, pendampingan bahkan modal. Kalau masyarakat di sekitar hutan sejahtera, hutan pasti juga terjaga,” jelasnya.
Eko meyakini, kolaborasi swasta dan pemerintah ini melalui program pemberdayaan masyarakat melalui program DMPA dapat menjalin hubungan lebih harmonis dan kerja sama yang baik dengan pihak masyarakat dalam rangka menjaga lingkungan dari kebakaran hutan dan lahan. (RO/OL-09)
KLHK melalui Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) menyegel empat perusahaan yang diduga terlibat dalam kebakaran hutan dan lahan (karhutla)
‘’Kolaborasi, termasuk dengan kerja sama dengan pihak swasta menjadi kunci untuk membangun sistem pengelolaan sampah yang efektif, bernilai ekonomis dan ramah lingkungan,”
KEPALA Subdit Ditjen KLHK Yuli Prasetyo Nugroho menuturkan terdapat beberapa kearifan lokal dari masyarakat adat yang dapat menjadi contoh dalam pengelolaan sampah sisa makanan (food waste).
Kayu itu dikumpulkan untuk kemudian direbus. Sebanyak 10 kg kayu mangrove, direbus dengan 10 liter air untuk menghasilkan 7 liter cairan tinta.
Program pembagian bibit pohon gratis yang digagas KLHK menjadi langkah penting dalam upaya pelestarian lingkungan di Indonesia.
Dalam mengelola sampah kemasan, GCPI bekerja sama dengan Indonesia Packaging Recovery Organisation (IPRO),
Hadirkan berbagai langkah strategis, mulai dari Digi Koperasi, UMK Digital Fest, portal UMKM, hingga fasilitasi Sertifikasi Halal dan Packaging Modern.
BELAJAR langsung dari para pelaku usaha yang telah berhasil menembus pasar dan membangun bisnis berkelanjutan merupakan salah satu cara paling efektif untuk mendorong pertumbuhan UMKM.
Dalam rangka memperingati dan memeriahkan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-80, ibis Styles Serpong BSD City menggelar acara Siang Malem Pesta Rakyat pada 15-17 Agustus 2025.
Dalam rangka menyemarakkan HUT ke-80 RI, Mercure Serpong Alam Sutera mengajak masyarakat untuk turut serta merayakan kekayaan budaya Indonesia dan semangat kebersamaan.
Edukasi yang bertema 'Dukung Investasi Wajib Pajak, KPP Pratama Denpasar Barat Dorong Kontribusi Pajak Meningkat' bertujuan untuk meningkatkan pemahaman perpajakan bagi para WNA
Peran perguruan tinggi sangat penting dalam membantu UMKM bertransformasi di era digital.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved