Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

WHO Targetkan Kendalikan Meningitis pada 2030

Mediaindonesia.com
28/9/2021 20:43
WHO Targetkan Kendalikan Meningitis pada 2030
Seorang petugas dinas kesehatan menyuntikkan vaksin meningitis kepada seorang calon haji di RS Islam Surabaya.(Antara/Eric Ireng.)

ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) meluncurkan rencana, Selasa (28/9), agar penyakit meningitis (radang selaput otak) di bawah kendali pada 2030. Ini berarti akan ada pemangkasan 250.000 kematian tahunan yang disebabkan oleh penyakit itu.

Meluncurkan strategi global pertama untuk mengatasi penyakit itu, WHO mengatakan ingin menghilangkan epidemi meningitis yang disebabkan bakteri sebagai bentuk paling berbahaya. Dengan demikian, WHO berharap upaya itu mengurangi separuh jumlah kasus dan mengurangi kematian hingga 70%. Badan tersebut juga ingin secara signifikan mengurangi kecacatan yang disebabkan oleh penyakit tersebut.

"Di mana pun itu terjadi, meningitis bisa mematikan dan melemahkan, menyerang dengan cepat, memiliki konsekuensi kesehatan, ekonomi dan sosial yang serius, dan menyebabkan wabah yang menghancurkan," kata Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. "Sudah waktunya untuk mengatasi meningitis secara global selamanya dengan segera memperluas akses ke alat yang ada seperti vaksin, memelopori penelitian dan inovasi baru untuk mencegah, mendeteksi, mengobati berbagai penyebab penyakit, serta meningkatkan rehabilitasi bagi mereka yang terkena dampak."

Meningitis merupakan peradangan berbahaya pada selaput yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang, terutama disebabkan oleh infeksi bakteri dan patogen lain termasuk virus dan jamur. Meningitis yang disebabkan oleh infeksi bakteri cenderung menjadi bentuk yang paling serius karena dapat memicu epidemi yang menyebar dengan cepat.

Meningitis dari bakteri membunuh satu dari 10 orang yang terinfeksi, kebanyakan anak-anak dan remaja. Ini juga meninggalkan satu dari lima penderita dengan cacat jangka panjang, seperti kejang, kehilangan pendengaran dan penglihatan, kerusakan saraf, dan gangguan kognitif.

Baca juga: Wabah Meningitis Tewaskan 129 Penduduk Kongo

Selama 10 tahun terakhir, epidemi paling sering terjadi di daerah yang disebut Sabuk Meningitis. Ini mencakup 26 negara di Afrika sub-Sahara dari Senegal hingga Ethiopia. (AFP/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya