POGI Pastikan Kemasan Guna Ulang Aman Untuk Janin dan Balita

Abdillah M Marzuqi
05/10/2021 23:52
POGI Pastikan Kemasan Guna Ulang Aman Untuk Janin dan Balita
Alamsyah Aziz(MI/ Abdillah M Marzuqi)

DOKTER spesialis obstetri dan ginekologi (kandungan) dan spesialis anak memastikan air minum dalam kemasan (AMDK) galon guna ulang aman dikonsumsi para ibu hamil dan anak balita. Hal itu dikarenakan migrasi Bisfenol A (BPA) yang akhir-akhir ini dihembuskan pihak-pihak tertentu bisa membahayakan kesehatan janin dan anak balita sangat kecil dan masih di bawah batas aman yang ditetapkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Ketua Pokja Infeksi Saluran Reproduksi Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Alamsyah Aziz mengatakan sampai saat ini tidak pernah menemukan pengaruh BPA terhadap janin. Menurutnya, kelainan bawaan yang terjadi pada anatomi janin itu memang bisa disebabkan karena adanya exposure dari bahan-bahan yang berbahaya, termasuk BPA jika jumlah yang masuk ke dalam tubuh itu cukup tinggi, misalnya mencapai 250 miligram.

“Tapi kenyataannya, yang ditemukan pada ibu hamil, pada janin, itu sangat jauh di bawah rata-rata batas aman keamanan yang sudah ditetapkan BPOM, yaitu sebanyak 600 mikrogram per kilogram berat badan per hari. Jadi migrasi BPA yang terjadi pada galon guna ulang itu sangat di bawah batas keamanan,” ujar dokter spesialis kandungan itu.

Ia mengimbau para ibu hamil agar tidak khawatir menggunakan air dalam kemasan guna ulang. Menurutnya, ibu hamil justru harus memperhatikan asupan gizi, makronutrien, dan mikronutrien yang baik selama kehamilan. Menurutnya, itu akan berdampak terhadap suplai kebutuhan gizi yang baik untuk pertumbuhan janin.

“Sebab, jika kebutuhan gizi ibu tidak terpenuhi, ia akan melahirkan outcome yang sangat berpengaruh pada bayi, sehingga bayi menjadi kecil. Gizi ibu yang buruk juga menyebabkan janin akan kehilangan peluang untuk memperoleh pembentukan otak yang optimal,” katanya.

Jadi, dia menegaskan bahwa pengaruh dari air dalam kemasan galon guna ulang tidak ada sama sekali. Karena pada kenyataannya bahwa sebenarnya dosis yang ditemukan dalam bayi dan janin itu sangat kecil, bahkan 1000 kali lebih rendah dari batas aman yang ditetapkan BPOM.

“Jadi safety limitnya sangat jauh sekali. Masalah seperti komplikasi kanker, hipertensi, pendarahan yang terjadi pada ibu hamil, itu jauh lebih besar, dan juga masalah seperti gizi buruk dan stunting justru ada di depan mata kita,” sambungnya.

Dia juga menjelaskan bahwa tidak semua zat berpengaruh atau zat berbahaya bisa menembus ke plasenta karena memiliki sistem barrier atau sistem pertahanan.

“Jadi, plasenta ini memiliki pertahanan untuk meniadakan terjadinya transmisi secara vertical, baik itu sifatnya yang seperti BPA atau seperti virus juga, sehingga justru malah zat berbahaya itu masuk ke hati dan dilakukan sirkulasi di sana,” pungkasnya. (OL-8)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Polycarpus
Berita Lainnya