Syaharuddin Raih Lencana Adhi Bhakti Tani Nelayan Utama

Mediaindonesia.com
21/9/2021 17:44
Syaharuddin Raih Lencana Adhi Bhakti Tani Nelayan Utama
Wakil Ketua DPRD Sulawesi Selatan (Sulsel) dari Fraksi Partai NasDem, Syaharuddin Alrif(Dok partainasdem.id)

Wakil Ketua DPRD Sulawesi Selatan (Sulsel) dari Fraksi Partai NasDem, Syaharuddin Alrif, memperoleh penghargaan Lencana Adhi Bhakti Tani Nelayan Utama. Penghargaan tersebut merupakan penghargaan tertinggi dari Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional.

Kepastian itu setelah KTNA melalui surat nomor: 048/KTA-NAS/09/2021, mengundang H Syaharuddin Alrif, Kamis (23/9), dalam rangka penyelenggaraan rembuk paripurna KTNA Nasional di kantor Kementerian Pertanian, untuk menerima Penghargaan Lencana Adhi Bhakti Tani Nelayan Utama.

Lencana yang akan diberikan merupakan penghargaan atas pengabdian, kesetiaan dalam mendampingi, memotivasi semangat dan tanggung jawab serta kemandirian petani dan nelayan dalam meningkatkan pembangunan pertanian, perikanan, dan kehutanan serta sistem dan usaha agribisnis, sehingga dapat dijadikan teladan bagi setiap warga negara Indonesia.

Dengan penghargaan itu Syahar mengaku bersyukur, meski menurutnya, bertani bukan untuk meraih penghargaan tapi meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani.

Sekretaris DPW Partai NasDem Sulsel itu juga menceritakan awal ia merintis karirnya. Awalnya orang mencibir bahkan sebagian orang menertawakannya saat memulai menanam porang. Tanaman jenis ubian yang ditanam di lahan tandus yang hanya ditumbuhi padang ilalang di desa Talawe, Kecamatan Sidenreng – Sidrap, Sulsel.

Cibiran orang ada benarnya. Porang yang ditanam perdana di lahan 50 Ha, itu banyak mati, sisanya kerdil dan pertumbuhannya lambat. Tapi hal itu tak membuat Syahar patah arang. Justru, menjadi pelecut semangat untuk bertani lebih serius.

Dengan semangat itu Syahar tak hirau kulitnya terpanggang matahari atau sekujur tubuhnya menggigil diguyur hujan deras. Berbagai cara dilakukan untuk sukses dan fokus pada tanaman porang.

Tanah tandus diolah dengan memberi ratusan ton sekam padi dari pabrik penggilingan beras yang tidak jauh dari lokasi kebun. Lalu ditanami puluhan ribu pohon pisang agar menjadi pohon pelindung yang cepat, mudah tumbuh dan produktif.

Selang delapan bulan, pisang tumbuh lebat dan porang menampakkan hasil yang menggembirakan. Sudah ada katak atau buah porang yang setiap pohonnya dua sampai lima buah katak.

Kesuksesan ini membuat banyak orang decak kagum termasuk yang awalnya mencibir karena tidak percaya porang bisa tumbuh di tanah tandus. Tak hanya porang dan pisang yang dikembangkan, kini ratusan batang kelor, sukun dan lainnya tumbuh lebat.

Atas sukses itu, anak mudah Sulsel ini tidak lagi disibukkan memimpin rapat dan melayani tamu di DPRD Sulsel. Akan tetapi juga harus cerdas dan lebih disiplin menerima tamu di Sekolah Alam Porang binaanya. (OL-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati
Berita Lainnya