Headline
Penyelenggara negara tak takut lagi penegakan hukum. Kisruh royalti dinilai benturkan penyanyi dan pencipta lagu yang sebenarnya saling membutuhkan.
Penyelenggara negara tak takut lagi penegakan hukum. Kisruh royalti dinilai benturkan penyanyi dan pencipta lagu yang sebenarnya saling membutuhkan.
MENJADI orangtua di era teknologi seperti saat ini bisa diibaratkan seperti pisau bermata dua. Pada satu sisi, teknologi telah meringankan beban orangtua dalam berbagai aspek. Seperti, mudahnya mencari informasi terkait pengasuhan dan pendidikan anak atau sumber hiburan sehingga tercipta bonding yang erat antara keluarga.
Sebaliknya, teknologi juga menghadirkan beberapa efek negatif. Seperti, orangtua dan anak kecanduan bermain gawai sehingga terkadang malah mengabaikan waktu berkualitas bersama keluarga.
Teknologi tentu mempunyai dampak positif dan negatif bagi penggunanya. Sebagai orangtua, tidak salah jika mengenalkan teknologi pada anak, karena bagaimana pun anak perlu dibiasakan dan dipersiapkan akan dunia modern yang terus berkembang dengan cepat. Tapi perlu ada keseimbangan antara teknologi yang disertai pengawasan dan pengasuhan dari orangtua.
Early Childhood and Education Development (ECED) Program Specialist Tanoto Foundation Arnoldus Paut menjelaskan bahwa dampak akan teknologi tidak bersifat tunggal dan universal.
Baca Juga: Pendidikan pada Keluarga Kunci Sukses Penurunan Stunting
“Dampak yang dirasakan kembali lagi pada isi konten yang disajikan oleh jenis-jenis media teknologi itu sendiri. Kita tidak bisa sepenuhnya mengatakan bahwa TV itu berbahaya bagi anak, namun konten yang disajikan oleh TV tersebut yang perlu kita pantau dan evaluasi apakah membawa manfaat bagi anak,” jelasnya.
Sebagai contoh, ada beberapa konten interaktif yang dapat menjadi alat stimulasi bagi anak. Konten atau tontonan TV yang mengajak anak untuk terlibat seperti bernyanyi bersama, melakukan yel-yel, menamai objek yang muncul, dan sebagainya. Hal-hal ini dapat menambah kosakata anak serta meningkatkan kemampuan berekspresi dan berbahasa yang lebih baik.
Sementara itu, ada pula tontonan yang bersifat satu arah, di mana anak tidak diajak untuk ikut serta secara aktif. Akhirnya, anak hanya menjadi penonton pasif.
Namun begitu, bukan berarti orangtua dapat membiarkan anak menonton konten interaktif untuk waktu yang lama. Bagaimanapun, fokus yang terlalu banyak pada gawai tentu menjadi tidak baik bagi anak. Karena, dapat menimbulkan kecanduan hingga berakibat minimnya waktu bersama keluarga. Waktu untuk bergerak dan beraktivitas pun menjadi kurang, yang dapat berdampak pada kesehatan fisik.
“Di sinilah peran kita sebagai orangtua amat penting. Kita tidak perlu melarang anak untuk tidak menonton atau melihat program-program TV sama sekali, tapi kita bisa menuntun dan mendampingi mereka untuk memilih konten yang tepat dan berikan batas waktu,” imbuh Arnold.
Memonitor dan mengawasi tontonan anak juga dapat melindungi anak dari konten-konten yang tidak mendidik. Karena, bisa saja anak tanpa sengaja membuka konten yang tidak seharusnya mereka lihat.
Dengan semakin berkembangnya teknologi, orangtua pun perlu belajar seiiring dengan perkembangan yang ada. Sehingga, orangtua dapat mempunyai informasi dan pengetahuan yang cukup mengenai cara-cara memanfaatkan teknologi dengan baik dan tepat tanpa memberikan efek yang negatif pada anak. (RO/OL-10)
Xapiens berkomitmen menghadirkan solusi dan peluang kolaborasi di indutri teknologi.
Tiga entitas besar di bidang pengembangan talenta, teknologi, dan transformasi organisasi kini resmi melebur dalam satu identitas baru bernama KTM Solutions.
Australia dan Indonesia bekerja sama erat di bidang siber untuk membangun ketahanan siber dan melindungi dari kerentanan yang berdampak pada keamanan nasional.
Transformasi digital memberikan alat untuk bekerja lebih efisien, merespons kebutuhan pelanggan, dan selaras dengan praktik terbaik global.
Pameran Emergency Disaster Reduction & Rescue Expo (EDRR) Indonesia 2025 kembali digelar di Jakarta International Expo (JIEXPO) Kemayoran.
Penggunaan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) kini tidak hanya soal kecepatan dan efisiensi, tetapi juga bagaimana teknologi ini mampu memahami manusia.
Blue light itu bisa memperparah satu, menaikkan hyperpigmentasi, yang kedua dia menekan pelindung kulit jadi lemah,.
Pengawasan orangtua kepada anak saat mengakses gadget dibutuhkan agar anak bisa memahami batasan akses ke jenis-jenis konten yang sesuai untuk usia mereka.
Ternyata kebiasaan mengakses gadget ini malah membuat pola makan anak menjadi tidak teratur, anak cenderung tidak menyadari rasa lapar.
Program ini bertujuan untuk mendorong masyarakat mengelola limbah elektronik (e-waste) dengan cara yang lebih bertanggung jawab.
Agar lebih seru, pilih tema Ramadan untuk menggambar dan mewarnai.
Gawai sekarang telah menjadi bagian dari kegiatan pendidikan dan interaksi sosial anak, sehingga penggunaannya tidak bisa sepenuhnya dihindari.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved