Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
MENTERI Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, kebijakan pemerintah untuk melakukan gas dan rem dalam penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi telah berjalan dengan baik. Hal itu menurutnya patut untuk dijaga dan melanjutkan tren positif tersebut.
"Indonesia melakukan pendekatan sendiri, mengambil risiko yang ada, namun dilakukan dengan mitigasi terukur. Di bawah arahan, kendali, dan kemudi Bapak Presiden, kombinasi rem dan gas dilakukan secara optimal untuk keseimbangan antara kehidupan dan penghidupan," ujarnya dalam konferensi pers evaluasi program Penanganan Covid dan Pemulihan Ekonomi Nasional secara daring, Selasa (26/10).
Airlangga bilang, kendati pandemi berhasil dikendalikan, seluruh pihak diminta untuk tetap waspada guna menghindari kemungkinan peningkatan kasus. Sebab, tanpa kewaspadaan yang baik, peningkatan kasus berpotensi terjadi, menyebabkan adanya pembatasan mobilitas, dan akhirnya kembali menghambat pemulihan ekonomi.
Senada, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengimbau agar semua pihak dapat mengontrol euforia setelah dilonggarkannya pembatasan aktivitas. Jangan sampai, kata dia, euforia itu justru menjadi titik awal terjadinya peningkatan kasus covid di Tanah Air.
"Kita tidak boleh lengah, terutama karena kita menghadapi liburan nataru yang secara histori selalu ada kenaikan. Untuk itu, perlu dipastikan jangan terjadi euforia berlebihan yang membuat kita tidak waspada," ujarnya.
Kementerian Kesehatan, lanjut Budi, sejatinya telah memiliki empat strategi untuk mengontrol pandemi. Tiga di antaranya merupakan strategi hulu yakni mengenai penerapan protokol kesehatan dan perubahan perilaku atau 3M; melakukan pendeteksian dini atau 3T; dan mengakselerasi vaksinasi.
Tiga strategi utama itu diyakini lebih efektif dan berbiaya rendah, bagi masyarakat maupun pemerintah. Pasalnya, pada strategi empat merupakan bagian hilir, di mana berkaitan dengan perawatan pasien covid dan segala fasilitasnya.
"Kalau kita bisa mengelola dengan baik penanganan pandemi, tidak perlu masuk ke rumah sakit (strategi keempat), harusnya bisa dibuat tetap sehat. Jadi rencana kami konsentrasi di deteksi, vaksinasi, perilaku, apalagi kondisi kita sudah baik, kalau bisa jangan sampai masuk rumah sakit," kata Budi.
Baca juga: Indonesia Terima 1 Juta Dosis Vaksin Sinovac
Dia menjelaskan, tiga strategi utama itu mesti dijalankan bersamaan untuk meningkatkan efektivitas dan hasil penanganan pandemi yang baik. Menurut Budi, negara-negara lain yang memiliki tingkat vaksinasi justru saat ini tengah mengalami lonjakan kasus covid.
Itu terjadi karena penerapan protokol kesehatan tak lagi dijadikan prioritas. Indonesia, imbuh Budi, harus bisa mengambil pelajaran dari negara-negara lain. "Jadi kalau kita tidak mau mengulangi kesalahan yang sama, jangan euforia berlebihan, langsung jalan-jalan ke mana-mana, ke kafe penuh, karena itu masih bisa naik lagi kasusnya," tuturnya.
"Itu dibuktikan oleh Inggris, Israel, Singapura yang vaksinasi sudah 80% pun kasusnya naik kalau memang protokol kesehatan tidak berjalan," sambung dia.
Lebih lanjut, Budi menyampaikan hingga Selasa (26/10), vaksinasi di Indonesia telah berjalan dengan baik. Tercatat total jumlah vaksin yang diterima Indonesia mencapai 248 juta dosis. 237 juta dosis di antaranya sudah didistribusikan ke daerah-daerah, dan 184 juta dosis lainnya telah disuntikkan kepada masyarakat.
Suntikan dosis pertama telah dilakukan kepada 114 juta orang, atau sekitar 54,85% dari target populasi sebesar 208 juta orang. Sedangkan sebanyak 68,88 juta orang, atau 33% dari target populasi telah menerima suntikan vaksin lengkap.
Budi menuturkan, pemerintah akan terus mengakselerasi kapasitas suntikkan per harinya. Saat ini sebanyak 2,34 juta suntikkan dilakukan per hari. Itu telah melampaui target yang diminta Kepala Negara, yakni 2 juta suntikkan per hari.
"Arahan Presiden diminta agar secepat mungkin semua provinsi mencapai angka 60% dosis pertama di bulan November dan 70% dosis pertama di bulan Desember. Itu yang sekarang sedang kami kejar agar seluruh provinsi secara merata bisa mencapai 60% dosis pertama di bulan November dan 70% dosis pertama di Desember," jelas Budi.
Dus, dengan progres cakupan vaksinasi saat ini, Budi memperkirakan hingga akhir 2021 sebanyak 290 juta dosis vaksin dapat disuntikkan kepada masyarakat. Jumlah itu terdiri dari 168 juta orang, atau 80% dari target populasi menerima dosis pertama, dan sebanyak 123 juta orang telah mendapatkan dosis vaksinasi lengkap, atau sekitar 59% dari target populasi. (OL-4)
PEMERINTAH Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, masih menunggu instruksi Pemerintah Pusat untuk melakukan penanganan Covid-19.
Presiden Joko Widodo akan membubarkan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 setelah pemerintah resmi mencabut status kedaruratan pandemi di Indonesia.
Jika memungkinkan, kapan pun berada di ruang publik atau di gedung, pastikan ventilasi alami dengan membuka jendela.
Langkah ini untuk mengoptimalkan kebijakan berlapis dengan pendekatan digital demi pengendalian covid-19, termasuk antisipasi masuknya virus varian baru ke Indonesia.
PROGRAM vaksinasi Covid-19 terus berlanjut di Sumatra Selatan, difokuskan untuk kalangan pelajar.
PELAKSANAAN protokol kesehatan (prokes) Covid-19 harus menjadi kewajiban dalam keseharian masyarakat, untuk menghadapi potensi sebaran varian baru virus korona di tanah air.
Meskipun survei serologi menunjukkan bahwa terjadi peningkatan antibodi pada penerima booster pertama, hal itu tidak serta merta mengabaikan booster kedua
Vaksin booster kedua sangat penting untuk meningkatkan imunitas masyarakat yang pada booster pertama memiliki jarak yang jauh.
Terbitnya vaksin dengan platform mRNA tersebut menambah pilihan vaksinasi primer untuk anak dengan rentang usia 6 bulan sampai kurang dari 12 tahun, selain vaksin Sinovac/Coronava
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved