Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Bulan Bahasa dan Sastra, Kampanye Bangun Budaya Literasi dalam Keluarga

Faustinus Nua
27/10/2021 16:33
Bulan Bahasa dan Sastra, Kampanye Bangun Budaya Literasi dalam Keluarga
Warga mengakses aplikasi buku cerita digital 'Little Gibbon' tentang Owa Primata Kalimantan, di Palangkaraya, Kaltehg, Senin (5/7/2021)(ANTARA/Makna Zaezar)

KEPALA Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, E. Aminudin Aziz mengatakan, dasar literasi adalah baca tulis, tetapi kemudian dikembangkan menjadi konsep yang lebih luas. Demi mengukuhkan kecakapan hidup, literasi bukan hanya berurusan dengan kemampuan mengenal huruf, angka, atau gambar, bahkan suara, melainkan juga terkait dengan kemampuan untuk menganalisis, menyintesis, menilai, dan mencipta.

“Kemampuan kreatif inilah yang kita semua harapkan bisa dimiliki oleh semua anak kita sebab kreativitas selalu tanpa batas,” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (27/10).

Aminudin menyebut, budaya literasi di Indonesia masih tergolong rendah. Untuk itu, Kemendikbud-Ristek melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (BPPB) telah memulai program literasi sejak 2016 dengan meluncurkan berbagai program, salah satunya adalah Gerakan Literasi Nasional (GLN). Sasaran dari GLN ini adalah sekolah, masyarakat, dan keluarga.

Baca juga: Arah Pendidikan Indonesia Bangun Karakter di Tengah Perubahan

"Melalui GLN, tumbuh kesadaran dari kementerian/lembaga dan juga masyarakat bahwa literasi adalah kemampuan yang paling asasi dan hakiki yang wajib dimiliki oleh setiap orang agar mereka bisa menjalankan kehidupan dengan baik dan benar," imbuhnya.

Franka Makarim selaku Penasihat Darma Wanita Persatuan (DWP) Kemendikbud-Ristek menyampaikan bahwa membaca sangat penting bagi anak-anak. Membaca tidak hanya akan memberikan pengetahuan, tetapi juga dapat membangun karakter.

“Membangun kebiasaan membaca dalam keluarga itu, apalagi di tengah perkembangan media sosial yang begitu cepat saat ini, anak-anak seringkali lebih tertarik menggunakan gawai daripada membaca buku. Namun tidak menutup kemungkinan untuk membangun ekosistem yang kuat di keluarga dan kuncinya ada di diri kita sendiri sebagai orang tua,” ucap Franka.

Menurut Franka, ada dua hal penting untuk menumbuhkan kemampuan literasi pada anak. Pertama, menyediakan beragam pilihan bacaan di rumah dan membiarkan anak untuk memilih buku bacaan yang disukainya.

“Kita perlu memerdekakan anak-anak kita untuk menentukan pilihan, tapi dengan pengawasan kita. Sebab jika orang tua memaksakan buku-buku apa yang harus dibaca, rasa cinta tidak mungkin akan terbentuk dalam hati anak-anak kita,” jelasnya.

Ditambahkan Franka, mengajak anak-anak untuk membicarakan dan berdiskusi tentang buku yang sedang atau sudah dibaca dapat melatih kemampuan anak dalam mengolah informasi yang diperoleh dan mengutarakan pendapat.

Franka juga menggarisbawahi bahwa keluarga memiliki peran strategis dalam pencapaian literasi anak. Keluarga merupakan tempat pendidikan pertama dan utama yang menanamkan pengetahuan untuk keberhasilan anak tidak hanya di sekolah tetapi dalam kehidupannya di masa depan.

Ketua Umum DWP, Erni Tjahyo Kumolo, mengatakan, dalam masa pandemi ini pada kenyataannya orang tua telah berperan lebih dibanding sebelum datangnya wabah. “Perlahan orang tua mulai mengetahui cara metode mengajar, serta lebih peduli kepada persoalan pendidikan lebih daripada sebelumnya,” ujar Erni.

Erni menambahkan, orang tua diharapkan lebih terlibat aktif dalam pendidikan anak sehingga terjalin kesamaan hak, terjaga kesejajaran, dan saling menghargai antara anak dan orang tua. Hal tersebut tentunya demi membangun semangat gotong royong serta memperkuat saling asah, asih, dan asuh dalam lingkungan keluarga.

“Semoga dapat tercipta anak-anak Indonesia yang tumbuh mencintai ilmu pengetahuan dan mampu untuk berpikir kritis, kreatif, dan inovatif sebagaimana yang dibutuhkan dalam persaingan global pada masa kini dan mendatang,” harapnya.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : HUMANIORA
Berita Lainnya