Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Pakar ITB dan Undip Pastikan Keamanan Air Kemasan Galon Guna Ulang

Abdillah Muhammad Marzuqi
03/10/2021 20:23
Pakar ITB dan Undip Pastikan Keamanan Air Kemasan Galon Guna Ulang
Ilustrasi(MI/Immanuel Antonius)

GURU Besar Bidang Pemrosesan Pangan Departemen Teknik Kimia Universitas Diponegoro (Undip) Andri Cahyo Kumoro memastikan keamanan penggunaan kemasan guna ulang aman sepanjang dipakai sesuai prosedur. Hal itu dikarenakan potensi migrasi zat prekursor Bisfenol A (BPA) sisa proses pembuatan polikarbonat pada kemasan guna ulang masih berada dalam ambang batas aman dan tidak membahayakan kesehatan manusia.

“Kalau pemakaian, pencucian dan distribusinya galon polikarbonat dilakukan dengan betul, itu tidak perlu dikhawatirkan. Untuk kemasan air galon guna ulang masih dibawah batas toleransi,” terang Andri.

Menurutnya, dalam pemakaian kemasan guna ulang hendaknya meminimalkan paparan terhadap panas (suhu tinggi), goncangan, dan goresan.

“Yang saya kawatirkan itu adalah BPA yang ada di dot susu untuk bayi dan anak balita yang sering terpapar air panas, sering digosok, dan diguncang-guncang. Nah, ini yang perlu menjadi perhatian menurut saya,” tegasnya.

Baca juga : KPAI : Cegah Cyber Bullying, Ajari Anak Menjaga Privasi di Sosial Media

Hal senada juga disampaikan Kepala Laboratorium Teknologi Polimer dan Membran Institut Teknologi Bandung (ITB) Ahmad Zainal Abidin. Pakar polimer itu memastikan keamanan air minum kemasan guna ulang untuk dikonsumsi selama polimer pembentuk tidak terurai kembali menjadi bentuk prekursor. Ia menegaskan semua zat kimia berbahaya.

Tidak hanya BPA, zat-zat prekursor yang digunakan untuk membuat botol atau kemasan plastik PET (polyethylene terephthalate) atau sekali pakai juga sama berbahayanya. Misalnya, salah satu prekursor botol atau kemasan plastik PET bernama etilena glikol juga beracun dan bisa menyerang sistem saraf pusat, jantung, dan ginjal.

“Tapi, dalam bentuk polimernya, dimana zat-zat kimia yang menjadi prekursor bahan pembuat botol atau galon plastk itu beraksi secara kimia membentuk polimer PC dan PET, itu menjadi tidak berbahaya. Yang penting tetap dijaga adalah bagaimana agar polimer itu tidak terurai kembali menjadi bentuk prekursornya. Karenanya, kemasan-kemasan itu perlu diawasi secara berkala oleh BPOM,” tutur Zainal.

Menurut Zainal, BPOM pasti tidak main-main dalam mengawasi semua kemasan pangan yang beredar di pasaran. Dia menyebut laboratorium yang digunakan BPOM untuk melakukan uji keamanan terhadap kemasan pangan itu sudah bersertifikat dan diakui oleh Badan Akreditasi Nasional.

“Jadi, hasil penelitian yang dilakukan di laboratorium ini juga pasti akurat dan bisa dipercaya,” ucapnya. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Baharman
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik