Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
UMAT Islam akan memperingati Maulid Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam pada 12 Rabiul Awal. Sejumlah ulama berpendapat tentang kebolehan memperingati Maulid Nabi, salah satunya Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani.
Dalam Al Hawi lil Fatawi karya Imam Jalaluddin As-Suyuti dijelaskan bahwa Syaikhul Islam penghafal ribuan hadis zaman ini Abu Fadhl Ibnu Hajar ditanya tentang amalan maulid. "Asal amalan maulid yaitu bid'ah, tidak pernah dinukil dari satu pun ulama salafus shalih dari kurun yang tiga," kata Ibnu Hajar. Kurun yang tiga maksudnya tiga abad setelah masa Nabi Muhammad hidup atau disebut salaf alias terdahulu.
Tidak berhenti di situ. Ia pun melanjutkan bahwa Maulid Nabi mencakup kebaikan-kebaikan dan sebaliknya. Bagi yang memilih di dalam Maulid Nabi kebaikan-kebaikan dan menjauhi perkara sebaliknya, yang demikian menjadi bidah hasanah. Jika sebaliknya, bukan bidah hasanah.
Baca juga: Biodata Nabi Muhammad SAW, Perjalanan Kehidupan, Keluarga, Sifat Fisik
Ibnu Hajar mengaku mengambil dalil Maulid Nabi dari hadits riwayat Bukhari-Muslim. Dalam hadis itu diceritakan bahwa Nabi Muhammad memasuki Madinah lalu menemukan orang-orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura. Nabi pun bertanya kepada mereka tentang hari itu.
Orang-orang Yahudi menerangkan bahwa hari Asyura merupakan saat Allah menenggelamkan Firaun dan menyelamatkan Musa. "Karenanya, kami berpuasa sebagai bentuk syukur kepada Allah ta'ala," tutur mereka.
Baca juga: Bahagia Nabi Muhammad Lahir, Abu Lahab Dapat Keringanan Siksa
Dari kisah itu, Ibnu Hajar mengambil kesimpulan bahwa bersyukur kepada Allah atas peristiwa hari tertentu seperti mendapat nikmat atau selamat dari musibah dapat dilakukan bertepatan pada hari itu di setiap tahun. Bentuk syukur kepada Allah dapat berupa macam-macam ibadah seperti sujud, puasa, sedekah, dan membaca Al-Qur'an. "Lantas nikmat mana yang lebih besar dari nikmat kelahiran Nabi ini, Nabi pembawa rahmat di hari itu?" tandas Ibnu Hajar sebagaimana disampaikan di Kitab Al Hawi lil Fatawi Jilid 1 Halaman 229.
Kesimpulannya, ulama yang digelari sebagai Amirul Mukminin dalam bidang hadits itu menilai peringatan Maulid Nabi merupakan bidah atau hal baru yang diadakan alias tidak dikerjakan ulama salaf tiga abad setelah Nabi wafat. Meskipun dinilai bidah, Ibnu Hajar berpendapat bahwa Mauli dNabi jika diisi kebaikan-kebaikan seperti puasa, sedekah kepada orang-orang, dan membaca Al-Quran termasuk bidah yang baik atau hasanah.
Baca juga: Siapakah Pencetus Peringatan Maulid Nabi Muhammad?
Ibnu Hajar ialah seorang ahli hadits dari mazhab Syafii yang terkemuka. Salah satu karyanya yang terkenal yakni kitab Fathul Bari (Kemenangan Sang Pencipta). Ini merupakan penjelasan dari kitab sahih milik Imam Bukhari dan disepakati sebagai kitab penjelasan Shahih Bukhari paling detail yang pernah dibuat. (OL-14)
MUKJIZAT Al-Qur'an kali ini tentang informasi selamatnya tubuh Firaun yang menentang Nabi Musa AS dan Nabi Harun AS. Langsung saja klik artikel ini untuk lebih jelasnya.
Arkeolog di Luxor, Mesir, mengungkapkan temuan luar biasa di nekropolis kuno Thebes, termasuk dinding fondasi kuil Ratu Hatshepsut yang hampir utuh dan makam Ratu Tetisheri.
Ternyata ada sejumlah rahasia di balik hari Rabu. Hal tersebut diuraikan para ulama. Apa saja keistimewaan dan bahaya yang ada di hari Rabu?
DALAM puasa di bulan suci Ramadan, umat Islam dianjurkan untuk melakukan sahur. Ini karena sahur memiliki sejumlah keberkahan. Setidaknya ada tiga jenis keberkahan dalam sahur.
Dalam kitabnya berjudul al-Ajwibah al-Mardliyyah, juz III, halaman 1116, ulama bermazhab Syafii itu menjawab hal tersebut dengan panjang lebar.
Jadi, siapakah Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani? Berikut pemaparannya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved