Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
KEPALA Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan teknologi Endang Aminudin Aziz mengatakan, salah satu faktor penyebab masih rendahnya literasi di Indonesia ialah karena keterbatasan akses bahan ajar.
“Jadi rendahnya literasi masyarakat bukan karena minat membaca masyarakat yang rendah. Kami melakukan analisis dan ditemukan bahwa keterbatasan akses masyarakat terhadap buku atau bahan ajar ditambah keterbatasan waktu untuk membaca menjadi dua hal yang menyebabkan rendahnya literasi,” kata Endang ada kegiatan Riung Media, Kamis (23/9).
Karena itu Badan Bahasa, lanjut Aminudin berupaya terus untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap bahan ajar. Salah satu caranya adalah menyiapkan bahan ajar sebanyak mungkin.
“Kita siapkan buku literasi dan juga menerjemahkan buku-buku berbahasa asing,” lanjut Aminudin.
Dalam satu tahun terakhir ini, diakui Aminudin, Badan Bahasa telah menerjemahkan 1.375 buku berbahasa asing dan 250 buku bahasa daerah. Buku-buku tersebut diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Targetnya dalam 4 tahun yang akan datang, jumlah buku terjemahan baik dari bahasa asing maupun bahasa daerah bisa mencapai lebih dari 5.000 judul buku.
Di samping itu Badan Bahasa juga menyusun buku sendiri dengan target per tahun 75 judul buku. Hingga saat ini sudah 748 judul buku telah disusun Badan Bahasa guna mendukung literasi masyarakat.
Baca juga : Perpusnas Beri Apresiasi Bagi Insan Literasi
Amin menjelaskan untuk kegiatan menerjemahkan buku berbahasa asing, pihaknya menjalin kerjasama dengan berbagai negara dengan tujuan untuk menghemat biaya. Karena untuk menerjemahkan buku-buku berbahasa asing, kita diwajibkan membayar lisensi dari buku tersebut.
“Sistem pembayaran lisensi buku itu berlaku sesuai dengan jumlah buku yang kita cetak. Makin banyak dicetak maka makin mahal biaya yang harus dikeluarkan. Tetapi jika bekerjasama dengan pemerintah negara lain, tentu biaya tersebut bisa kita hemat,” tukas Amin.
Dalam kesempatan tersebut Kepala Badan Bahasa juga menjelaskan terkait perkembangan Bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional. Badan Bahasa tersebut berupaya memperluas penggunaan Bahasa Indonesia ke berbagai penjuru dunia melalui program BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing). Program yang digagas sejak 2015 tersebut telah berhasil mengirimkan ratusan guru Bahasa Indonesia ke sejumlah negara.
“Sebelum pandemi kita kirim rata-rata antara 25 sampai 30 guru Bahasa Indonesia ke berbagai negara. Jumlah pemelajar sekitar 10 ribu per tahun atau 62 ribu selama tahun berlangsung,” tukasnya.
Tetapi sejak pandemi, Badan Bahasa tidak perlu lagi mengirimkan guru BIPA. Pembelajaran Bahasa Indonesia bagi penutur asing dilakukan melalui metode daring. Cara ini ternyata jauh lebih efektif dan efisien karena jumlah pemelajar meningkat drastic mencapai lebih dari 20 ribu dalam satu tahun terakhir ini.
Selain melalui program BIPA, Badan Bahasa juga terus meningkatkan jumlah kosa kata Bahasa Indonesia melalui padanan kata asing maupun kata dari bahasa daerah. Saat ini jumlah kosa Bahasa Indonesia sekitar 114 ribu kosa kata. Targetnya hingga 2024 jumlah kosa kata bahasa Indonesia bisa mencapai lebih dari 200 ribu.. (RO/OL-7)
Mahasiswa diajak mengenali lebih dalam cara kerja platform fintech peer-to-peer (P2P) lending, dan mengenal risiko dan manfaat dari pemanfaatan teknologi finansial.
Sepanjang Januari hingga Mei 2025, layanan ini membukukan 443 juta transaksi, didukung oleh 1,19 juta agen yang tersebar di 67.013 desa di seluruh Indonesia.
Lo Kheng Hong menekankan mahasiswa agar tidak mudah tergiur janji keuntungan cepat. Karena itu pentingnya kesabaran dalam berinvestasi.
Orangtua, pendidik, dan berbagai lembaga kini mulai menyasar kalangan anak dan remaja untuk menanamkan literasi keuangan yang bisa menyeimbangkan kebutuhan dan keinginan.
Kemenag meningkatkan pendidikan berkualitas yang merata melalui peningkatan kualitas pendidikan agama Islam (PAI) bagi guru PAI dan siswa muslim di sekolah.
Manajemen keuangan merupakan pengetahuan esensial bagi generasi muda untuk membentuk kebiasaan yang baik dalam mengelola uang.
Lebih dari sekadar karya tulis, buku karya Connie Rahakundini Bakrie ini adalah seruan dan ajakan untuk membangkitkan kesadaran kolektif bangsa akan makna sejati berbangsa dan bernegara.
Hingga Juni 2024, telah disalurkan 490 Al-Qur’an dan 13.790 buku tulis ke sekolah-sekolah dasar di wilayah Tangerang.
Buku ini bukan hanya kumpulan resep, melainkan potret kehidupan harian masyarakat Indonesia dari sudut pandang kuliner.
ASTA Index mengatasi keterbatasan metode pengukuran konvensional yang hanya fokus pada indikator makro.
Buku tersebut merupakan bagian dari komitmen dan kontribusi IFSR dalam mendukung pelaksanaan MBG yang telah ditetapkan sebagai program prioritas Presiden Prabowo Subianto.
Literasi digital tak hanya mampu menggunakan perangkat tetapi juga tentang mampu mengevaluasi informasi secara kritis.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved