Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Kesembuhan Covid-19 Bertambah Mencapai 3.837.640 Orang

Ferdian Ananda Majni
05/9/2021 19:50
Kesembuhan Covid-19 Bertambah Mencapai 3.837.640 Orang
POSITIVITY RATE TURUN: Pengendara sepeda motor melintas di depan mural informasi bahaya covid-19 di Pandeglang, Banten.(ANTARA/ MUHAMMAD BAGUS KHOIRUNAS )

PERKEMBANGAN penanganan pandemi covid-19 per 5 September 2021 secara nasional, angka kesembuhan harian bertambah mencapai 10.191 orang per hari. Adanya penambahan hari ini meningkatkan angka kumulatif kesembuhan hingga menembus angka 3,8 juta orang atau 3.837.640 orang (92,9%).

Sejalan dengan itu, kasus aktif atau pasien positif yang masih membutuhkan perawatan medis, berkurang lagi sebanyak 5.180 kasus dan totalnya menurun menjadi 155.519 kasus (3,8%). Pada penambahan pasien terkonfirmasi positif (RT-PCR/TCM dan rapid antigen), hari ini bertambah sebanyak 5.403 kasus dan kumulatifnya, atau jumlah pasien terkonfirmasi positif yang tercatat sejak kasus pertama hingga hari ini mencapai 4.129.020 kasus.

Disamping itu, pasien meninggal juga bertambah lagi sebanyak 392 kasus dan kumulatifnya mencapai 135.861 kasus (3,3%). Selain itu, dari hasil uji laboratorium per hari, spesimen selesai diperiksa (RT-PCR/TCM dan rapid test antigen) per hari sebanyak 171.885 spesimen dengan jumlah suspek sebanyak 264.081 kasus.

Untuk perkembangan program vaksinasi, penerima vaksin pertama terus bertambah dan hari ini sebanyak 429.004 orang dengan totalnya melebihi 66 juta orang atau 66.782.673 orang.

Sedangkan yang menerima vaksinasi kedua juga meningkat melebihi 38 juta orang atau angka tepatnya 38.223.153 orang termasuk tambahan hari ini sebanyak 192.501 orang. Serta penerima vaksin ketiga bertambah sebanyak 6.482 orang dan kumulatifnya sebanyak 713.060 orang. Untuk target sasaran vaksinasi berada di angka 208.265.720 orang.

Lebih lanjut, melihat perkembangan penanganan per provinsi, terdapat lima provinsi menambahkan pasien sembuh harian tertinggi. Provinsi Jawa Tengah menambahkan 1.042 orang dan kumulatifnya 424.861 orang, diikuti DI Yogyakarta menambahkan 981 orang dan kumulatifnya 138.103 orang, Jawa Timur menambahkan 879 orang dan kumulatifnya 350.172 orang, Jawa Barat menambahkan 804 orang dan kumulatifnya 668.302 orang serta Kalimantan Timur menambahkan 649 orang dan kumulatifnya 142.197 orang.

Lalu, pada penambahan kasus terkonfirmasi positif harian terdapat 5 provinsi dengan angka tertinggi. Yakni di Jawa Tengah menambahkan 625 kasus dan kumulatifnya 473.276 kasus, diikuti Jawa Timur menambahkan 448 kasus dan kumulatifnya 387.060 kasus, Sumatra Utara menambahkan 393 kasus dan kumulatifnya 99.215 kasus, Jawa Barat menambahkan 355 kasus dan kumulatifnya 694.714 kasus serta DKI Jakarta menambahkan 303 kasus dan kumulatifnya 852.692 kasus.

Selain itu, terdapat 5 provinsi dengan angka kematian harian tertinggi diantaranya di Jawa Tengah menambahkan 89 kasus dan kumulatifnya tertinggi mencapai 28.964 kasus, diikuti Jawa Timur menambahkan 70 kasus dan kumulatifnya 28.679 kasus, Kalimantan Timur menambahkan 22 kasus dan kumulatifnya 5.180 kasus, Sulawesi Selatan menambahkan 22 kasus dan kumulatifnya 2.091 kasus serta Riau menambahkan 21 kasus dan kumulatifnya 3.831 kasus.

Disamping itu, hasil uji per hari jejaring laboratorium berbagai wilayah, jumlah kumulatif spesimen selesai diperiksa mencapai 33.215.453 spesimen. Terdiri dari spesimen positif (kumulatif) sebanyak 7.667.077 spesimen dan spesimen negatif (kumulatif) sebanyak 23.852.215 spesimen.

Positivity rate spesimen (NAA dan Antigen) harian di angka 5,53% dan positivity rate spesimen mingguan (29 Agustus - 4 September 2021) di angka 8,31%. Sementara spesimen invalid dan inkonklusiv (per hari) berjumlah 72 spesimen.
Untuk jumlah orang yang diperiksa per hari ini ada 104.944 orang dan kumulatifnya 22.112.218 orang. Lalu pada hasil terkonfirmasi negatif jumlah kumulatifnya meningkat menjadi 17.983.183 orang termasuk tambahan hari in sebanyak 99.541 orang.
Sementara positivity rate (NAA dan Antigen) orang harian di angka 5,15% dan positivity rate orang mingguan (29 Agustus - 4 September 2021) di angka 6,97%. Secara sebaran wilayah terdampak masih berada di 34 provinsi dan 510 kabupaten/kota.
Sebelumnya, perkembangan baik penanganan covid-19 di Agustus 2021 jangan disikapi dengan lengah oleh semua pemerintah daerah (Pemda). Pemda wajib mencari tahu penyebab utama kasus kematian pasien yang ada di daerahnya.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menyebut angka kematian per Agustus 2021 tercatat sebanyak 37.330 kasus. Disamping itu, saat ini varian delta masih menjadi varian of concern (VOC) terbanyak berdasarkan hasil sequencing pada 5.790 dengan 2.323 sampel VOC yang terdiri varian Alfa 64 sampel, Beta 17 sampel dan delta 2.242 sampel. "Kita harus berfokus pada penurunan angka kematian,"  Wiku.

Tingginya angka kematian ini, dijelaskan, bisa disebabkan oleh berbagai hal. Bisa karena tingkat keterisian rumah sakit yang penuh, alat kesehatan yang dibutuhkan tidak tersedia di rumah sakit rujukan, tidak ada tempat isolasi terpusat atau adanya isolasi terpusat yang tidak dimanfaatkan dengan baik. Atau juga bisa dikarenakan penanganan tidak disegerakan karena tidak berjalannya funfsi posko atau satgas desa/kelurahan.

Dalam hal penanganan di tingkat daerah, Pemda diwajibkan tidak hanya memahami 1 data saja. Namun juga wajib mengaitkan 1 data dengan lainnya, agar dapat diidentifikasi masalah yang sebenarnya.

Beberapa contoh disebutkannya, seperti hubungkan data kematian dengan hal-hal yang berpotensi menjadi penyebab angka kematian yang masih tinggi. Seperti data keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Ratio (BOR) dan ketersediaan alat kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan.

Lalu, hubungkan data kematian dengan ketersediaan dan pemanfaatan tempat Isolasi terpusat dengan jumlah satgas posko dan pelaksanaan fungsi posko hingga tingkat RT RW. Pemda juga harus mulai meninjau karakteristik kematian di daerahnya masing-masing, baik berdasarkan usia maupun berdasarkan tingkat gejalanya.

"Pada prinsipnya, seluruh kepala daerah wajib mencari tahu penyebab kematian utama didaerahnya dan menghubungkan dengan keadaan kapasitas daerah. Agar dapat segera menemukan akar permasalahan di daerahnya dan melakukan perbaikan yang diperlukan," pungkas Wiku.(H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Soelistijono
Berita Lainnya