Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Tantangan Kehumasan di Masa Pandemi Covid-19

Mediaindonesia.com
02/9/2021 20:00
Tantangan Kehumasan di Masa Pandemi Covid-19
Para pembicara dalam webinar soal kehumasan di masa pandemi.(Dok.GPR Institute )

PANDEMI covid-19 yang terjadi di seluruh dunia, termasuk Indonesi selama hampir dua tahun terakhir memang telah melumpuhkan berbagai sektor kehidupan masyarakat. Bahkan hal itu juga dialami para pelaku kehumasan.

Celakanya, selain dihadapkan pada tantangan pandemi covid-19, mereka juga menghadapi tantangan era disrupsi akibat meningkatnya perkembangan teknologi media digital. Hal itu diungkapkan CEO SuaraPemerintah.ID Arief Munajad dalam Webinar Nasional Indonesia Public Relations 2021 bertema, Public Relations in the Era of Pandemic dan Disruption for Government, BUMN & BUMD, Kamis (2/9).

Baca juga: Media Group Raih Anugerah Sebagai Contributing Media

“Posisi public relations memiliki peran penting sebagai jembatan komunikasi antara instansi dengan masyarakat publik. Di tangan kehumasan inilah berbagai informasi komprehensif bisa tersampaikan kepada khalayak publik,” ujar Arif secara virtual.

Arief Munajad menambahkan, bahwa menjadi hal krusial bagi pelaku kehumasan, khususnya di instansi pemerintah (Government PR) untuk melakukan kegiatan publikasi efektif dan efisien di tengah berbagai tantangan dan perkembangan teknologi informasi. “Kami dari GPR Institute bersama media SuaraPemerintah.ID menggelar webinar ini dengan harapan ikut serta memberikan kontribusi dalam meningkatkan kualitas pelaku kehumasan adaptif mengikuti perkembangan teknologi yang ada,” jelas Arief Munajad.

Pada kesempatan sama Dirjen IKP Kemenkominfo RI Usman Kansong menambahkan bahwa pandemi mengubah gaya hidup masyarakat, sehingga para humas juga turut mengubah cara menyebarkan informasi positif sehingga sampai ke khalayak tepat sasaran. “Mengubah pola pikir, merubah pola kerja, akeselarasi kerja, adaptasi, dan penguasaan media digital itu perlu dimiliki humas saat ini.”

Untuk itu, kata dia, humas perlu mengembangkan jaringan ke berbagai lembaga, organisasi dan lini lainnya. Sehingga semua sumber informasi didapatkan dengan mudah tanpa kesulitan menjaring, mensortir, dan menyebarkan berita positif.

“Humas juga perlu kolaborasi, bangun jaringan ke berbagai pihak, lembaga pemerintah, swasta, orgaisasi. Sehingga praktisi humas terbuka ruang komunikasi. Menangkal hoaks dan diskomunikasi di lingkup secara luas,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Badan Kordinasi Humas Prof. Dr. Widodo Muktiyo mengatakan bahwa peran humas adalah sebagai sebuah seni. Bagaimana praktisi humas memainkan peran menyampaikan berita positif dari suatu lembaga baik pemerintah, swasta ke masyarakat.

“Ilmu humas itu bagian dari seni. Otak kanan dan otak kiri harus seirama dan seimbang. Sehingga para pelaku humas berhasil dan sukses dalam menyampaikan informasi kehumasannya,” ujar Widodo.

Dia menambahkan, bahwa profesi humas sekarang ini menjadi sebuah jabatan prestisius, sebab sebagai ujung tonggak sebuah kelembagaan, baik pemerintah maupun swasta. “Jangan minder jadi humas, sekarang ini humas selalu mendampingi pimpinan. Mereka posisinya penting dalam penyalur informasi kebijakan pimpinan. Humas tidak lagi duduk di belakang jauh bahkan dahulu jabatan itu dianggap sebelah mata , tapi sekarang posisi humas sangat penting dalam upaya citra positif kelembagaan.”

Senada dengan Widodo, Head of Corcomm PT Pegadaian, Basuki Tri Andayani  menambahkan, tugas pokok Corporate Communication adalah untuk menjaga, dan meningkatkan citra perusahaan. Saat masa pandemi ini juga menjadi sebuah tantangan dan peluang para humas dalam mengembangkan ide, inovasi serta kreativitas.

“Seluruh kegiatan perusahaan di kantor maupun event kita sususn strategi dengan menjalin jaringan, semisal ke para jurnalis, perlombaan menulis, dan lain-lainnya,” ungkap Basuki.

Ketua IPRA Humas Cabang Daerah Provinsi Jawa Timur, I Gede Alfian Septamiarsa  menjelaskan, di era digital yang serba cepat ini, kecanggihan teknologi terus berkembang dan berubah setiap hitungan detik. Cepat dan Dinamis. “Humas harus siap dengan perubahan. Konvergensi media dari konvensional ke digital, update berita, informasi terkini sehingga tidak gagap teknologi dan informasi.”

Selain melek informasi, sambung I Gede Alfian, peran humas juga menangkal hoax dan komentar negatif. Cek fakta media dan sosmed mempengaruhi kualitas kehidupan secara keseluruhan. “Semua kehidupan beralih ke internet, terhubung dan berbagi satu sama lain, sepanjang hari, setiap hari, humas harus cerdas memilah informasi."

Sementara itu, CEO TRAS N CO Indonesia, Tri Raharjo mengungkapkan bahwa perkembangan media digital sekarang sangat masif dan pelaku Public Relation harus mengikuti perkembangan zaman, karena sangat membantu perusahaan dalam membangun reputasi terutama diranah digital.

“Perkembangan media sosial juga berkembang pesat, dari facebook, twitter, instagram, sampai tiktok. Pelaku humas harus mengikuti perkembangan zaman era digital sehingga informasi yang disampaikan bisa tersalurkan ke berbagai Platform media sosial kekinian,” ujarnya. (RO/A-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Maulana
Berita Lainnya