Selasa 02 November 2021, 11:45 WIB

Ini Serba Serbi Generasi Sandwich

Kevino Dwi Velrahga | Humaniora
Ini Serba Serbi Generasi Sandwich

drprem.com
ilustrasi

 

APAKAH kamu pernah baru gajian tapi uangnya langsung habis untuk membayar kebutuhan? Tapi, bukan buat belanja online, investasi, atau beli barang baru. Ada orangtua, keluarga sendiri, dan anak yang harus kamu penuhi kebutuhan finansialnya.

Terhimpit kebutuhan finansial orangtua dan anak, seperti isian sandwich yang terjepit di antara dua roti. Makanya, orang-orang yang ada di posisi ini sering disebut dengan generasi sandwich. Kalau belum punya anak, ya berarti menghidupi orangtua, diri sendiri, atau keluarga inti lainnya seperti adik, misalnya.

Baca juga: Apa yang Dimaksud dengan Mood Swing dan Bagaimana Mengatasinya?

Istilah itu pertama kali diperkenalkan Dorothy A. Miller, pada 1981. Profesor sekaligus direktur praktikum Universitas Kentucky, Lexington, Amerika Serikat (AS) itu memperkenalkan istilah generasi sandwich dalam jurnal berjudul "The 'Sandwich' Generation: Adult Children of the Aging."

Baca juga: 

Dalam jurnal tersebut, Dorothy mendeskripsikan generasi sandwich sebagai generasi orang dewasa yang harus menanggung hidup generasi di atas dan di bawah mereka. Generasi sandwich ini rentan mengalami banyak tekanan karena mereka merupakan sumber utama penyokong hidup orang sekitarnya.

Statistik Generasi Sandwich

Berdasarkan survei Pew Research Center pada 2013 terdapat hampir 47% orang berusia 40-50 tahun memiliki orang tua berusia 65 tahun atau lebih dan di saat yang sama juga sedang membesarkan anak yang berusia 18 tahun atau lebih, 15% di antaranya menanggung kebutuhan finansial keduanya.

Lalu bagaimana dengan di Indonesia? Meskipun belum ada data pasti tentang generasi sandwich, gambaran besarnya bisa dilihat dari data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam Statistik Penduduk Lanjut Usia 2017. 

Beberapa sumber pembiayaan rumah tangga lansia adalah sebagai berikut:

  • 77,82% ditopang oleh anggota rumah tangga (ART) yang bekerja
  • 14,97% berasal dari kiriman uang atau barang
  • 6,46% berasal dari dana pensiun
  • 0,76% dari investasi

Sedangkan dilihat dari tempat tinggal penduduk lansia adalah sebagai berikut:

  • 36,73% dari penduduk lansia tinggal bersama tiga generasi, seperti misalnya tinggal bersama anak/menantu dan cucu, atau bersama anak/menantu dan orang tua/mertua dalam satu rumah tangga 
  • 26,91% warga lansia yang tinggal bersama anak atau mantu, atau bersama orang tua atau mertua di satu rumah tangga
  • 18,89% lansia tinggal bersama pasangan
  • 9,80% lansia tinggal sendirian

Dari data yang disajikan BPS tersebut, paling tidak bisa didapatkan gambaran mengenai banyaknya generasi sandwich di Indonesia.

Jenis-Jenis Generasi Sandwich

Sejatinya, jika kamu berada di middle age dan merasa terhimpit (sandwiched) karena mau tidak mau kamu harus menghidupi dua generasi dari sisi finansial seperti kebutuhan sehari-hari hingga kebutuhan layanan kesehatan, maka kamu tergolong sudah terjebak dalam generasi sandwich. 

Namun, menurut Carol Abaya selaku ahli Aging and Elder Care Expert, ada tiga kategori generasi sandwich berdasarkan peranannya, yaitu:

• Generasi sandwich traditional

Generasi sandwich ini adalah orang dewasa berusia sekitar 40-50 tahunan yang berada di antara orang tua mereka yang telah lanjut usia dan anak-anak mereka yang membutuhkan dukungan keuangan.

• The club sandwich generation

Tipe generasi sandwich ini ditujukan bagi orang dewasa yang lebih tua berusia sekitar 50 hingga 60 tahunan terjepit di antara orangtua mereka yang telah lanjut usia, anak-anak mereka yang mulai dewasa dan kehadiran cucu.

Istilah ini bisa juga disebutkan bagi generasi sandwich yang berusia sekitar 30-40 tahunan terjepit di antara anak yang lebih muda, orangtua yang lanjut usia, dan kehadiran kakek nenek.

• The open face sandwich generation

Mereka adalah siapa saja yang secara profesional terlibat dalam perawatan lansia.

Memutus Rantai Generasi Sandwich

Bukan hal mudah memutus rantai generasi sandwich, tapi bukan berarti mustahil. Untuk memutus rantai generasi sandwich, langkah paling dasar yang paling dibutuhkan adalah membuat perencanaan keuangan yang baik.

Perencanaan keuangan yang baik akan membuat masa tua lebih terjamin dan anak-anakmu nantinya bisa menjalani kehidupan yang lebih bebas. 

Berikut terdapat 6 langkah agar dapat merencanakan keuangan lebih baik:

1. Catat segala proses keuangan

Mencatat arus kas, mulai dari pemasukan dan pengeluaran. Terdengar sepele, tapi catatan ini membantu kamu melacak keuangan tiap bulan. Nantinya, dari catatan ini kamu bisa melihat, kira-kira apakah ada keperluan yang budget-nya bisa dikurangi atau bahkan keperluan yang bisa dihilangkan.

Mencatat keuangan bisa dengan berbagai cara. Bisa ditulis di buku, bisa juga di Microsoft Excel atau Spreadsheet. Kalau mau yang lebih praktis lagi, sekarang ada banyak aplikasi untuk mencatat keuangan. Pilih saja mana yang paling sesuai buat kamu.

2. Menyiapkan program pensiun

Kebutuhan hidup akan terus ada meskipun kamu sudah tua. Sayangnya, ketika lansia, tidak hanya fisik yang menua, tapi produktivitas secara ekonomi juga. Cara agar bisa hidup cukup saat tua adalah punya dana pensiun.

Kamu yang umurnya masih 20-30 tahunan mungkin merasa masa lansia masih lama. Namun, apa salahnya menyiapkan masa tua yang bahagia dari sekarang, kan?

Beruntungnya, sekarang banyak lembaga keuangan yang membuat program pensiun. Tidak Cuma untuk pekerja, masyarakat umum juga bisa ikut program ini.

Di program ini, kamu membayar iuran tiap bulan sejak jadi peserta sampai berhenti bekerja. Nah, iuran tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh lembaga dana pensiun ke dalam campuran investasi yang aman. Jadi dananya bisa berkembang.

3. Kelola penghasilan dengan bijak

Kamu bisa pakai rumus 50/30/20 atau 40/30/20/10 untuk mengelola gaji. Rumus-rumus ini membagi penghasilan ke dalam beberapa kategori. 

Sebesar 50% untuk kebutuhan seperti makan, tagihan listrik, belanja bulanan, dan lainnya. Kemudian 30%nya untuk keinginan dan hiburan biar tidak terlalu stres. Dan 20% sisanya untuk ditabung.

Atau rumus 40/30/20/10. Sebanyak 40% untuk kebutuhan, 30% untuk cicilan, 20% ditabung, dan 10% untuk kebaikan dengan menyumbangkannya kepada orang yang membutuhkan.

Pilih rumus yang paling sesuai. Rumus manapun yang kamu pakai, usahakan menabung di awal agar mudah membagi-bagi uang nantinya.

4. Menambah sumber penghasilan

Untuk memperbaiki kondisi keuangan, kamu juga bisa menambah sumber penghasilan. Kalau awalnya sumber pendapatan hanya dari gaji, mungkin kamu bisa coba buka bisnis atau punya side job yang bisa menambah penghasilan.

Biar tidak terasa berat, penghasilan tambahan ini bisa dimulai dari hobi yang mungkin bisa menghasilkan. Misalnya, kamu hobi fotografi, bisa mengambil side job buat foto di weekend. Punya hobi masak, terus jualan dessert box, atau buka usaha catering. Kalau kamu seorang pekerja, bisa pakai sistem preorder alias PO di Senin-Jumat, terus jualan di Sabtu-Minggu.

5. Bicara dengan anggota keluarga

Membicarakan soal uang ke anggota keluarga mungkin tidak biasa untuk sebagian orang karena takut berakhir canggung. Tapi, biar nggak memberatkan kamu, bicara adalah solusi terbaik. 

Kalau punya saudara, ajak mereka untuk ikut menanggung kebutuhan finansial orang tua. Biar terasa lebih ringan. Tapi, kalau kamu anak tunggal, coba bicarakan ke orangtua. Beritahu kemampuan finansial kamu dan juga kebutuhan yang harus kamu tanggung.

Jangan memaksakan menanggung kebutuhan orangtua di luar batas kemampuan. Apalagi sampai berutang. Cobalah terbuka agar orangtua kamu mengerti dan tidak salah paham menganggap kamu pelit atau tidak mau mengurus mereka.

6. Punya asuransi kesehatan

Makin tua, kekuatan tubuh akan menurun dan lebih gampang sakit. Apalagi kalau saat muda jarang olahraga dan banyak mengonsumsi makanan tidak sehat. Makin hari, biaya kesehatan makin mahal. Karena itu, kamu harus punya asuransi kesehatan. 

Untuk apa? Dengan asuransi kesehatan, biaya pengobatan, dokter, rawat inap, sampai operasi akan ditanggung perusahaan asuransi. Tapi sesuai kontrak dan kesepakatan antara kamu dan perusahaan asuransi tersebut. (OL-1)

Baca Juga

MI/RAMDANI

PP Lesbumi: Puasa Ramadan Momentum Tingkatkan Ketakwaan

👤mediaindonesia.com 🕔Rabu 29 Maret 2023, 20:34 WIB
Berpuasa Ramadan sejatinya lebih dari sekadar menahan lapar dan haus, melainkan juga harus mengendalikan nafsu demi sempurnanya ibadah...
Dok. Sociolla

Skincare Tetap Produk Terfavorit Selama 8 Tahun

👤Mediaindonesia.com 🕔Rabu 29 Maret 2023, 20:03 WIB
Sociolla mencatat ketertarikan akan produk skin-care masih menduduki peringkat nomor satu di hati para beauty...
Favehotel

Buk Elza – Bukber Enak & Lezat Paket Buka Puasa Favehotel Hyper Square

👤mediaindonesia.com 🕔Rabu 29 Maret 2023, 19:23 WIB
Masih mengusung konsep All You Can Eat lengkap mulai dari takjil, makanan pembuka hingga makanan...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

Top Tags

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya