Minggu 26 September 2021, 10:36 WIB

Maksimalkan Potensi Lokal Semau dengan Internet

mediaindonesia.com | Humaniora
Maksimalkan Potensi Lokal Semau dengan Internet

MI/SUSANTO
Anggota Geng Motor Imut bersama warga memberikan pakan ternak babi di Desa Letbaun di Pulau Semau, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

 

TIM ekspedisi Bakti untuk Negeri kali ini menyambangi Desa Letbaun di Pulau Semau, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Di sini tim melihat bagaimana ketiadaan jaring­an internet cukup menghambat banyak hal.

Di wilayah yang memiliki potensi di bidang pertanian dan peternakan ini, kehadir­an internet dibutuhkan untuk mendapatkan akses informasi dan edukasi, maupun pemasaran produk. Saat ini, masyarakat dibantu oleh sebuah komunitas yang turun ke desa-desa untuk membagikan ilmunya.

Komunitas itu bernama Geng Motor Imut. Seperti namanya, geng motor ini jauh dari kesan geng motor pada umumnya yang suka kebut-kebutan dan membuat ke­ona­ran. Mereka turun ke desa-desa untuk menyampaikan berbagai penyuluhan seperti penyuluhan tentang pengolahan pakan ternak babi.

Menurut Co-Founder Geng Motor Imut Arry Pellokila, para anggota di geng motor­nya mempunyai latar belakang pertanian dan peternakan. Arry menjelaskan bahwa Pulau Semau memliki potensi di bidang pertanian dan peternakan. Menurutnya, sekitar 40%-50% sumber bahan pangan yang dikonsumsi di Kupang berasal dari Pulau Semau.

Arry mengakui untuk memaksimalkan potensi tersebut, kehadiran jaringan internet di pulau ini mutlak diperlukan. Selain untuk komunikasi masyarakat, internet dianggap bisa membantu pemasaran produk yang dihasilkan masyarakat Pulau Semau.

“Karena selama ini masyarakat mau menjual hasilnya hanya tergantung dari orang datang ke sini, baru beli. Kalau ada internet mungkin banyak orang di Semau yang berusaha memperkenalkan hasil produknya kepada dunia luar,” kata Arry.

Salah seorang peternak di Semau, Semaya Thomas Katu, menyampaikan bahwa para peternak sangat membutuhkan akses informasi yang layak. “Dengan adanya jaringan internet yang bagus, saya pikir untuk soal akses informasi, soal jual (hasil ternak) ke pasar, itu lebih bagus,” tuturnya.

Desa Letbaun terbilang cukup terbelakang perihal akses jaring­an internet jika dibandingkan dengan desa-desa lain di Pulau Semau. Menurut Kepala Desa Letbaun Markus Batmaro, sinyal hanya bisa didapat di titik-titik tertentu di sekeli­ling desa.

“Tetapi sebagian besar terutama di pusat pemerintahan Desa Letbaun memang susah sinyal, tidak ada sama sekali,” ungkap Markus.

Tim Ekspedisi Bakti untuk Negeri merasakan sendiri ketiadaan sinyal telekomunikasi di desa ini. Jangankan untuk mengakses internet, untuk menelepon atau mengirim pesan singkat (SMS) pun sama sekali tidak bisa. Pemerintah desa, misalnya, harus berini­siatif mencari lokasi yang sinyal internetnya stabil supaya koordinasi dengan pemerintah pusat berjalan baik.

Padahal, kata Markus, di era sekarang semuanya serba digital, termasuk pelayanan publik. “Untuk pelayanan publik memang sangat berpengaruh. Ada beberapa tuntutan yang harus dipenuhi secara online, baik ke pemerintah daerah maupun pusat,” ujar Markus.

“Dengan kondisi yang ada, ya pasti dimaklumi. Tetapi tentunya pasti ada teguran. Karena memang sering kita terlambat karena kita himpun data, kita cari tempat (mengakses internet), jadi ada keterlambatan,” imbuhnya.

Seluruh masyarakat di Desa Letbaun dan Pulau Semau pun berharap jaringan telekomunikasi segera masuk melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Kominfo. Dengan begitu, mereka bisa mengakses jendela dunia lebih luas.

Sekdis Kominfo Kota Kupang Agus Tupa menyebut pemerintah pusat sudah merea­lisasikan pembangunan 27 tower base transceiver station (BTS) untuk wilayah Kupang. Penantian panjang warga di Pulau Semau menyambut internet yang stabil pun selangkah lebih dekat dengan dibangunnya tower BTS di Desa Letbaun.

Pembangunan BTS ini te­rus dipercepat untuk memperkuat daya saing dan mendorong perekonomian lokal. Menurut Tower Implementasi Pro­ject Manager NTT Marnaek Afroganda, progres pembangunan BTS di Letbaun sudah mencapai 85%. Lama pemba­ngunannya sendiri mencapai dua bulan, dari mulai fondasi, pendirian tower, hingga pemasangan jaringan 4G.

Marnaek menyebut tantangan terbesar pembangunan tower BTS di wilayah ini adalah kontur tanah yang berupa karang. “Kita harus menggunakan eskavator atau jack hammer manual, di mana kita membutuhkan waktu lebih lama, bisa sampai 2 minggu,” katanya.

Bupati Kupang Korinus Masneno menyebut internet memang sudah menjadi kebutuhan masyarakat saat ini. Dia mencontohkan kondisi pandemi sekarang membuat aktivitas jual beli dilakukan secara online.

“Di bidang UMKM, dengan adanya prokes di mana ­orang jarang berkumpul dan sebagainya, mereka (pelaku UMKM) sudah menggunakan media-media internet dalam rangka memasarkan hasil produknya,” kata Korinus.

Dia percaya bahwa suatu ketika semua wilayah di 24 kecamatan dan 177 desa/kelurahan di Kabupaten Kupang akan terjangkau oleh internet. “Harapan kami, gunakan internet dengan cara yang sehat. Informasi bisa mendatangkan keuntungan tapi juga malapetaka, maka jangan gunakan internet untuk hal-hal yang tidak baik,” pungkasnya. (Ifa/S2-25)

Baca Juga

MI/Usman Iskandar

Upaya Pengentasan Kemiskinan Harus Terintegrasi dan Konsisten

👤Abdillah M. Marzuqi 🕔Minggu 04 Juni 2023, 23:07 WIB
Efektivitas penanggulangan dan penghapusan kemiskinan ekstrem harus ditingkatkan untuk menjawab sejumlah tantangan dalam upaya...
dok. Meccaya

Meccaya Ikut Sukseskan 2nd Borobudur World Peace & Prosperity Event

👤Ghani Nurcahyadi 🕔Minggu 04 Juni 2023, 22:25 WIB
kegiatan lintas agama tersebut menggabungkan doa perdamaian dan kesejahteraan...
ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

Bisa Ditangkap, Jemaah Haji Diimbau Hindari Jasa Kursi Roda Ilegal

👤Windy Dyah Indriantari 🕔Minggu 04 Juni 2023, 21:20 WIB
JEMAAH haji yang tidak mampu melaksanakan tawaf dan sai dengan berjalan kaki diimbau menggunakan jasa kursi roda yang disediakan petugas...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya