Headline
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
DARI begitu banyak peribahasa, ternyata peribahasa 'Tong Kosong Nyaring Bunyinya' menjadi yang terpopuler. Hal itu diungkapkan oleh peneliti dan dosen Sastra Indonesia dari Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UGM Sailal Arimi.
"Dalam penelitian (disertasi) saya, peribahasa ‘tong kosong nyaring bunyinya’ paling banyak diacu masyarakat," ungkap Sailal saat berbicara dalam Seminar Nasional Kajian Linguistik berjudul ‘Argumentasi Keperibahasaan dan Nalar Kearifannya’ yang disiarkan melalui kanal Youtube Kanal Pengetahuan Fakultas Ilmu Budaya UGM.
Menurutnya, setiap masyarakat di dunia mempunyai peribahasanya masing-masing dan jika dilakukan survei, dapat ditemukan peribahasa yang paling banyak diacu oleh setiap masyarakat. Hasil tersebut kemudian dapat menggambarkan nalar kearifan (paremiological minimum) masyarakat.
Dari penelitiannya juga diketahui bahwa peribahasa yang paling banyak diacu masyarakat Jepang adalah ‘monyet sekalipun akan jatuh dari pohonnya’." Pesan yang sama seperti peribahasa 'Sepandai-pandai tupai melompat, akan jatuh juga," yang dimiliki Indonesia.
"Dari perbandingan tersebut, kita mengetahui jika peribahasa itu bersifat universal. Peribahasa itu ada dalam pikiran kita. Tidak hanya dalam konteks daerah tertentu, tetapi juga universal yang diwariskan oleh nenek moyang kita," kata Sailal.
Masyarakat umum mengetahui peribahasa sebagai sebuah ungkapan, kalimat atau kiasan yang indah dan estetis, berisi gambaran atas suatu keadaan, mengandung pesan atau makna tertentu, dan digunakan untuk memberikan nasihat.
Namun bagi Sailal, definisi peribahasa lengkapnya adalah media penyimpan kearifan, tempat potongan sejarah atau kebudayaan masyarakat, kemudian sebagai sarana pengungkap, ilustrator, pernyataan, dan alat penasihat yang beharga, lalu untuk menjelaskan masalah yang kompleks, atau sebagai alat komunikasi untuk mendapatkan posisi terhormat dalam masyarakat.
Dinamis
Selain universal, Sailal mengatakan bahwa peribahasa juga bersifat dinamis. Ia menyontohkan, peribahasa 'Mulutmu adalah harimau-mu' adalah salah satu peribahasa yang populer digunakan. Ungkapan ini berarti bahwa perkataan bisa menjadi “senjata tajam” sehingga dapat menyakiti orang lain jika tidak dijaga.
Namun, dewasa ini kita menemukan peribahasa yang sedikit berbeda, yakni ‘Jarimu adalah harimau-mu’. Lantas apa arti dari perbedaan dan perubahan itu? Lalu, sebenarnya apa yang dimaksud dengan peribahasa itu sendiri?
Sailal mengutarakan, perubahan dari peribahasa ‘mulutmu adalah harimau-mu’ menjadi ‘jarimu adalah harimau-mu’ merupakan contoh dari fenomena dinamika peribahasa.
“Jadi, peribahasa itu (sifatnya) dinamis. Dia (peribahasa) bergeser atau menyesuaikan (dengan) peristiwa sosial tempat dia berada sekarang. Misalnya kalau dulu kita ‘mulutmu harimau itu’ karena kita banyak berbicara, (atau) tidak menggunakan gadget. Tetapi sekarang gadget itu akan menjadi sumber bahaya kalau kita salah pencet. Oleh karena itu, muncul lah peribahasa baru yang disebut dengan peribahasa inovasi,” tutur Sailal. (H-2)
BEBERAPA hari lalu, saya bersama teman-teman kampus mengadakan acara reuni virtual.
MENJALANI isolasi mandiri karena terpapar covid-19 membuat saya menjadi sering mengisi waktu dengan menonton berbagai acara di televisi.
PANDEMI covid-19 menghantam hampir seluruh aspek kehidupan manusia, tak terkecuali kesehatan jiwa.
Baerhati-hati dengan penulisan Amin, bisa berbeda arti. Berikut ini macam-macam tulisan Amin dan artinya serta cara menulis kata amin yang benar.
Kementerian Pariwisata RI, lanjut dia, berkomitmen mendukung pariwisata daerah, dan melalui kegiatan ini diharapkan menambah wawasan dan pengetahuan promosi dalam memasarkan event,
Lomba balap traktor ini merupakan kearifan lokal yang dilakukan setiap awal tanam padi sebagai bentuk rasa syukur.
KEMANDIRIAN masyarakat di setiap daerah harus didorong untuk bisa tercapai. Salah satu cara paling relevan dan efektif adalah dengan memanfaatkan kearifan lokal.
Workshop ini bertujuan memperkuat kapasitas masyarakat dalam memahami, menghadapi, dan merespons bencana secara inklusif dengan pendekatan berbasis kearifan lokal.
Gali kearifan lokal Jawa! Temukan pitutur luhur, nasihat bijak, dan filosofi mendalam yang relevan sepanjang masa. Pelajari budaya Jawa lebih dalam!
Menyinggung inisiatifnya memimpin ParPaluta, Hamsiruddin mengutarakan ingin melestarikan kearifan lokal, sebab itu merupakan identitas diri di tengah globalisasi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved